POV BERTHA
" Karma sudah jam 7 malam, Mari pulang" Ajakku melihat karma yang masih sibuk membangun istana pasirnya
" Aku belom selesai membuat istananya, Beri aku lima menit lagi" Ucapnya
" Tapi nan-" Ucapku terpotong
" Karma janji menjaga bertha, Jadi tenang saja" Ucap karma melihatku serius
" Baiklah, Hanya lima menit saja" Ucapku
" Siap bos" Ucap karma tersenyum manis
" Malam - malam seperti ini tidak baik loh buat anak kecil seperti kalian, Om anterin pulang ya" Ucap laki - laki yang tiba menghampiriku dan karma
Karma yang melihatku ketakutan langsung menghampiriku dan menyembunyikanku di belakangnya
" Karma, Aku takut" Ucapku ketakutan
" Tenang saja kan ada karma disini" Ucap karma menatap tajam om om itu
" Mari om antar pulang, Nanti kalian tersesat loh" Ucap om om itu mendekati karma dan aku
" Hmm gimana ya om? Sebenarnya kita juga pengen pulang bareng om tapi kita gak dibolehin sama mama dan papa" Ucap karma polos
" KARMA BAKA!" Batinku
" Yaa jangan sampe ketauan dong, Diam - diam aja" Ucap om om itu berjongkok di depan karma dan tersenyum ke arah karma
Aku yakin om om itu menganggap kita polos karena karma tadi berkata hal yang bodoh tadi
" Tapi apa om mau temenin kita main sebentar di taman? Karma pengen main sama om" Ucap karma dengan tingkah imutnya
" Sebenarnya apa yang direncanakan karma sih? Aku takut" Batinku
" Boleh saja, Karma sayang ingin bermain apa?" Tanya om itu sambil mengelus kepala karma perlahan
" Main bunuh - bunuhan" Ucap karma dengan smirknya sambil mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya
" A.. Apa yang ingin ka.. Kau lakukan?" Tanya om itu mundur perlahan
" Bermain dengan om dong" Ucap karma mendekati om itu perlahan
" Kenapa aku baru tau bahwa karma punya jiwa psikopat?" Batinku
" Kau dekat selangkah lagi, Akan ku bunuh dengan tanganku bocah" Ucap om itu ketakutan
" Bunuh saja" Ucap karma semakin mendekat dengan om om itu
Karma mendekati om om itu dengan smirk di wajahnya, Sangat menakutkan
" Bukankah kita akan bermain om? Kenapa om menghindar? Ayoo kita bermain... Karma tak sabar melihat siapa yang kalah dalam permainan ini" Ucap karma semakin mendakati om itu
" DASAR GILA, BOCAH PSIKOPAT" Teriak om om itu ketakutan
" Ahh karma sedih tau, Karma tak suka dipanggil psikopat.. Ayo temani karma bermain om... Om pasti suka sama permainan karma" Ucap karma dengan smirk diwajahnya
Om om itu terjatuh di istana pasir milik karma sehingga membuat karma melihat tajam om om itu
" Ahh om kau sangat ceroboh, Kenapa kau merusak istana pasir milik karma? Karma sangat sedih tau" Ucap karma menaiki tubuh om om itu
" A.. Apa yang kau lakukan di atas tubuhku?" Tanya om om itu ketakutan
" Tentu saja ini ganti rugi, Karena om sudah merusak istanaku.. Om harus ganti rugi" Ucap karma menjilat ujung pisau lupat itu
" Psikopat? Atau gimana? Kelainan jiwa?" Batinku
" Ti.. Tidak" Ucap om om itu ketakutan
Om om itu mulai sesak nafas saat karma tersenyum kearahnya, Kok bisa sih?
" Bantuan dukun kah? Atau gimana sih?" Batinku
" Shhh aku janji ini menjadi permainan yang tak karma lupakan, Selamat bersenang - senang om" Ucap karma mulai menusuk dada om om itu dengan pisau lipatnya
Om itu tak sadarkan diri kurasa dia mati, Dengan perlahan karma menarik pisau lipatnya dari dada om om itu dan tersenyum melihat darah yang menetes dari pisau itu
" Karma kelaianan jiwa kah? Bertha takut tauu" Batinku
" Ka.. Karma" Panggilku membuatnya menoleh kearahku
" Hmm?" Tanyanya dengan mata merahnya
" Tunggu senbentar, MATA MERAH?" Batinku
" Ka.. Karma matamu..." Ucapku ketakutan
Tidak.. Ini aneh.. Kami baru saja berumur 6 tahun tapi kenapa disini karma seperti orang dewasa? Kenapa dia bisa membunuh orang dewasa sambil tersenyum.. Kenapa dia bisa bersikap biasa seolah tak terjadi apa - apa..
" Merah? Hahaha kenapa? Bertha takut?" Ucap karma menghampiriku
" Kar.. Karma kau monster" Ucapku mundur perlahan
" Oh ayolah aku tak mau mendengar hinaan dari orang yang sangat berarti bagiku" Ucap karma mendekatiku
" Kau membunuh se.. Seseorang karma.. Tapi kau masih bersikap sesantai itu.. Apa yang kau pikirkan bodoh?" Ucapku ketakutan
" Memikirkanmu, Bertha" Ucap karma tersenyum
" Karma, Ini tak lucu.. Kau.." Ucapku gugup
" Sudahlah, Tidak apa - apa aku hanya membunuh" Ucap karma
Setelah kalimat itu berakhir pandanganku mulai kabur dan gelap
BRUKK
•
•
•
•
•
•
Ada salam nih dari karma :)
"Karma sayang kalian ( Kecup Pipi Readers )" - Karma AkabaneJangan lupa votenya kawan😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Crumbs Of Heart [ SEASON 1 ]
Fantasy[ FANFICTION! ] [ COMPLETED ] " Kau tidak mengerti jika kau tidak menjadi diriku lucas?"Tangis Athanasia pecah " Aku mengerti perasaan mu sekarang, maka jangan kabur dari istana, aku akan selalu berada di sisimu athi" Jawab lucas sambil menarik atha...