Chapter 19

1.1K 90 48
                                    

POV ANASTACIUS

" Semakin menarik" Batinku

" Jadi dia lupa ingatan ya?" Ucapku

Aku melihat gadis kecil itu berlari menjauh dariku

" Benar - benar menarik" Ucapku tersenyum

POV ANASTACIUS END

POV ATHANASIA

Aku berlari menuju kamar aku takut penyihir tidak jelas itu menyariku, Tapi kurasa dugaan ku salah aku melihat seorang laki - laki berambut kuning dengan mata hijaunya, Wah tampan

" Tuan putri " Panggilnya, Aku merasa yang terpanggil pun segera memasuki kamar

" Apa aku mengenalmu?" Tanyaku bingung

" Perkenalkan nama hamba adalah alfred, Saya seorang penyihir" Ucapnya tersenyum

" Banyak sekali penyihir disini, Apa kau juga temannya lucas?" Tanyaku

" Benar, Saya juga temannya" Ucapnya tersenyum

" Tuan putri" Ucapnya menghampiriku dan meraih kedua pipiku

" Ehh kenapa?" Tanyaku kaget dengan perlakuannya

" Kau sangat cantik, Aku sangat menyukaimu" Ucapnya

" Ehh tapi aku bukan kekasihmu jadi berhenti memperlakukan aku seperti ini" Ucapku menepis tangannya yang berada di pipiku

" Kekasih? Kenapa kau berbicara seperti itu?" Tanyanya bingung

" Kenapa? Apa aku salah berbicara? Seorang penyihir bermata merah bilang bahwa aku kekasihnya" Ucapku

" Ternyata kau dibodohi oleh penyihir jahat itu" Ucapnya melihat ku kesal

" Dibodohi? Apa maksudmu?" Tanyaku bingung

" Jelas kau dibodohi, Akulah kekasihmu bukan dirinya" Ucapnya

" Kau kekasihku?" Tanyaku tak percaya

" Iya aku kekasihmu, Kau tau? Dia yang membuatmu lupa ingatan" Ucapnya sedih

" Benarkah itu?" Tanyaku

" Benar tuan putri.. hikss..hikss..hikss aku benar - benar sedih saat mengetahui kau hilang ingatan" Ucapnya menangis

" Terimakasih sudah memberitahuku bahwa penyihir mata merah itu jahat" Ucapku yang membuat di memeluk ku

" Seharusnya aku yang berterimakasih karena kau sudah mempercayaiku" Ucapnya mengeratkan pelukannya

" Sama - sama" Ucapku senang

" Baiklah Aku ada urusan, Sampai jumpa" Ucapnya meninggalkanku sendiri

" Sampai jumpa" Ucapku

Aku berjalan ke arah kasurku dan merebahkan tubuhku

Tok

Tok

Tok

Pria berambut kuning yang kutahu dia adalah seoarng pengawal masuk ke kamarku

" Athi, Apa kau baru saja kembali dari taman?" Tanya pria itu

" Kau sungguh tak sopan, Kenapa kau tidak memanggilku dengan sebutan tuan putri" Ucapku kesal

" Kenapa aku harus memanggilmu tuan putri jika aku bukan pengawal" Ucapnya duduk di tepi kasurku

" Kau bukan pengawal ku?" Tanyaku kaget

" Jelas bukan athi, Aku ini ayahmu" Ucapnya yang membuatku mematung

Ohh bagus baru saja ku mengatakan hal yang tidak boleh kukatakan pada seorang raja, Apa sebentar lagi aku akan mati?

" Tenang saja aku tak marah kok, Karena kau lupa ingatan aku akan memahaminya" Ucapnya

" Ahh maafkan aku ayah" Ucapku

" Sudah tidak apa - apa, Aku memahamimu" Ucapnya

" Baiklah" Ucapku bingung yang tidak tahu harus berkata apa

" Sekarang kau beristirahtlah, Besok aku akan mengajakmu jalan" Ucapnya

" Kemana?" Tanyaku

" Desa" Ucapnya yang langsung pergi meninggalkanku

" Hoohh aku sangat lelah" Ucapku yang langsung menutup mata dan tidur

Malam Harinya

Aku membuka mataku perlahan karena ada cahaya yang memasuki celah mataku, Ahh cahaya penerng kamarku menyala? Siapa yang menyalakannya

" Selamat malam tuan putri" Ucap paman anastacius

" Malam paman" Ucapku beranjak dari tempat tidur dan menghampiri dia yang berada di balkon

" Tidur saja tuan putri, Aku hanya ingin menemani tuan putri" Ucapnya lembut

" Tidak, Aku ingin mengobrol denganmu" Ucapku tersenyum padanya

" Apa yang kau ingin bicarakan padaku?" Tanyanya penasaran

" Hemm.. Apa aku orang yang mudah dipengaruhi?" Tanyaku

" Kurasa iya, Kau harus menilai seseorang lebih dalam lagi, Banyak orang jahat di dunia ini, Jangan berpikiran semua orang di dunia ini baik" Ucapnya

" Jadi aku bodoh ya dalam menilai seseorang" Ucapku sedih

" Bukan seperti itu, Kau hanya butuh belajar saja dalam menilai seseorang" Ucapnya

" Ohh begitu ya" Ucapku ber oh ria

" Baiklah, Sekarang tidurlah" Ucapnya mendorongku masuk kamar

" Selamat tidur" Ucapku pergi meninggalkannya di balkon dan berlari ke arah kasur untuk tidur

" Selamat tidur, Mimpi indah tuan putri" Ucapnya menghampiriku dan mengelus kepalaku

" Mimpi indah juga paman" Ucapku menutup mata

🖤

🖤

🖤

🖤

🖤

🖤

🖤

🖤

🖤

🖤

🖤

Jangan lupa votenya kawan ☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa votenya kawan ☺

Crumbs Of Heart  [ SEASON 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang