"it's all lies."
---------------------
Lee Naeun. Perempuan dengan rambut terikat asal itu membawa dua kotak besar memasuki ruangan. Di dalam sana, dua rekan satu timnya tengah bersandar dikursi seraya mengipaskan tubuhnya dengan selembar map berwarna cokelat. Ketiganya tampak kusut, lelah, juga berantakan.
Ia kemudian meletakkan dua kotak itu tepat di meja bundar yang dikelilingi dua orang lainnya, kemudian menarik satu kursi yang tersisa dan duduk disana.
"Kenapa kalian diam saja? Kita harus apa sekarang?" tanya Naeun.
"Istirahat." jawab salah satunya.
"Cha Eunwoo!"
"Makan." jawab yang lainnya.
"Jung Jaehyun!"
"Ck, kamu ini bersemangat sekali, kita sudah bekerja ekstra dari pagi." sebuah pembelaan dilempar oleh salah satu laki-laki bernama Eunwoo.
"Kalian ini. Aku mengangkat dua kotak besar seperti ini sendirian, lalu untuk apa aku memiliki dua rekan laki-laki dalam tim ku kalau hanya bisa berlari mencari pendingin ruangan setiap selesai bertugas."
"Panas Lee Naeun panas." pembelaan kedua kembali diucapkan Cha Eunwoo seraya mengibaskan tangannya.
"Iya iya. Maaf tuan putri." Jaehyun tersenyum, sedangkan Naeun malah terlihat malas merespon senyum itu. Jaehyun menghela napas, padahal ia hanya berusaha memadamkan perdebatan yang pasti akan terjadi diantara dua temannya apabila terus dibiarkan. "Apa isi kotak itu?"
"Barang bukti." jawab Naeun.
Pagi ini. Tiga orang yang tergabung dalam satu tim kejahatan dan kekerasan dalam kepolisian itu baru saja memeriksa tempat kejadian perkara, tempat dimana terjadi kebakaran besar di sebuah pabrik kembang api yang benar-benar menguras tenaga ketiganya kali ini.
Sejak pagi mereka sibuk mengumpulkan barang bukti, menyelidiki segala macam kemungkinan awal bagaimana insiden itu bisa terjadi.
"Ini kasus besar, kalau tim kita bisa memecahkannya, kita semua akan dapat kenaikan pangkat, kalian lupa?" ucap Naeun.
"Besar apanya? Kebakarannya memang besar, tapi penyebabnya hanya korsleting listrik. Jangan berharap terlalu banyak Naeun." Si perempuan semakin mengerutkan wajahnya mendengar pembelaan yang kembali dilontarkan oleh Eunwoo. "Kamu terlalu ambisius." lanjutnya.
"Lebih baik seperti itu daripada menyerah sebelum memulai, tak punya harapan." sindir Naeun.
"Siapa yang menyerah?" Eunwoo tak terima.
Naeun mendengus, menghadapi Eunwoo memang tak ada habisnya. Mungkin tim lain akan mengatakan seharusnya ia bersyukur memiliki Eunwoo dan Jaehyun sebagai teman satu timnya, terutama para polisi perempuan, banyak yang iri akan hal itu. Tapi faktanya, terkadang Naeun justru ingin meminta Kepala tim untuk merombak ulang susunan anggotanya.
Yang satu terlalu banyak bicara dan mengeluh, yang satunya terlalu banyak berpikir sendirian.
Keduanya memiliki titik sulit masing-masing untuk dihadapi.
"Itu kan baru hasil penyelidikan awal, kamu lihat dulu siapa saja kemungkinan korbannya." Naeun mendorong kedua kotak itu ke masing-masing laki-laki di depannya. Jaehyun langsung meraih salah satu kotak, sedangkan Eunwoo dengan malas-malasan meraih kotak satunya.
"Tunggu, tidak ada disitu, aku sudah memisahkannya " ingat Naeun.
Ia kemudian mengeluarkan kotak kecil dari salah satu saku jaketnya, meletakkannya dimeja, membuat atensi dua orang itu teralihkan begitu saja. Sebuah kotak berisi kartu kartu identitas berhasil membuat Jaehyun dan Eunwoo memaku ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLEGAL✔
Fanfiction❝If karma doesn't hit you, I fuckin' will.❞ highest rank: #1 in yuta (18/2/21) #1 in nakamotoyuta (4/1/21) #1 in yutanct (9/1/21) #6 in nakamoto (23/1/21) #3 in johnnysuh (07/2/21) #8 in ten (20/1/21) #8 in crime (24/2/21) #9 in lee (24/2/21) #9 in...