"WOI ANJIR!" Genta masuk ke kelas dengan sangat tidak manusiawi. Membuat beberapa orang jenius yang masuk ke kategori bawa bekal dari rumah menatapnya dengan tatapan setajam silet.
"Kenapa sih? Berisik banget jadi orang!" ucap Juna yang tadinya tengah asik PDKT dengan Lentera, kini harus memasang wajah kesal melihat tingkah Genta yang akhlaknya hampir nol.
"sia teh kudu liat mading! Ada— ck! pokoknya rame dah!" Genta terlihat sangat heboh. Membuat sisi penasaran Juna jadi terpanggil.
"Ada apa, Ta?" Tanya Lentera yang kebingungan.
"Ayo ikut aja!" Jawab Genta sambil menarik tangan Lentera.
"TANGANNYA TOLONG DIKONDISIKAN YA MAGENTA!" Kini Juna yang menjadi pusat death glare orang-orang pintar itu.
Genta cuma bisa cengar-cengir sambil menaruh lagi tangan Lentera di atas meja.
"Ungu dong? Ayo atuh! Ga usah banyak bacot lah" ucap Genta memimpin pasukan mereka menuju Mading.
Juna dan Lentera yang tadinya biasa saja jadi dibuat penasaran. Berita apa yang bisa membuat seorang Genta si ahli gibah langsung panas dingin?
Benar saja. Di depan Mading sudah banyak sekali orang. Semuanya sibuk berceloteh hingga mengalahkan situasi kantin saat istirahat.
"Rame banget, Lentera ga boleh ikut ya. Kamu kan ga boleh desek-desekan" ucap Juna sambil memegang bahu Lentera.
Drama macam apa ini fakk – batin Genta.
"Iya aku disini aja. Nanti kamu kasih tau aja ada apa" ucap Lentera menurut.
Dia pun berdiri agak jauh dari keramaian, lalu bak Batman dan Robin, Juna dan Genta sudah membelah lautan manusia itu untuk melihat berita apa yang ada disana.
"Sialan... Apaan nih" Juna tak mampu berkata-kata tatkala melihat foto seorang gadis dengan pakaian super seksi terpajang disana.
"Ini artis bongep apa bukan, su?" Tanya Juna yang masih speechless.
Genta menggeleng "Bukan lah anjir. Emang lu pernah liat ada dia di folder lo? Engga kan? Masa iya lu ga kenal sih, nying!"
Juna memicingkan matanya supaya hanya terfokus pada wajah gadis itu dan bukan ke arah lain.
"EH! GW KEKNYA PERNAH LIAT NI CEWEK!" Juna berteriak sekencang speaker sekolah.
"Ya emang, blegug! Itu kan Selli!" Genta jadi eshmoshi.
Baru saja Juna mau tak terima dibilang blegug, tapi sesuatu menarik fokusnya.
"MINGGIR!" Teriak seseorang dari luar kerumunan.
Hingga entah bagaimana seorang gadis yang tadinya berupa gambar kini sudah nampak bentuk 3D nya. Dibelakangnya juga ada laki-laki berhidung perosotan TK yang dibilang Juna.
Ketara sekali gadis itu ingin menangis. Namun sepertinya gengsinya terlalu tinggi untuk itu.
Dengan mata yang memerah menahan tangis, ia menoleh ke lelaki di belakangnya yang bahkan tidak nampak terkejut sama sekali.
"Puas lo sekarang?!" Selli mengatakannya dengan pelan, namun menusuk.
Yang diajak bicara hanya memandangnya tenang. Namun sorot matanya tajam. Seolah bisa menembus kepala gadis itu jika ia maju sedikit saja.
"PERMISI~~~~" Tiba-tiba suara seorang gadis lainnya membuat orang-orang minggir.
Seorang gadis dengan rambut di urai langsung menampakkan dirinya walaupun dengan susah payah membelah lautan manusia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [END]
Genel Kurgu[Ineffable Universe Phase 1] "I always grateful for everything I have. Home, job, friends- -and also you." -Pradipta Jingga Danendra
![Ineffable [END]](https://img.wattpad.com/cover/222194801-64-k680503.jpg)