"Bunuh seseorang dan ia akan mati sekali, bunuh semua harapannya dan ia akan mati seumur hidupnya."
******
"Di-di mana? Di mana mereka berdua?" tanyaku dengan panik sambil menggenggam erat baju Viktor.
Dari mana ia mengetahui Andrew dan Silvia? Apa hal buruk telah terjadi pada mereka?Viktor hanya tersenyum mendengar pertanyaanku barusan.
Gigi-gigi lancipnya itu perlahan terlihat, berbarengan dengan suara tawa kerasnya seolah ada sesuatu yang lucu di dalam pikirannya."Kau mau tahu mereka ada di mana? Biar kuberitahu kau, mereka ada di ...."
Ia lalu menjambak rambutku hingga seluruh tubuhku terangkat ke atas. Dengan segala yang kubisa, aku mencoba melepaskan cengkramannya itu.
"Akh, lepas.""SINI!"
Tiba-tiba ia menendang dadaku dengan sangat kuat hingga aku terpental jauh ke belakang.
Dadaku terasa sangat sesak dan nafasku tidak beraturan. Sakit, rasanya menyakitkan. Mulutku mengeluarkan darah saat itu juga akibat tendangannya barusan, sepertinya ada kerusakan parah dalam tubuhku.
Aku tidak dapat melawan, yang dapat kulakukan hanyalah menahan rasa sakitnya.Ia lalu meletakkan kakinya di atas kepalaku, memandangku dari atas dengan mata merahnya yang melirik tajam.
"Ada apa dengan mereka? Apa dua orang itu temanmu juga?""Di mana? Di mana mereka?" tanyaku sambil berusaha mengangkat kakinya dari kepalaku.
"Kau ... sangat menyayangi dua orang terakhir itu, ya?" katanya dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah.
Wajahnya yang biasa terlihat congkak kini berubah.
Ia lalu memindahkan telapak kakinya yang sejak tadi menginjak kepalaku."Dua temanmu itu sudah kami tangkap."
Ditangkap? Tapi bagaimana bisa? Andrew dan Silvia masih berada di rumah, dan untuk apa juga orang-orang ini ingin menangkap mereka berdua?
Untuk apa organisasi menangkap dua orang tidak bersalah yang bahkan tidak penting sama sekali bagi mereka?
Aku tidak paham lagi apa yang sebenarnya organisasi inginkan.
Tidak, itu tidak mungkin. Mereka tidak mungkin tertangkap."Begini saja ... kau akan kuberi kau tawaran," ujarnya dengan raut wajah yang berubah. Ia nampak serius kali ini, tidak seperti biasanya.
"Cari ruangan bernama A-1, itulah tempat dua temanmu berada. Dalam tiga menit, cari ruangan itu dan kalian akan kulepaskan."Aku terus menatap wajah dan mata itu, bertanya-tanya apakah ia jujur dengan perkataannya barusan.
Aku tidak dapat mempercayai orang ini begitu saja, tapi aku juga tidak punya pilihan lain.
Apa boleh buat, aku juga tidak mau mengambil resiko. Bagiku tujuanku sekarang hanyalah menyelamatkan semua anggota yang tersisa, Andrew dan Silvia."Ayo, cepat cari ruangannya," tegasnya sekali lagi yang memecah pikiranku.
Tanpa berkata apa-apa lagi, aku langsung berusaha untuk bangun dan berjalan.
Berjalan perlahan meninggalkan ruangan yang menjadi saksi biru kematian Goelaro, Kouksal, dan Apollo.
Sementara itu, Viktor hanya terlihat mengawasiku dari kejauhan dan mengamati gerak-gerikku sampai ke luar ruangan.Tunggu saja, aku akan menyelamatkan kalian. Kalian harus keluar dengan selamat, itu janjiku.
Langkah kakiku ini membawaku keluar dari ruangan tempat selama ini aku berada. Suasana di luar sana seperti di dalam, semuanya berwarna putih dan terasa senyap.
Rasanya terlalu sepi untuk ukuran bangunan sebesar ini. Kemana perginya setiap personel organisasi? Aku tidak menemukan siapa pun selama berada di sini kecuali Orang Sinting itu. Lupakan, aku tidak perlu memikirkan hal tidak penting seperti itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Weird Soul ✓
Mystery / Thriller[I know im Weird, but dont Hate what you dont Understand] Sam, itulah panggilan yang biasa diucapkan orang lain padaku. Harry Samael Ignasius, pelajar biasa dari kelas 11 SMA. Aku ini hanyalah orang aneh yang jarang keluar rumah dan tidak mempunyai...