Chapter 11: Ok, I Found Him

83 21 2
                                    

"Cari orang  asing yang sudah menungguku, lalu beri kotak ini?"
Kataku dalam hati sambil jalan- jalan ntah kemana.

"Goelaro bilang orang itu menunggu sekitar blok ini, tapi dimana? Aku tadi main iya-iya saja,"
Ucap ku dapam hati sambil menggaruk garuk kepala.

Aku terus berjalan mengelilingi setiap bangunan dan sudut jalan tanpa petunjuk yang pasti.  bangunan demi bangunan aku perhatikan dengan seksama.

"Kalau aku orang asing, kemana aku akan berada?"
Ucapku Sambil menengok ke kanan dan ke kiri.

"Hmm, tentu saja."
Aku langsung  memasuki barclub di sebrang jalan tanpa rasa ragu walau aku sebenarnya belum pernah masuk bar.

di dalam cukup ramai, ada yang sedang minum, mengobrol dll. aku hanya duduk di kursi depan bartender dan melihat sekeliling.

"Kau akan memesan minuman atau hanya akan duduk disitu?"
Tanya bartender itu padaku.

"Memangnya ada minuman apa?"
Tanya ku kepada bartender itu karena aku memang ngk tau apa minuman yang biasa disediakan di bar, mengingat aku memang tidak pernah ke bar.

"Lupakan, kau menunggu seseorang?"
Tanya bartender itu padaku, aku curiga kenapa dia langsung menanyakan hal itu, firasatku buruk tentang ini.

"Ahh...tidak"
Jawab ku dengan singkat.

"Aku belum pernah melihat mu, kau orang baru ya?"
Tanya nya padaku.

"Tidak juga"
Jawabku.

"Anak seusia mu terlalu muda untuk minum-minum di tempat seperti ini,"
Ucap nya padaku.

"Iya-iya baik, aku memang terlalu muda,"
Ucap ku sambil beranjak dari bartender itu dan keluar.

"Pak,kita menemukan nya"

Aku pun melanjutkan perjalanan, sambil mencari pria itu.
"Goelaro ini yang benar saja, kenapa dia tidak nyuruh yang lain saja, mereka kan lebih ahli, mana aku tidak diberi senjata, siapa tau tugasku ini berbahaya, ditambah bartender tadi, bikin kesal saja dia, nada bicaranya introgatif sekali,"
Kata ku dalam hati sambil menggrutu di jalan gang rumah rumah.

"Kau sedang apa disini?" kata seseorang secara tiba-tiba di sampingku.

"Maaf, apa?" tanyaku dengan bingung.
Orang itu terlihat seperti gelandangan, tapi apa urusannya tiba-tiba menyapaku begitu?

"Aku datang untuk memuja lucifer, tuhan lucifer," ucapnya yang membuatku semakin kebingungan.

"Orang ini kenapa sih, Satanis yang jadi gembel atau bagaimana?," kata ku dalam hati sambil mengingat kata kata Goelaro.
"Aku baru ingat,ciri ciri orang yang akan ku beri barang itu sama persis seperti dia,baju agak berantakan, rambut keriting, dan dia berarti dari tadi membicarakan password nya, kalau begitu berarti."

"Al hail lucifer"
Jawab ku padanya.

Orang itu langsung menyodorkan tangan seperti meminta sesuatu, lalu ku beri dia kotak yang di titipkan goelaro padaku.

Setelah mendapat kotak itu, orang itu langsung berlari tanpa berkata kata lagi, aku agak curiga aku ini salah orang atau tidak.
"Astaga, dia mencopot rambut nya, tunggu-tunggu, itu wig? Dia juga membukan semua baju nya?ahh dia pakai jaz sekarang,"
Kata ku dalam hati sambil terus melihat orang itu dari kejauhan yang terus berlari, melihatnya begitu menghilangkan rasa curiga ku tadi.

Itu barusan adalah hal teraneh yang pernah kulihat sejauh ini, " Jadi selama ini dia hanya menyamar, tapi ya sudah lah," kataku dalam hati dan melanjutkan langkahku.

"Baik sekarang urusan ku selesai, bagaimana cara nya aku pulang sekarang? Rumah alisya cukup jauh dari sini,"
Kata ku sambil berjalan ke arah jalan besar dimana aku bisa mencari angkutan umum untuk pulang.

"KAU DISANA,BERHENTI,"
kata seseorang berteriak jauh dari belakang ku.

Aku pun menengok ke belakang dan ku lihat sekitar 4 orang berpakaian rapi mengejarku dengan senjata api di tangan nya, sontak aku langsung berlari dengan panik dan ketakutan tanpa tau maksud dan tujuan mereka mengejarku.

"Benar kataku,benar kataku, firasat ku buruk tentang tugas ini,"
Kata ku dalam hati sambil terus berlari.

"KU BILANG BERHENTI,"
teriak mereka.

terdengar suara tembakan di belakangku, ku pikir mereka pasti sedang menembakan tembakan peringatan.

"Astaga, mereka menembakan tembakan peringatan, aku harus lari lebih cepat, siapa mereka ini? Intel?"
Kata ku dalam hati dengan panik.

Terdengar suara tembakan lagi beberapa kali di belakangku, namun aku hanya terus berlari.

Aku melihat tempat sampat disamping ku yang bolong terkena 2 peluru tadi.

"Orang-orang ini ... dari tadi bukan menembakan tembakan peringatan ... mereka menembaki ku,"
Kata ku dalam hati dengan ketakutan yang membuat kedua kaki ku langsung lemas walau kupaksa berlari.

"Aku bisa melakukan ini, aku pernah melakukan ini...tidak,  aku tidak bisa aku tidak pernah melakukan ini,"
Kata ku dalam hati dengan bertambah panik.

"Mati aku, mati aku," hanya itu kata-kata yang muncul di hatiku, aku benar-benar tidak didesain untuk kejar-kejaran seperti ini.

Aku terus berlari ke arah ujung gang dan aku sampai di jalanan besar, banyak kendaraan dan pejalan kaki disini, aku pun memanfaatkan kondisi dengan berlari diantara para pejalan kaki itu.

"Permisi, permisi,"
Kata ku sambil berlari di antara pejalan kaki yang lain.

Di tikungan jalan kulihat limousin hitam berhenti di depan ku, dua orang berpakaian ala mafia keluar dari mobil itu dan menatap ku dari kejauhan.

"Hidupku berakhir sudah, hidupku berakhir sudah,"
Kataku dalam hati dengan pasrah.

Dari kejauhan, pintu kedua limosin itu pun terbuka dan ku lihat Qurizk di dalam nya, ia menggerakan tangan nya sebagai isyarat padaku untuk masuk.

Aku pun berlari dan melewati 2 orang itu yang hanya diam menghadap ke arah aku datang.

"Haaah, haaah haaah,astaga astaga,"
Kataku dengan terengah-engah di dalam mobil itu.

"Tenanglah Nak ... pertunjukan nya baru saja dimulai."

The Weird Soul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang