"I need your honesty rather your sweet talk"
--------------------------------------------------------------
"Park Sooyoung."
Si pemilik nama yang sejak tadi duduk sendiri di ruang vip yang ada di dalam salah satu bar itu hanya melirik malas. Tangan itu kemudian bergerak meletakkan gelas anggurnya di meja dengan arah pandang yang terus memperhatikan gerak-gerik wanita yang kini duduk di hadapannya.
"Bagaimana kabarmu, Sekretaris Park?"
"Tidak perlu basa-basi." Sooyoung tak acuh. "Apa yang kau inginkan?"
Wanita itu menyeringai malas. "Tenang sedikit, kau lupa aku siapa?"
"Kalau kau ingin membahas itu --aku sudah tidak ada hubungan apapun denganmu lagi, Nona Bae."
Sementara Sooyoung menatapnya serius, wanita yang tak lain memang Bae Joohyun itu hanya berdecih tak peduli. Setelah muak menghadapi Johnny yang selalu terang-terangan melawannya, kini ternyata ia harus kembali melakukan hal yang sama karena sialnya seluruh orang-orang pria itu juga memiliki pola pikir yang tidak jauh berbeda.
Melihat bagaimana sikap Sooyoung sekarang, perempuan yang saat ini tengah hamil besar itu benar-benar terlihat tidak acuh dengannya. Tingkah lakunya seakan memberi Joohyun isyarat untuk tidak lagi berusaha mengganggu. Miris sekali Joohyun melihatnya. Perempuan hamil yang kini malah meminum alkohol itu sudah cukup kacau karena kehilangan Johnny, belum lagi setiap memikirkan Jung Jaehyun dan Lee Haera. Bukankah kehadirannya tepat karena ia memang berniat membantu? Tidak seharusnya Sooyoung bersikap seperti itu.
"Lalu apa rencanamu setelah ini?" tanyanya. "Tetap bersama anak buah tuanmu yang lain?"
Lantas Joohyun tersenyum remeh. "Pekerjaan mereka tidak akan bisa menjamin hidupmu dan anak itu kelak, Park Sooyoung."
Disana Sooyoung mulai tegang, seakan berhasil tersulut hanya karena Joohyun membawa Johnny dalam obrolan mereka. Meski Sooyoung memang memiliki kebencian tersendiri terhadap Jaehyun dan Haera, tetap saja ia tidak akan lupa tentang siapa orang yang telah menyandera dan berusaha membunuh tuannya.
"Johnny Suh sudah mati, Sooyoung-ah."
"Tutup mulutmu!" Sooyoung berteriak dengan tatapan nyalangnya yang seketika terhunus tajam tepat kearah wanita yang tampak begitu tidak peduli disana. "Kau penyebabnya, Bae Joohyun."
Joohyun tertawa malas. "Aku?"
"--atau Jung Jaehyun dan Lee Haera?"
Mendengarnya Sooyoung hanya berdecih dan langsung memalingkan pandangannya ke sembarang arah.
"Jadi kau benar-benar akan pergi dari kami dan mengikuti jejak tuanmu dengan berpihak pada orang-orang baik itu?"
Batin Sooyoung sibuk mencibir. Maksudnya Haera? Tentu saja tidak. Untuk apa ia berpihak pada perempuan itu? Sooyoung membencinya.
"Qian Kun, Kim Mingyu, dan anak buah tuanmu yang lain paling tidak hanya akan berakhir menjadi kelompok gangster pembuat onar. Kau yakin akan tetap bersama mereka?"
Sooyoung masih tak bersuara. Sepertinya ia mulai mengerti apa keinginan Joohyun disini. Wanita itu tengah berusaha mempengaruhi isi pikirannya dengan meremehkan anak buah Johnny yang lain.
Memang benar. Setelah perginya Johnny, seluruh antek-antek pria itu macam orang kehilangan arah. Joohyun tidak salah kalau menganggap orang-orang itu akan melanjutkan hidup dengan cara yang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Berkecimpung dengan hal kotor seperti itu adalah hal paling mudah untuk mereka lakukan karena banyak dari mereka yang tak punya keterampilan, apalagi pendidikan. Lagipula bukankah memang itu salah satu alasan mereka bersedia bekerja sebagai pembunuh bayaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLEGAL✔
Fanfiction❝If karma doesn't hit you, I fuckin' will.❞ highest rank: #1 in yuta (18/2/21) #1 in nakamotoyuta (4/1/21) #1 in yutanct (9/1/21) #6 in nakamoto (23/1/21) #3 in johnnysuh (07/2/21) #8 in ten (20/1/21) #8 in crime (24/2/21) #9 in lee (24/2/21) #9 in...