"he is a criminal."
-----------------------"Permisi, paket!"
Ten sibuk mengetukan pelan sepatunya ke tanah, menunggu si pemilik rumah membukakan pintu untuknya, ia tidak bisa membukanya sendiri dengan alasan kedua tangannya kini penuh dengan kantung-kantung berisi makanan ditambah dirinya yang memang tidak tau susunan kata sandi pintu didepannya.
Semakin jengah menunggu, Ten akhirnya mendengus kesal.
"PAKET WOI PAKET!"
"Gak belanja online!" sahut seseorang dari dalam sana.
Ten mendelik, jarak suaranya cukup dekat, perempuan itu ternyata sengaja membiarkannya berada di luar seperti ini. "Lee Haera buka pintunya!"
"Gak! Mau ngapain kurir maksa masuk ke rumah?!"
"Ini aku Ten astaga tidak bisa diajak bercanda sekali anak ini!" pria itu bersungut sebal. Haera dan Ten, dua manusia bermarga Lee itu memiliki sifat yang tidak jauh berbeda, mereka pecinta baku hantam.
Tiba-tiba pintu didepannya terbuka, pun detik berikutnya kepala perempuan itu muncul diantara celah pintu, menunduk sesaat guna melihat kantung belanja yang dibawa oleh Ten.
"Wih kayaknya bakal kenyang nih!" serunya yang detik kemudian kembali menatap lurus pada wajah kusut pria didepannya. "Jelek banget sepuluh hari ini."
"Gak lucu." kata Ten.
"Lah tadi kan situ yang ngajak bercanda."
"Sudah, permisi, aku mau masuk." Ten langsung mendorong pintu begitu saja, membuat Haera dengan cepat berpindah dari tempatnya, takut-takut tubuhnya tidak sengaja ikut terdorong karena tingkah barbar Ten.
Pria itu lantas melepas kedua alas kakinya dan langsung menempati salah satu tempat duduk di ruang tamu. Pun belum lama ia menyandarkan tubuhnya dikursi, atensinya kembali tertarik ketika seseorang lain tiba-tiba muncul dibelakang Haera --seorang pria menggunakan kemeja berwarna biru muda dan tengah menenteng jas putih serta tasnya di lengan.
"Eh ada Dokter Kim disini, sudah mau pulang?" tanya Ten.
Pria yang tak lain memang Doyoung itu mengangguk. "Haera sudah selesai diperiksa untuk hari ini."
"Bagaimana kondisinya?" tanya Ten.
"Pengen tau banget." cibir Haera.
Ten memutar kedua matanya merespon sahutan si perempuan. "Untuk laporan ke Tuan Na."
Doyoung tertawa kecil. "Lukanya sudah membaik, ada kemajuan untuk kondisinya, jadi kurasa jadwal check up-nya bisa di kurangi, tidak harus dua hari sekali."
Pun Haera mengangguk kecil. Lagipula ia mengerti kenapa Doyoung memberikan jadwal sesering itu, semua karena Haera yang seharusnya masih menjalani rawat inap dirumah sakit sekarang, yang mana artinya Doyoung setiap hari harus memeriksa keadaannya. Tapi karena dirinya memaksa pulang, alhasil ia harus memiliki jadwal periksa sesering ini.
Haera jadi merasa tidak enak telah merepotkan pria itu.
"Dokter Kim jangan pulang dulu gimana?" tawar Haera.
"Ada apa memangnya?"
"Kita makan siang dulu. Tuh Om Ten bawa banyak makanan." ujarnya seraya melirik tiga kantung belanja berukuran besar yang tergeletak dikursi.
Mendengarnya, Ten seketika melirik Haera tajam. Bukan, bukan perihal makanan yang ia bawa, tapi...
"Kau memanggilku apa barusan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLEGAL✔
Fanfiction❝If karma doesn't hit you, I fuckin' will.❞ highest rank: #1 in yuta (18/2/21) #1 in nakamotoyuta (4/1/21) #1 in yutanct (9/1/21) #6 in nakamoto (23/1/21) #3 in johnnysuh (07/2/21) #8 in ten (20/1/21) #8 in crime (24/2/21) #9 in lee (24/2/21) #9 in...