Chapter 18: What the f*ck is this thing?

73 15 1
                                    


Lampu seketika menyala dengan tiba-tiba dan sontak membangunkanku dari tidur.

Pandanganku masih agak buyar. Aku masih belum bisa fokus terlebih dengan silaunya lampu kamar.
Aku mencoba mengucek-ngucek kedua mataku dan melihat ke arah sekitar.

"Kouksal?"
Kulihat Kouksal sedang berusaha membangunkan yang lain dari tidur mereka.

"Junior, kau sudah bangun? Cepat bantu aku membangunkan mereka,"
Ujarnya sambil berusaha membangunkan Goelaro yang masih tertidur pulas.

"Memangnya ada apa?"

"Nanti aku jelaskan, pertama-tama ayo bangunkan yang lain."

Aku pun beranjak dari sofa temlatku tidur dan mencoba membangunkan yang lain seperti yang Kouksal katakan. Aku bingung kenapa ia membangunkan kami malam-malam begini, apa ada bahaya?

Dengan mata yang masih berat dan kaki yang sempoyongan, aku mencoba mengetuk kamar tempat Andrew tidur untuk membangunkannya.

"Drew, bangunlah!" Kataku sambil mengetuk pintu berulang kali.

Karena tidak ada jawaban, aku pun membuka kamarnya.
Di dalam terlihat lampu menyala dengan ia yang tidur berbaring di ranjang.
Aku pun menghampirinya  yang masih tertidur pulas itu.

"Drew bangunlah, hei ayo bangun."
Aku mencoba menepuk-nepuk pipinya tapi itu sia-sia, ia hanya bergantiganti posisi tidur dan bukannya bangun.

"Drew, lensa kacamata mu kupegang dengan tangan ya?"

"Heh, jangan!"
Ucapnya yang tiba-tiba terbangun dan menggenggam pergelangan tanganku.

"Bagus, cepat bangunlah, ada sesuatu yang penting, cepat bantu aku membangunkan Alexi--"

"Tidak perlu, aku sudah bangun."
Jawabnya yang menatapku dari pojok ruangan.

Sial, ia mengerikan seperti kakaknya.

Sementara itu Kouksal masih kesulitan membangunkan Goelaro sejak tadi.
"Goelaro, bangunlah, aku mendengar suara-suara aneh," walau sudah dengan suara yang cukup kencang, namun Goelaro tetap tertidur lelap dan tak kunjung bangun.

"Sial, dia kalau tidur seperti kerbau," ucapnya sambil menampar-nampar pipi Goelaro.
"Hei, bangunlah."

"Ahh diamlah," jawab Goelaro yang terlihat belum benar-benar bangun. Ia justru membalikan badannya dan melanjutkan kembali tidurnya.

"Baik, kalau itu maumu,"
Kouksal lalu menggelitiki badan Goelaro hingga ia sontak kaget dan membuka matanya lebar-lebar.

"Ah iya-iya aku bangun. hentikan geli, ada apa, ada apa?"

Saat itu juga suara dobrakan itu terdengar lagi beberapa kali dengan kencang. Goelaro dan bahkan aku saat itu juga bertanya-tanya suara apa itu barusan. Apakah ada yang berusaha mendobrak pintu depan?

"Hah, suara apaan barusan?"
Dengan mata yang berkantung ia mencoba untuk melihat ke arah sekitar dan mendengarkan perkataan Kouksal.

"Karena itu lah kau kubangun kan, ayo bantu aku membangunkan yang lain," jawab Kouksal.

Andrew dan Alexius sudah kubangunkan.
Sisanya tinggal para wanita di kamar sebelah yakni Alisya dan Silvia.

Kami pun berjalan kedepan kamar mereka dan mengetuk pintu berulangkali.

"ALISYA BANGUNLAH!" ucap Kouksal sambil terus mengetuk kencang pintu kamar Alisya dengan kencang.
Ia seolah tidak sabat bila menunggu mereka bangun terlalu lama.

"Hei, mengetuk pintunya pelan-pelan saja, yang ada marah-marah nanti Alisya" ucap Goelaro pada Kouksal.

"Kalau pelan-pelan nanti dia tidak akan bangun. Lagipula jika Al--"
Belum sempat Kouksal menyelesaikan ucapannya, pintu kamar itu tiba-tiba terbuka. Alisya keluar dengan pakaian tidurnya sambil mengucek-ngucem kedua matanya yang berkantung.

The Weird Soul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang