"Majulah, maju dan hadapi aku dengan semua kekuatan yang kau miliki. Buat aku menikmati semua ini," kata Orca dengan seringai yang tergambar di wajahnya, persis seperti yang Hefner lakukan.
"Terserahlah, aku hanya ingin membuat ini berakhir dengan cep--"
Dalam hitungan detik, Orca langsung menyerang Goelaro terlebih dahulu, bahkan sebelum Goelaro sempat menyelesaikan perkataannya.
Ia mengibaskan kepalan tangannya dengan kuat, tetapi serangannya itu dapat Goelaro tahan dengan satu tangan."Huh? Kau ini!"
Ia menekan terus tangannya itu dengan geram. Mereka berdua kini beradu kekuatan pada satu tangan masing-masing.Goelaro lantas memukul wajah Orca hingga terdorong ke belakang.
Walau tubuh Orca lebih besar, tapi sepertinya pukulan Goelaro barusan sangat kuat untuk mendorong Orca mundur.
Darah mengucur dari hidung dan mulut Orca setelah terlena pukulan dari tangan kiri Goelaro barusan."Ia kuat kan, Junior? Bila pukulanku berada pada angka sepuluh, maka Goelaro berada pada angka tiga puluhnya?" ucap Kouksal padaku.
"Sekuat itu?" jawabku terkejut.
Itu menjelaskan apa yang barusan kulihat.Goelaro memandangi Orca yang terlihat berdiri sempoyongan akibat pukulan kuatnya barusan.
"Hei, bila kau tidak kuat, tidak perlu diterus--"Dengan cepat, Orca membalas dengan pukulan tepat ke arah wajah Goelaro. Nampaknya Goelaro kehilangan fokusnya beberapa saat.
"Jangan remehkan aku, Kecil!" ujar Orca dengan geram.
Goelaro hanya terdiam sejenak setelah menerima pukulan dari tinju besar Orca itu.
Ia berdiri dengan santai sambil mengelap darah yang mengucur pelan dari hidungnya.Dengan ekspresi datarnya Goelaro berkata,
"Lumayan.""BRENGSEK!"
Dengan emosi yang meledak-ledak, Orca menghantamkan pukulan-pukulan besarnya. Goelaro kini terdorong mundur sambil terus berlindung di balik kedua lengannya.Berbeda dengan pukulan Hefner yang cenderung cepat dan teratur, Orca menyerang dengan gaya serangan yang membabi buta dan sangat keras.
Kouksal dapat berlindung dari serangan Hefner dengan posisi bertahan seperti itu, tapi apakah itu akan bekerja pada Goelaro dalam kondisi seperti ini?Sorak-sorai penonton terdengar semakin kencang dengan pertarungan antara mereka berdua yang semakin menegangkan.
"Kenapa kau berlindung terus, hah? Ganti saja namamu menjadi Kura-kura."
Orca tertawa terbahak-bahak sambil terus menyerang Goelaro dengan tinju-tinju raksasanya dengan brutal, namun Goelaro tetap saja berada pada posisi bertahan.Tetapi, tiba-tiba saja ia mengelak ke arah kiri dan menangkis pukulan Orca. Ia lalu melancarkan pukulan hook ke arah titik hati Orca, titik yang sama tempat Orca memukulku sebelumnya.
Orca pun langsung meringkuk kesakitan sambil memegangi titik tempat Goelaro memukulnya barusan.
Tubuh besarnya itu kini terbaring di lantai seakan tidak dapat lagi bertarung."Bagus, liver shot," kata Kouksal dengan bersemangat.
"Liver ... apa?" tanyaku dengan bingung.
"Liver shot, itu adalah pukulan ataupun hantaman benda tumpul ke arah hati. Seseorang yang terkena serangan itu akan dapat dipastikan tidak dapat melanjutkan pertarungan. Hal itu disebabkan karena rasa sakit luar biasa yang mereka rasakan akibat pukulan tadi."
Perkataannya itu menjelaskan rasa sakit yang masih kualami sampai sekarang akibat pukulan Orca tadi.
"Apakah efeknya benar-benar separah itu?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Weird Soul ✓
Mystery / Thriller[I know im Weird, but dont Hate what you dont Understand] Sam, itulah panggilan yang biasa diucapkan orang lain padaku. Harry Samael Ignasius, pelajar biasa dari kelas 11 SMA. Aku ini hanyalah orang aneh yang jarang keluar rumah dan tidak mempunyai...