34 - SAKIT LAGI

460 63 3
                                        

"Shalooooooommm~~~~~~~~~~~"

Toa dalam wujud manusia yang sudah lama ditunggu Juna akhirnya datang. Lengkap dengan sekantung besar roti BreadTalk pesanannya.

"Dateng juga kurir kesayangan gue" ucap Juna sambil merentangkan tangannya dengan maksud menyambut roti nya.

"Sialan lo!" Umpat Genta tanpa difikir dulu.

"Tumbenan sendiri? Ga ngajak ayang beb?" Tanya Juna setelah berhasil merebut kantung tersebut dari Genta.

"Tuh, mereka pipis dulu ceunah" ucap Genta sambil menunjuk ke arah luar pintu dengan dagunya.

Mereka

Juna baru sadar kalau jumlah rotinya lebih 2.

"Lu ngajak siapa aja?" Tanya Juna pelan.

"Lia sama—"

Cklek!

Tidak perlu dilanjutkan, karena pintu keburu terbuka dan menampakkan dua gadis dengan rambut hitam panjangnya.

"Buset dingin amat kayak kamar gw" komentar Selli begitu memasuki kamar Lentera.

"Kamar lu dingin, Sel?" Lia jadi penasaran.

"Banget, Li! Nginep aja. Cobain" Jawab Selli berbangga diri.

"Ikutan~~~" Genta mengangkat tangannya antusias dan berakhir mendapat geplak-an di kepala.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Juna?

"Sinting lu ya?"

Kedua perempuan itu tidak menanggapi ucapan tidak waras dari Genta. Mereka menaruh tas mereka, lalu berjalan mendekati ranjang Lentera.

"Gimana, Ra? Udah enakan?" Tanya Lia.

"Udah kok. Besok udah boleh pulang" Jawab Lentera.

"Masuk rumah sakit jam berapa?" Tanya Selli basa-basi.

"Jam 7 an kayaknya. Bosen banget deh serius, untung ada kalian" jawab Lentera.

Selli melirik Juna yang entah sedang membicarakan apa dengan Genta. Hanya saja ekspresi Genta berulang kali berubah dan kebanyakan terlihat excited. Mungkin mereka sedang mengobrol soal game atau entahlah.

"Juna disini dari jam berapa?" Tanya Selli lagi.

"Jam 8."

"Seriusan? Udah bangun tu anak jam segitu?"

Lia tertawa "Juna mah kalo buat Lentera mau subuh-subuh juga pasti dijabanin."

Lentera cuma tersenyum. Tidak ada niatan untuk menyangkal karena memang begitu kenyataannya.

"WOI GUYS! JUNA MAU NRAKTIR MAKAN NIH!!!" Genta tiba-tiba berseru heboh sampai membuat tiga perempuan itu menoleh heran.

"Traktir apaan? Lo ulang tahun? Apa abis menang lotre?" Tanya Lia.

"Ih bukan, Li... Itu Juna sama Lentera jad—mmphhhhh!!!" Mulut Genta dibekap paksa oleh Juna.

Wajah Selli langsung berubah selama sepersekian detik. Namun ia berpura-pura tidak mendengar apapun.

"Lo sama Juna kenapa?" Selli bertanya pelan.

Lentera tersenyum lebar walaupun sebenarnya ia malu "Kita pacaran hehe"

JEDUAR!!!!!

Kalian bisa bayangkan perasaan Selli gimana kan? Hancur sehancur-hancurnya!

"Seriusan?!! Wah!!! Traktir lo, Junnnn!!! Fix!!!" Lia berteriak antusias, tidak menyadari di sebelahnya sudah ada orang yang hampir berubah menjadi iblis.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang