"Maaf, aku tidak sengaja," kata Crescencia yang meringis melihat baju seseorang di belakangnya.
Seseorang itu justru tersenyum ramah, saat melihat gadis di depannya begitu ketakutan. "Hai, kamu tidak perlu takut seperti itu, santai saja. Aku tidak akan marah padamu." Dia menyentuh kedua lengan Crescencia, agar lebih tenang.
Untuk yang satu ini, Crescencia sedikit terkejut. "Benarkah? Kau tidak marah padaku?" tanya gadis itu sambil membelalakkan matanya.
Dia mengangguk. "Karena itu kamu harus menjadi temanku, sebagai balasan atas perbuatan kamu yang membuat seragamku basah."
Crescencia sedikit berpikir. Menolak hal ini berarti dia tidak menghargai mahasiswa tersebut, sedangkan dia sudah melakukan kesalahan besar. "Baiklah, tapi aku tidak janji akan bisa langsung menerima kehadiranmu," kata Crescencia akhirnya.
Orang yang berdiri di hadapan gadis bersurai coklat itu tertawa mendengar penuturannya. Crescencia berharap mahasiswa itu tidak tersinggung. "Apa ada yang lucu dengan kata-kataku?" tanya gadis itu.
Dia menggeleng. "Tidak ada yang lucu, hanya saja baru pertama kali, aku bertemu dengan perempuan yang sungguh menggemaskan sepertimu."
"Jangan bercanda, aku tidak lucu sama sekali," kesal Crescencia.
Laki-laki itu menggeleng sambil tersenyum. "Kamu benar-benar perempuan yang unik. Aku ada kelas lagi setelah ini," katanya sambil melirik jam tangan. "Sampai jumpa lagi cantik." Mahasiswa laki-laki tersebut kemudian pergi meninggalkan Crescencia.
Dari jauh Grizelle mengamati sahabatnya yang sedang berbicara dengan seseorang. Hatinya sedikit resah melihat kelakuan Crescencia. Gadis bersurai coklat itu berjalan ke tempatnya kembali, sambil membawa makanan untuk mereka berdua. Saat meletakkan nampan di atas meja, dia mengerutkan keningnya melihat sahabatnya yang terus menatapnya tanpa berkedip sedikitpun.
"Ada apa, Griz?!" teriak Crescencia.
Grizelle menyipitkan matanya. "Habis bicara sama siapa, Cres barusan?" Gadis itu saling menautkan jemari-jemarinya, memainkan jemarinya mendengar pertanyaan sahabatnya yang seperti hukuman mati. Sudah dia duga pasti sahabatnya memperhatikan dirinya dari jauh. Mengingat Grizelle merupakan penjaga hutan, tentu saja sahabatnya akan selalu mengamati gerak gerik semua orang.
Titik-titik peluh menggenangi sekitar pelipis Crescencia. Suhu ruangan yang sudah panas semakin membuatnya basah oleh keringat. Peluh panas, karena gadis itu masih memikirkan jawaban seperti apa yang akan dia berikan?
Kedua tangannya memegang gelas yang berisikan jus strawberry miliknya, dengan terburu-buru dia meraih ujung sedotan lalu menyedot jus hingga setengah. Gadis itu sengaja menyeruput jus miliknya untuk mengurangi ketakutannya. Tapi rasa gelisah masih terus ada.
Dengan segala keberanian yang Crescencia miliki, dia harus memberikan jawaban sebelum Grizelle bertindak. "Aku tadi tidak sengaja, menumpahkan minuman orang di belakangku, sebagai balasannya dia ingin berteman. Apakah boleh, Griz?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Creatures Mythology: The Rise of Thunder Bird (COMPLETED)
FantezieCrescencia, seorang perempuan berparas rupawan, memiliki sifat keras kepala, dan introvert. Dia adalah salah satu perempuan yang sama sekali tidak percaya bahwa mahkluk mitologi itu benar-benar ada di dunia. Namun semua itu berubah ketika dia bermi...