45 - SQUAD (?)

531 56 2
                                        

D-1

Apa yang diprediksi Jingga kemarin betulan kejadian. Rumahnya mendadak jadi seramai pasar malam. Bahkan Genta yang masih menginap di rumah Juna merasa sedang berada di tengah agresi militer saking ramainya.

"Buset, nyet... Sepupu lo bening semua, sialan! Gw jadi insinyur..." Genta tidak bisa mengontrol ekspresinya begitu melihat segerombol perempuan yang tengah asik haha-hihi di depan TV.

Genta saat ini sedang mengintip dari balik lemari yang isinya cuma gelas-gelas yang ga kepake.

"Insecure goblok!"

"Ya pokoknya itu!"

Mereka dari tadi ngumpet disini, Juna ikutan ngumpet soalnya Genta ga mau ngumpet sendirian.

"Mas Juna!!!"

Genta dan Juna kompak berjengit kaget begitu mendengar suara seseorang yang menemukan tempat persembunyian mereka.

Tapi itu tidak berlangsung lama karena ketika melihat siapa orangnya, wajah Juna langsung berseri. Bahkan Juna langsung memeluknya gemas.

Ryn memukul-mukul punggung Juna karena tidak bisa bernafas akibat pelukan Juna yang terlalu erat. Akhirnya Juna melepaskan pelukannya dan beralih untuk mencubiti pipi tembam Ryn.

"Ih mas Juna! Kata Bukde Dara ga pantes peluk-peluk! Aku udah gede!" Protes Ryn bersungut-sungut.

Tapi dimata Genta dan Juna justru Ryn malah semakin menggemaskan.

"Kamu tuh cuma makin tinggi doang, Ryn! Aslinya mah masih bayi!" Juna terus meguyel-uyel pipi Ryn yang sering ia sebut pipi bayi itu.

"Ih engga! Orang kata mami aku udah gede! Tanya aja Mas Bri kalo ga percaya!"

"Apaan nih gw dibawa-bawa?" Tanya Brian dengan kepala menyembul dari balik lemari.

"Ga ada yang ngajak elo!" Juna berseru sewot.

"Dih?" Brian mendelik, lalu berbalik untuk kembali mengobrol di ruang tengah bersama kakak-kakaknya yang lain.

Lalu tatapan Ryn bertemu dengan Genta. Ia tidak ingat punya sepupu yang wujudnya begini.

"Itu temen Mas Juna?" Tanya Ryn setengah berbisik.

Juna mengangguk "Woi, nyet! Sini kenalan!"

Tanpa ragu Genta langsung mengulurkan tangannya "Mahendra Genta Arkana."

"Maureen Kaleena Danendra. Tapi panggilnya Ryn aja, kalo Maureen kepanjangan." Jawab Ryn sambil tersenyum.

Genta mengangguk sambil tersenyum gemas. Efek punya keponakan cewek, dia jadi gampang gemes.

"Aku panggilnya Mas Genta aja nih?"

"Eh jangan!"

Ryn dan Juna kompak mengerutkan dahi.

"Terus apa dong?"

"Panggil aja sayang."

PLAK!!!

"DIA SEPUPU GUE, NYET! NGERDUS LO DITAHAN DULU!"

Ryn jadi takut. Kayaknya dua orang ini emang satu spesies. Alias kang gombal.

"Ya udah sih maap! Eh tapi serius jangan panggil mas, kalo mau Aa' aja." Ucap Genta lagi.

"...oke."

Ryn dan ayah-ibunya tinggal di Depok. Sedangkan kakaknya, Nuansa, masih tinggal di Inggris karena masih kuliah—double degree. Jadi walaupun sepupuan, Juna sama Ryn terakhir ketemu 2 tahun lalu waktu Indah menikah sama Satrio.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang