22-after midnight I

2.6K 276 93
                                    

"anger makes you stupid, stupid gets you killed."
----------------------------------------------------------------

"Ten, kau sudah dengar kabar tentang Haera?" Jaehyun mengambil jeda, menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. "Moon Taeil menghubungiku, dia bilang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Haera di Busan sekarang."

"Dan Mark mengatakan padaku bahwa Taeyong dan kawanannya menjebak mereka supaya pergi ke arah yang berbeda."

Jaehyun terperanjat, bangkit dari kursinya. "Taeyong? Lee Taeyong? Apa maksudmu?"

Sekilas terdengar helaan napas panjang dari seberang sana. "Aku lupa mengabarimu kalau aku sempat menemukan Taeyong masuk ke salah satu bar saat aku baru saja menolong Yuqi. Di dalam bar itu ada Lucas."

"Sialan. Jadi memang dia orangnya?!"

"Lihat. Dugaanku tidak pernah salah Jung."

Jaehyun reflek merutuk dalam hati. Lagi-lagi mereka kecolongan. Entah kenapa rasanya keberuntungan terus-terusan tidak berpihak pada mereka. Lucas dan tentunya Taeyong selalu berhasil berada satu langkah di depan, dan sialnya tidak ada yang tau tentang itu sebelumnya.

"Kau tidak tau rencana mereka pergi ke Busan?"

"Ini jelas tidak terencana, mereka memutuskan pergi kesana secara tiba-tiba, setelah bertemu dengan Moon Taeil lebih tepatnya. Aku bahkan bisa tau karena kebetulan Mark datang ke apartment Tuan Na. Andai bocah itu tidak kesana, aku juga tidak akan tau apapun."

Jaehyun mendengus mendengar penjelasan Ten yang cukup masuk akal. Lagipula tidak ada alasan untuk Haera mengabari dirinya, Ten, atau bahkan Johnny. Perempuan itu pasti berpikir bahwa semua akan baik-baik saja mengingat ia pergi bersama Yuta dan orang-orang lainnya yang ia anggap tak berbahaya.

Tak ada satupun dari mereka yang tau tentang permainan yang tengah Taeyong rencanakan. Kalau memang benar Taeyong orangnya, Jaehyun akui bahwa pria itu terlalu pandai --bahkan sangat pandai-- melakukan sandiwara. Toh tidak ada yang mengira, gelagatnya tak terlihat sama sekali, bahkan tidak ada tanda apapun yang mengarah pada namanya.

"Aku tidak berharap bahwa Taeyong akan menang kali ini. Tapi --ah aku benci mengatakannya..."

Ten mengambil napas sejenak. Dari caranya berbicara saja Jaehyun tau pasti bahwa pria yang biasa nekat itu terdengar putus asa.

"Ku akui Taeyong pintar. Ia pasti sudah merencanakan sesuatu mengingat saat mereka memutuskan pergi dirinya juga berada disana. Dan ku yakin sekarang semuanya berjalan sempurna sesuai keinginannya." Ten berdecak. "Kita semua disini, Taeil dan Mark entah bagaimana, dan ia hanya bersama dengan Tuan Na dan Lee Haera."

Jaehyun memaku ditempat. Dengan telinga yang terus mendengarkan penjelasan dari Ten, isi kepalanya tak henti bekerja mencari jalan keluar. Jaehyun memijat pelipisnya pelan, kemudian berjalan ke balkon apartementnya.

"Bisa kau lacak apa yang akan mereka lakukan?"

"Aku sedang mencari informasi tentang pergerakan Lucas sekarang. Sejauh ini yang ku tau hanya ia menjebak mobil Mark dan Taeil. Mereka tertahan cukup lama karena ada inspeksi dadakan di jalan oleh petugas lalu lintas."

Jaehyun mendengus jengah. "Petugas kepolisian mana yang melakukan inspeksi hampir tengah malam seperti ini."

"Kita bahkan sama-sama tau kalau inspeksi itu sengaja dibuat Detektif Jung. Kalaupun mereka adalah petugas sungguhan sudah pasti mereka menerima uang. Kau juga polisi, dan aku tau kalian menerima sogokan."

ILLEGAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang