"A-apa maksudnya?" Crescencia terbelalak menanggapi ucapan Nintu. Tidak mungkin rasanya kalau Tuan Agung sampai berkhianat. Dia yakin ada penyusup di sekitar pria itu yang tengah menyamar atau mungkin saja salah satu anak buah musuh Tuan Agung.
Anu melirik Crescencia, raut wajahnya tengah menunjukkan gadis itu sedang memikirkan berbagai kemungkinan. Dirinya percaya Crescencia merupakan orang yang cerdas, cepat atau lambat sosok itu akan mudah dikenali.
"Suatu saat kamu akan mengetahuinya dan kita akan bertemu lagi. Saya percaya kamu mampu mengontrol Brylee karena kamu istimewa. Yakinlah kepada dirimu sendiri maka semuanya akan terwujud." Nintu dan Anu pun pergi meninggalkan Crescencia dan hanya kabut yang kini terlihat olehnya.
Perubahan suasana hati Crescencia mendadak berubah. Dia semakin waspada dengan orang-orang di sekitar dan mungkin saja Louie akan kena dampaknya. Sebab tidak ada yang tahu siapa orang yang dimaksud oleh Nintu dan Anu.
Seketika dia terbangun dari komanya. "Cres, kamu sudah bangun? Ada yang sakit?" Suara Louie membuat gadis yang terlelap seminggu di atas kasur mencoba menyesuaikan dengan bias cahaya.
Crescencia melihat dengan jelas wajah Louie yang tampak kelelahan. Setiap hari pemuda itu selalu menjaga kekasihnya bahkan berbagai mantra ataupun healer tak juga mampu menyembuhkan. Dirinya sempat putus asa untuk menerima takdir kalau dia harus kehilangan yang kedua kalinya.
Namun, ternyata sebuah keajaiban muncul dan kini Crescencia masih bersama dirinya. "Apa mimpimu indah? Sampai kamu tidak mau membuka mata." Berbagai pertanyaan dilontarkan Louie tanpa memberi jeda kepada gadis itu untuk menjawab.
Louie terus mengusap rambut Crescencia dengan sorot mata berbinar. Rasa lelah yang tengah melandanya pun hilang entah ke mana. "Ha-haus." Buru-buru pemuda beralis tebal dengan tatapan dinginnya itu mengambil segelas air di meja.
Dia mengambil bantal untuk membantu Crescencia bersandar kemudian mengarahkan sedotan. Louie tersenyum sembari mengelus pipi gadis itu. "Pelan-pelan minumnya nanti kamu bisa tersedak." Melihat semua perhatian tulus yang diberikan oleh Louie—mampu membuat Crescencia merona dan merasakan debaran jantungnya berirama sangat cepat.
Tanpa sepengetahuan mereka berdua terdapat banyak pasang mata yang berdiri di belakang. Sahabat dan ibu Louie beserta para menteri, Tuan Agung, para bodyguard menyaksikan adegan manis itu berlangsung. Bahkan Zagarus sudah siap melancarkan aksinya untuk menggoda mereka berdua.
"Ternyata Louie menjadi budak cinta setelah mengenal Crescencia. Padahal dulu bilangnya tidak mau," celetuk Zagarus yang cekikikan sambil memegang pinggang Ravena.
Mereka mengernyit mendengar kata budak cinta yang dilontarkan Zagarus. Di dalam sejarah tidak ada kata-kata begitu. "Budak cinta itu bahasa dari mana?" tanya Ravena.
Zagarus semakin mengencangkan tangannya di pinggang sang kekasih. Terkadang Ravena bisa menjadi sosok yang menggemaskan seperti ini di mata pemuda berambut biru itu. "Budak cinta itu Bahasa Indonesia. Aku juga baru tahu dari sepupuku yang orang Indonesia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Creatures Mythology: The Rise of Thunder Bird (COMPLETED)
FantasyCrescencia, seorang perempuan berparas rupawan, memiliki sifat keras kepala, dan introvert. Dia adalah salah satu perempuan yang sama sekali tidak percaya bahwa mahkluk mitologi itu benar-benar ada di dunia. Namun semua itu berubah ketika dia bermi...