O1-rendezvous

17.4K 1K 791
                                    

Sebelum itu,

sedikit peringatan
Cerita ini terdapat banyak kata - kata kasar, kekerasan, penyiksaan, dan hal - hal sensitif lainnya. jadi mohon bijak sebelum membaca, terimakasih

⚠⚠

----------------------------------------------------

"Om Johnny."

"..."

"Om." ulangnya sekali lagi.

Pria berjas yang duduk di depannya itu tak juga menjawab, bahkan terlihat tak acuh sama sekali dengan tetap memperhatikan layar ponsel ditangannya.

"Om Johnny!" suaranya lagi untuk yang ketiga kali.

"Ishh." Perempuan itu berdesis, sorot matanya memandang tidak suka tepat ke arah Johnny yang masih tampak tak peduli. Menyebalkan sekali memang pria itu, pakai segala belagak tuli. Kena karma tau rasa.

Lantas ia berdeham pelan. Sepertinya ia tau apa yang harus dilakukan untuk merebut atensi pria jangkung berwatak keras didepannya. "Johnny-yaaa."

"Johnny, Johnny, Johnny-"

Suaranya otomatis terhenti kala ia mendapati Johnny akhirnya melirik dengan satu gerakan. Lihat, bahkan posisi tubuhnya tak bergerak sama sekali, hanya matanya yang kini menyipit tidak suka.

"Ulang sekali lagi."

"Johnny Suh." sahutnya dengan percaya diri.

Johnny sontak mencibir dalam hati. Sial.

"Tidak sopan, Lee Haera. Aku dosenmu kalau kamu lupa."

Perempuan bernama Haera itu hanya mendelik. Lagipula siapa suruh sengaja mengabaikannya seperti itu. Bukankah awalnya Haera sudah berusaha sopan dengan memberikan sebutan didepan nama Johnny? Johnnynya saja yang kurang ajar. Giliran seperti ini saja minta di perlakukan secara santun.

"Mantan." peringat Haera. "Sekarang sudah tidak. Aku sudah lulus."

"Tetap saja usiaku lebih tua." Johnny tak mau kalah.

Haera mendengus. "Iya om iya, aku tau."

Merasa suasana sudah jauh lebih baik dari sebelumnya karena Johnny yang akhirnya bersuara, pun Haera tak mau mengulur waktu lebih lama. Akhir-akhir ini tujuannya datang malam-malam ke kedai Johnny memang hanya satu. Jelas bukan untuk sekedar bertemu, untuk apa juga Haera datang kesana kalau hanya untuk menemui Johnny. Haera butuh sesuatu.

"Om-"

"Tidak ada."

Raut wajah yang awalnya sudah dikondisikan untuk terlihat semangat itu mendadak lesu begitu saja kala Johnny tiba-tiba menyela. Lidahnya kelu untuk merespon jawaban dari pertanyaan yang bahkan belum sempat ia utarakan.

Sepertinya Johnny sudah sehafal itu dengan gelagatnya sampai belum apa-apa saja ia sudah ditolak mentah-mentah seperti ini. "Serius lah om-"

"Tidak ada mahasiswi yang memanggil dosennya om, Haera."

Haera menghela napas. Perkara panggilan lagi ternyata.

Kalau dipikir-pikir Johnny memang tidak salah. Tapi kan suka-suka Haera mau memanggilnya seperti apa. Toh Johnny sebenarnya bukan dosen resmi di kampusnya, bahkan dulu saat Haera masih menjadi mahasiswi baru, ia tidak pernah melihat keberadaan Johnny sama sekali disana. Entah apa alasannya tiba-tiba Johnny datang begitu saja dan memperkenalkan diri sebagai asisten dosen, pria itu menggantikan dosen pembimbing yang seharusnya membantu Haera dan beberapa anak lain untuk menyelesaikan skripsi di akhir masa studi itu.

ILLEGAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang