Ini hari kedua sekolah. Aku bersiap-siap lagi untuk berangkat ke sekolah seperti kemarin.
Hari-hari normal seperti yang biasa kulakukan dulu akan dimulai kembali.
Mandi, mengenakan seragam, menunggu bus sekolah, serta hal-hal lainnya yang biasa kuulangi terus setiap pagi selama 365 hari setahun .Tapi hari ini semakin aneh rasanya.
Bus sekolah lebih sepi dari kemarin. Biasanya bus berisi setidaknya lima sampai sepuluh anak, tapi kali ini hanya aku saja.Aku pun turun dan bergegas berjalan masuk kedalam sekolah. Sekolah nampak sangat sepi, sedikit sekali siswa yang berlalu lalang di koridor untuk memasuki kelas.
Aku pun masuk ke dalam kelas dan duduk di tempat dudukku seperti biasa. Di kelas hanya ada sekitar seperempat jumlah murid kelas yang masuk hari ini, sangat sedikit bila di bandingkan dengan hari kemarin.
Ini sepertinya bukan karena aku datang terlalu cepat, aku bahkan datang lebih lambat dari biasanya hari ini."Camilla, murid-murid yang lain di mana?"
Tanyaku pada Camilla yang duduk sendirian agak jauh di belakangku."Aku tidak tau, sepertinya mereka tidak masuk hari ini. Tidak ada satu pun surat di meja guru," jawabnya. Ia terlihat agak lesu tidak seperti biasanya.
"Hmm, begitu ya. Ngomong-ngomong kau sedang sakit?"
Ia mencopot kacamatanya dan mengucek-ngucek kedua matanya.
"Sepertinya begitu. Aku kurang enak badan semenjak jalan-jalan semalam.""Memang kau jalan-jalan kemana?" tanyaku.
"Aku hanya pergi ke carnaval, makan-makan, nonton bioskop, berbelanja, banyak deh."
"Orang-orang ternyata kegiatannya banyak juga walau bertebar berita bahaya virus baru saat ini. Mungkin aku harus berhenti berdiam diri di kamar dan keluar juga," kataku dalam hati.
"Mungkin kau hanya kecapean itu. Semoga saja nanti bisa membaik," ucapku padanya agar kondisinya membaik.
Bel sekolah pun berdering tanda jam pelajaran dimulai. Mata pelajaran pertama kelasku adalah matematika. Mungkin guru-guru akan terkejut dengan jumlah murid di kelas.
Beberapa menit berlalu, namun guru mata pelajaran belum kunjung datang.
"Hari ini dimulai dengan jam matematika yang kosong, sepertinya nasib baik datang padaku," kataku dalam hati. Aku bukannya tidak bisa matematika atau membenci pelajarannya. Aku hanya ingin hari ini tidak dimulai dengan yang berat-berat.Namun, secarik kertas tiba-tiba muncul di mejaku saat pandanganku lengah.
"Kerjakan, hari ini dikumpulkan."
Ternyata itu ketua kelasku yang sedang membagikan soal matematika. Sepertinya benar guru matematika sedang tidak hadir hari ini.Aku pun mengerjakan soal tugas tersebut yang menurutku tidak terlalu sulit, lalu mengumpulkannya saat jam pelajaran berakhir seperti yang lain
Jam pelajaran selanjutnya pun dimulai, namun hal yang sama terjadi. Guru mata pelajaran tidak masuk lagi untuk kedua kalinya dan kami hanya mengerjakan soal seperti tadi.
Hal itu terus berulang hingga bel istirahat berdering.
Rasanya ada yang aneh.Aku pun segera keluar kelas dan mencari Andrew di kelas lain. Kami berdua pergi ke kantin dan membahas semua keganjilan yang kurasakan sejak pagi.
Kami duduk di meja kantin yang kosong. Hanya ada beberapa orang yang berada di kantin, itu yang menyebabkan kami berani duduk di sini. Karena biasanya kami selalu menjauh dari keramaian.
"Kemarin kau tidak masuk karena kecapean main di rumah Alisya?" tanyaku pada Andrew.
"Bukan, itu masalah yang seperti biasa," jawabnya sambil menaikan kacamatanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/199181480-288-k643888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Weird Soul ✓
Misterio / Suspenso[I know im Weird, but dont Hate what you dont Understand] Sam, itulah panggilan yang biasa diucapkan orang lain padaku. Harry Samael Ignasius, pelajar biasa dari kelas 11 SMA. Aku ini hanyalah orang aneh yang jarang keluar rumah dan tidak mempunyai...