Chapter 91

411 54 9
                                    

POV ATHANASIA / BERTHA

" Siapa pria bermabut hitam di hadapanku ini? Apa dia seorang pelayan? Pengawal?" Batinku

" Tuan putri?" Panggil pria berambut hitamnya

" Iya?" Jawabku melihatnya kebingungam

" Apa anda baik - baik saja?" Tanya pria berambut hitam itu khawatir

" Ahh, Iya" Ucapku gugup

" Wajahmu terlihat sangat pucat, Tuan putri" Ucap pria berambut hitam itu membuatku terkejut

" Ti.. Tidak, Aku tidak apa - apa" Ucapku gugup

" Benarkah?" Ucapnya mengelus kepalaku

" Iya, Sungguh aku benar tidak  apa - apa" Ucapku berusaha meyakinkanya

" Psstt ijekiel" Bisik ku di telinga ijekiel gugup

" Ada apa, Tuan putri?" Tanyanya dengan pipi yang memerah

" Itu siapa? Aku tak mengenalnya" Ucapku menunjuk perlahan pria berambut hitam itu

" Anastacius, Pamannya tuan putri" Ucap ijekiel melihatku bingung

" Benarkah? Wahh banyak sekali keluargaku.. Tapi dimana mamaku?" Tanyaku melihat ijekiel bingung

" Tuan putri, Apa anda lupa bahwa ibu tuan putri sudah tidak ada?" Tanya ijekiel sedikit khawatir

" Ahh begitu ya, Jadi aku tak punya mama?" Tanyaku yang dibalas anggukan oleh ijekiel

" Tuan putri, Jangan bersedih" Ucap ijekiel mengusap kepalaku

" Ahh tidak" Ucapku tersenyum

" Tuan putri, Apa yang anda bicarakan dengan ijekiel?" Ucap paman

" Tidak, Sudah lama tak berjumpa paman" Ucapku tersenyum membuatnya terkejut

" Tu.. Tuan putri, Mengenal saya?" Ucapnya terkejut

" Iya, Tadi dikasih tau Ijekiel" Ucapku polos

Paman yang mendengarku berbicara seperti itu pun wajahnya berubah menjadi dingin dan kesal

" Aku hanya berbicara jujur" Batinku

" Paman paman paman" Ucapku menarik lengan bajunya

" Ada apa, Tuan putri?" Ucapnya melembut

" Aku ingin berjalan - jalan dengan paman" Ucapku membuatnya paman membulatkan matanya

" Jalan - jalan dengan saya, Tuan putri?" Tanyanya terkejut

" Iya, Bolehkan?" Ucapku memohon

" Boleh saja, Tuan putri... Baiklah mari kita per-" Ucap paman terpotong

" Sebentar, Aku izin demgan ijekiel dulu" Ucapku

" Ijekiel, Kapan - kapan saja ya kita jalan - jalannya" Ucapku dengan nada sedih

" Ahh tidak apa - apa, Tuan putri" Ucap ijekiel tersenyum

" Maaf ya" Ucapku sedih

" Tenang saja tuan putri, Kalo begitu saya pamit.. Sampai jumpa lagi tuan putri" Ucap ijekiel menjauh dariku dan paman

" Paman, Aku tidak terlalu ingat dengan daerah taman.. Boleh kau arahkan?" Ucapku

" Baiklah, Tuan putri" Ucapnya mengangguk

Aku berbincang - bincang dengannya, Sangat lama benar - benar lama... Tapi perasaanku mulai tidak enak karena aku merasa ada yang mengikuti aku dan pamab dibelakang

" Kenapa?" Tanya paman melihat ku terus menuerus menoleh kebelakang

" Tidak apa - apa, Mungkin hanya ilusiku saja" Ucapku tersenyum

" Merasa ada yang mengikutimu ya athi? Ayah tidak suka melihat kau dekat dengan binatang itu" Ucap ayah menunjuk paman dengan tatapannya yang dingin

" Jadi yang mengikutiku dan paman itu ayah" Batinku

" Ayah.. Jangan ber-" Ucapku terpotong

" Saya tidak suka dibantah athanasia, Ikut ayah" Ucap ayah menarikku

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Crumbs Of Heart  [ SEASON 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang