41 - BERTAHAN

451 57 3
                                        

Promise me you'll survive. That you won't give up, no matter what happens, no matter how hopeless.

***

Sejak semalam, Juna tidak bisa tidur. Bukan! Bukan karena ada sbmptn, tapi karena ia akan pergi bersama Lentera ke bukit bintang. Ia seperti merasa satu keinginannya terwujud, dan ia sangat senang karena itu.

"Kamu jadi pergi, Jun?" Tanya Pesona yang melihat Juna sudah berganti pakaian dari seragam sekolah menjadi baju kasual.

"Jadi kak, ini Juna mau berangkat" Jawab Juna sambil tersenyum.

"Kamu mau pake mobil siapa? Ga naik motor kan?" Tanya Pesona sambil memberikan sebuah topi pada adiknya itu.

"Mobil Juna aja, Kak. Udah lama Juna ga pake"

"Hati-hati ya, Minggu gini jalanan rame banget"

"Iya kak pastiii... Dah ya! Juna pergi dulu~"

"Iya... Sering-sering kabarin ya Jun"

"Iya kakakkkkk"

Setelah itu Juna masuk ke mobilnya dan berjalan menuju kontrakan Lentera. Seperti ada yang aneh dari perasaannya hari ini. Apa karena ia terlalu bersemangat ya?

Bahkan sesampainya di rumah Lentera pun, perasaan Juna masih terasa aneh. Walaupun berkurang sedikit karena begitu ia meminta izin pada Ayu dan melihat Lentera yang entah mengapa lebih cantik dari yang biasa ia lihat.

"Nanti pulang jam berapa, Jun?" Tanya Ayu begitu ia sudah memberikan izin pada Juna.

"Agak malem kayaknya, Tan. Soalnya takut jalanan rame juga." Jawab Juna

"Bawa mobilnya hati-hati ya, ga usah ngebut ngebut yang penting selamat"

"Siap, Tan!!!"

"Lentera sama Juna pergi dulu ya, Bun." Lentera menyalami tangan ibunya dan diekori oleh Juna.

Tak lama setelahnya, mereka masuk ke mobil dan mulai pergi ke tempat tujuan mereka. Bukit Bintang.

Sebenarnya dulu mereka memang ada rencana untuk pergi ke Bukit Bintang bertiga dengan Genta. Tapi sebagai teman yang pengertian, Genta memilih untuk menemani Lia seharian berburu buku di Gramedia, toh dia tau Juna dan Lentera memang memerlukan waktu berdua.

Genta begini juga bukan tanpa alasan, dia cuma mau mata Juna terbuka supaya ga tengak-tengok cewek lain lagi. Gini-gini Genta itu Juna-Lentera shipper garis keras! Soalnya dia tau gimana bucinnya Juna dulu sama Lentera, atau seberapa susahnya bikin Lentera peka! Dia sampe pernah bilang gini; bikin Lentera peka sama aja kayak nyuruh lu ngeruk pasir pantai sampe abrasi pake sendok es krim, alias lama bro!!

Ya tapi ternyata kata-kata Genta bisa terpatahkan juga akhirnya. Walaupun butuh waktu 3 tahun plus segala pengorbanan materiil maupun non materiil yang dengan sukarela dikasih sama Juna.

Pengorbanan tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Bip! Bip!

Juna mengunci pintu mobilnya sebelum menyusul Lentera yang sudah sibuk membaca peta Bukit Bintang. Kelihatan sekali perempuan itu lebih antusias dibandingkan dirinya.

"Kita mau ke zona yang mana, Jun?" Tanya Lentera dengan tatapan yang membuat Juna otomatis tersenyum saat melihatnya.

"Zona 2 aja ya? Takutnya kamu ga kuat kalo ke zona 3" jawab Juna sambil merapikan rambut Lentera yang tertiup angin.

"Tapi katanya zona 3 lebih bagus pemandangannya, Jun. Aku kuat kok. Tadi pagi udah minum vitamin, udah minum obat juga" Lentera mencoba untuk membujuk Juna, yang padahal tidak memerlukan banyak usaha karena Juna pasti akan menurutinya apapun yang terjadi.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang