22 - CERITA

440 64 11
                                    

Selli terduduk di atas kasur kamar tamu milik keluarga Danendra. Ia sudah mandi dan sudah berganti pakaian. Setidaknya tidak selusuh sebelumnya.

Semenjak dipaksa 'pulang' dari rumah Lentera tadi, Selli tidak bicara sedikitpun. Tapi sebenarnya karena tidak ada yang mengajaknya berbicara.

Ia menghubungkan handphonenya dengan charger. Tak lama setelah benda itu menyala, banyak sekali pesan yang masuk dan rata-rata berasal dari Juna dan Kak Sean.

Ayahnya tidak mencarinya sama sekali.

'PAPA NGEDIDIK KAMU BUKAN BUAT JADI PELACUR KAYAK GINI, NICHELLE!'

'PERCUMA SEMUA UANG YANG PAPA KELUARIN BUAT KAMU! KENYATAANNYA KAMU MALAH BIKIN PAPA MALU!'

'APA KATA ORANG-ORANG KALAU TAU KELAKUAN KAMU KAYAK GINI?!'

Telinga Selli berdengung. Semua teriakan ayahnya kembali berputar di otaknya. Air mata yang mati-matian ia tahan lagi-lagi harus menetes tanpa permisi.

Nathan memang sebrengsek itu. Dia sudah merencanakan ini semua. Dan mirisnya rencana itu sangat lancar hingga membuat Selli benar-benar hampir dicoret dari keluarga Wardana.

Cklek!

Selli menoleh saat pintu tiba-tiba terbuka. Arjuna berdiri di sana dengan tatapan yang sedikit kaget.

"Sorry— ngg... Gw udah ketok pintu kok. Sumpah!" Juna jadi bingung sendiri melihat Selli yang tengah menangis.

Selli menghapus airmatanya dan mengangguk.

Juna tadi habis berbicara berdua dengan kakaknya. Terkait masalah kesehatan Lentera yang kian memburuk. Dan itu sukses membuat Juna makin stress.

"Gw boleh masuk ga?" Tanya Juna

Selli malah terkekeh "Itu kan lo udah masuk"

Sumpah, ngeliat Juna dengan keadaan begini rasanya kayak gladi bersih jadi menantu Danendra.

"Ya biar sopan aja gitu" ucap Juna sambil masuk ke dalam kamar tersebut. Tapi pintunya tetap ia buka.

Biar setan malu kalo mau deketin mereka.

Juna menarik satu kursi dan duduk di depan Selli.

"Gw baru tau ada kamar tamu ditaro di lantai dua" ucap Selli mencoba untuk tidak terlalu fokus pada pesona Juna yang bikin dia makin berdosa.

Juna tertawa mendengar pertanyaan polos Selli "Lo pikir kamar tamu di rumah gw cuma ada satu?"

"Loh? Emang ada berapa?"

"Ada 3. Sepupu gw banyak banget, jadi kalo nginep disini biar bisa ketampung." jelas Juna.

"Itu sepupu sepupu lo?" Seli menunjuk sebuah foto yang ada di atas nakas.

Juna mengambil foto tersebut dan menyerahkannya pada Selli.

"Ini Mbak Nuansa, sekarang lagi kuliah di Oxford, dia seumuran kak Ann, kalo ini Mbak Indah, dia udah punya keluarga sendiri. Kalo ini Mas Ray, dia adeknya Mbak Indah, masih jones kayak Kak Jingga—" Juna mulai menunjuk setiap wajah disana.

"Kalo yang ini?" Tanya Selli sambil menunjuk laki-laki berwajah tampan yang ia prediksi seusia dirinya.

"Emang pinter ya lo nyari yang bening. Itu namanya Brian. Dia sekolah di SMA khusus cowok. Beda setahun sama gw. Adeknya Mbak Indah juga" ucap Juna.

"Lebih muda?"

"Iye. Awas lo minta nomor telfonnya! Ampe nangis juga ga bakal gw kasih!" Ucap Juna sewot.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang