Crescencia pergi meninggalkan ruangan Acorn setelah menyelesaikan misi keduanya. Hari ini sungguh melelahkan karena semua energi yang dia punya sudah terkuras habis. Kakinya melangkah ke setiap lorong-lorong Eternal Dream.
Irisnya menangkap satu ruangan yang interior-nya berbeda. Dari luar pintu tersebut berwarna biru safir dengan berbagai macam ornamen abu-abu yang melingkari setiap daun pintu. Sudut kiri atas terdapat gambar bunga bercorak merah, kuning, hijau, dan sosok peri kecil. Sebelah kanannya bergambar perahu, gunung, dan lautan. Di bawah kiri terdapat putri duyung lalu samping kanan bergambar putra duyung. Kedua gagangnya berlapis kuning keemasan.
Crescencia mengerutkan kening sembari mengamati pintu di depannya. Jemari putih nan halus itu mengetuk dagu miliknya, dia penasaran dengan isi dari ruangan yang dilapisi ornamen aneh. Saat dia ingin memegang gagang pintu tersebut, tiba-tiba saja sosok pria bertudung hitam keluar dari sana.
Dia mengamati lebih teliti pria itu sekilas tampak tidak asing di netranya. Saat sosok tersebut membalikkan tubuh menghadap Crescencia, tubuhnya sedikit terlonjak. Ternyata, mereka sudah pernah bertemu tempo hari.
"Kamu, bagaimana mungkin bisa berada di sini?" Crescencia menaikkan satu alisnya sembari menatap tajam ke arah pria bertudung hitam itu. Maniknya mengamati pria tersebut dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kesan misterius masih melekat di diri orang di hadapannya.
"Akhirnya, kita bertemu kembali. Baiklah, sudah waktunya kamu untuk mengetahui siapa saya. Perkenalkan nama saya adalah Rory Brogan dan saya merupakan tangan kanan dari Tuan Agung."
Kerutan tampak menghiasi kening Crescencia, tanda dia tengah berpikir keras. "Bagaimana kalau saya tidak mempercayai kamu?" Ya, dia harus berhati-hati dengan sosok misterius di hadapannya. Bisa saja detik ini orang itu menculik atau yang lebih parah membunuhnya.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka pelan, menampakkan Tuan Agung tengah berdiri di sana.
"Cres, sedang apa kamu di sini?" tanya Tuan Agung.
Crescencia terbujur kaku ketika melihat Tuan Agung sedang mengamati dengan sorot mata dingin. Beribu kali dia meruntukki dirinya yang tampak bodoh di depan Tuan Agung maupun pria bernama Rory. Sial! Sial! mengapa bisa ketahuan begini, kesal Crescencia. Sepertinya dia harus lebih hati-hati lagi karena tidak semua rasa ingin tahu gadis itu dapat terjawab.
"S-sore Mr Emmanouil. Saya tidak sengaja berdiri di sini. Saya izin pamit dahulu," lirih Crescencia sambil menundukkan kepalanya dan mengambil ancang-ancang untuk meninggalkan tempat itu.
Melihat Crescencia membalikkan tubuh dan pergi dari tempatnya segera Tuan Agung menghentikan pergerakan gadis itu. "Mau ke mana? Maafkan saya yang sudah membuatmu ketakutan. Tak apa kalau kamu penasaran, kemarilah! saya akan mengajak kamu masuk ke dalam ruangan ini."
Dia terdiam beberapa saat setelah mendengar kata-kata yang terlontar oleh mulut Tuan Agung. Dengan perasaan takut-takut Crescencia kembali berjalan menghampiri mereka. "Maaf Mr kalau saya tidak sopan. Saya sedikit penasaran dengan isi dari ruangan itu karena saya melihat pintunya terdapat ornamen sehingga menarik perhatian saya. Sekali lagi maafkan saya, Mr." Dia segera membungkukkan tubuhnya 45 derajat menghadap Tuan Agung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Creatures Mythology: The Rise of Thunder Bird (COMPLETED)
FantasíaCrescencia, seorang perempuan berparas rupawan, memiliki sifat keras kepala, dan introvert. Dia adalah salah satu perempuan yang sama sekali tidak percaya bahwa mahkluk mitologi itu benar-benar ada di dunia. Namun semua itu berubah ketika dia bermi...