23-after midnight II

1.8K 256 64
                                    

"wanna have a long flight with me?"
---------------------------------------------------------

"Bajingan Lee Taeyong!"

    
BUGH
     

Satu pukulan mendarat tepat di wajah Taeyong. Yuta benar-benar mengerahkan seluruh tenaga yang tersisa untuk menghajar pria itu di pukulan pertamanya.

Taeyong memegangi rahangnya, kembali berdiri setelah sempat terhuyung ke belakang. Ia sengaja tidak menghindar. Yuta butuh diberi kesempatan untuk melampiaskan amarahnya bukan?

"Bagaimana? Kau percaya dengan Ten?" Taeyong melepas in ear ditelinganya, melempar asal ke sembarang arah. "Aku mendengar percakapan kalian."

Rahang Yuta sontak menegang, buku-buku jarinya tercetak jelas di punggung tangannya yang terkepal sempurna. Yuta menarik napas dalam, berusaha kuat untuk tidak melayangkannya pukulan yang kedua. Ia butuh alasan, setidaknya Taeyong tidak mungkin melakukan hal gila ini begitu saja. Selain itu Yuta juga tengah berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa semua ini memang nyata --Yuta baru saja mendapat fakta bahwa Taeyong mengkhianatinya.

Bagaimanapun juga ia terlalu sulit mempercayai itu. Orang yang selama ini Yuta anggap teman -atau bahkan saudara- adalah orang yang diam-diam ingin menghancurkannya? Tolong katakan bahwa Yuta hanya mimpi, ia tidak ingin menerima kenyataan pahit seperti itu.

"Kau melakukan semuanya?!" tekan Yuta, dengan napas yang mulai memburu Yuta tak sedikitpun melepas tatapan nyalang dimatanya. Taeyong orang yang paling mengenal Yuta, pria itu bahkan mengetahui titik terkecil dalam hidupnya dan Yuta sama sekali tak menyangka bahwa Taeyong akan menggunakan itu sebagai senjata untuk dirinya sendiri.

Taeyong menunjukkan seulas senyum licik yang sekilas terlihat remeh. "Bagaimana sandiwaraku Na Yuta. Berhasil?"

"Brengsek!" Gerak reflek membawa kepalan tangan Yuta melayang ke arah wajah lawan bicaranya. Pukulan itu hampir saja mengenai wajah Taeyong untuk kedua kali kalau saja pria itu tak cepat-cepat menahan. "Katakan kalau kau tidak serius dengan ini, Lee Taeyong!"

Satu sudut bibirnya terangkat keatas, menyentak kasar tangan Yuta, kemudian membalas tatapan membunuh yang Yuta sorotkan padanya. "Kau mengenalku dengan baik, seharusnya kau tau kalau aku tidak suka bercanda."

Dengan arah pandang yang tak lepas dari Taeyong, Yuta diam-diam bergerak mundur, membawa langkahnya mendekat pada sofa dimana mantelnya terlampir disana. Yuta harus mengambil senjata yang ada di dalam saku mantel itu mengingat ia tidak memegang apapun dan Taeyong bisa saja menyiapkan perlawanan tanpa sepengetahuannya.

"Apa? Kau mencari ini?" Taeyong dengan santai mengeluarkan laras pendek dari balik punggung, melemparnya pada Yuta. "Sudah ku kosongkan isinya."

"Bajingan." tekannya dalam. Baru saja Yuta ingin kembali melayangkan pukulannya, suara lain yang tiba-tiba muncul dari pintu utama berhasil menarik atensinya. Disana, lima orang yang tak Yuta kenal berdiri memenuhi ambang pintu.

"Tuan Lee."

Yang dipanggil lantas menoleh lalu tersenyum puas. "Tepat waktu, kalian sudah datang. Perempuan itu di dalam."

"Lee Taeyong brengsek!"

Reflek Yuta bergegas menuju kamar, berusaha mendahului orang-orang suruhan Taeyong yang sialnya bergerak lebih cepat. Belum juga Yuta berhasil meraih pintu, satu orang tiba-tiba menarik mundur tubuhnya dan langsung melayangkan pukulan yang tepat sasaran.

  
BUGH.
 

"Sial." Yuta merutuk pelan kala punggungnya berhasil menabrak lantai. Ia tersungkur seraya menatap nyalang kumpulan orang yang berdiri di depannya secara bergantian.

ILLEGAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang