40 - DITERIMA

419 61 4
                                        

Hanya ada dua alasan kenapa April tak kunjung beranjak dari depan cermin. Yang pertama, karena make up nya belum selesai, dan yang kedua, karena ia gugup.

Hari ini, sesuai dengan ucapan Jingga dua hari lalu, ia akan menemani tunangannya itu untuk menghadiri pernikahan Dimas.

Wajar saja April gugup, karena ini akan menjadi pertama kalinya ia dikenalkan secara resmi pada teman-teman Jingga yang artinya, ia tidak boleh melakukan kesalahan apapun.

Tok Tok Tok

Hampir saja brush yang dipakai April terjatuh saking terkejutnya.

Itu pasti Jingga.

April segera merapikan semua alat make up nya dan mengambil tas yang diberikan Jingga beberapa hari lalu.

"Udah selesai?" Tanya Jingga sambil tersenyum di depan pintu.

"Udah mas, ayo berangkat" jawab April yang membalas senyuman manis Jingga.

Jingga meneliti wajah April hingga membuat perempuan itu sedikit salah tingkah.

"Kenapa mas? Make up ku ketebelan ya?" Tanya April sambil memegang pipinya sendiri.

Senyum Jingga semakin melebar "Engga, mas kaget aja... Padahal kamu ga pake make up aja udah cantik banget, ternyata masih bisa lebih cantik dari itu..."

"Ih! Mas ketularan Juna ya? Sejak kapan jadi pinter muji kayak gitu? Udah ah ayo berangkat!" Protes April yang sebenarnya agak sedikit tersipu.

April tau hari ini Agung dan Pesona akan ikut ke pemberkatan pernikahan, tapi ia tidak mengira bahwa mereka akan satu mobil dengannya.

Jadilah akhirnya April mengucapkan salam terlebih dahulu pada calon mertuanya. Agung yang duduk di sebelah kursi pengemudi hanya tersenyum ramah dan menyuruh April untuk segera masuk ke mobil.

April duduk di sebelah Pesona dan mereka langsung mengobrol banyak hal layaknya teman lama. Tapi karena April memang hanya setahun lebih tua dari Pesona, ia bisa lebih santai menanggapi semua obrolan yang perempuan itu lontarkan.

"Arjuna ga ikut, Ann?" Tanya April begitu mobil sudah berjalan.

"Dia lagi pensi, mbak. Jadi katanya nyusul pas resepsi aja" jawab Pesona

"Berarti dia dateng sendiri dong?"

"Ah, palingan dia nyulik Genta biar ikut. Mana mungkin dia dateng sendirian."

Jawaban Pesona mampu membuat April tertawa.

Berhubung jarak kontrakan April dengan Gereja Katedral cukup jauh, mereka memang sengaja berangkat satu jam sebelum acara di mulai. Apalagi hari ini hari Sabtu, alias waktu-waktu teramai jalanan ibukota.

Tapi walaupun macet, untungnya mobil mereka sampai 10 menit sebelum misa dimulai. Tangan Jingga otomatis menggandeng April dan membawanya masuk ke dalam gereja.

Pesona, yang anak ayah banget juga ga mau kalah! Emang kak Jingga doang yang punya gandengan? Akhirnya karena sama-sama ga punya pasangan, Pesona nempel terus sama Papa Agung.

Jingga sempat mendapat sapaan dari sana-sini karena memang rata-rata orang yang hadir disini adalah temannya sewaktu SMA dulu. Dan bukannya bermaksud sombong atau apa, tapi Jingga cuma bisa nganggukin kepala doang, soalnya misa sebentar lagi mulai dan mereka masih belum duduk juga.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang