18-lost

1.9K 340 150
                                    

"she set a fire on it"

-------------------------------

Tidak ada pilihan lain untuk Mark hari ini. Pukul tujuh -waktu yang bahkan terlalu pagi untuk bertamu- Mark memutuskan datang ke rumah Haera. Setelah percakapan singkat diponselnya kemarin malam Mark begitu khawatir akan ada yang mengganggu perempuan itu hari ini. Ia benar-benar tidak mengerti sejauh apa sebenarnya Haera terlibat dalam kasus kebakaran itu, Mark yakin pengetahuannya masih terlampau jauh dari kenyataan yang ia ketahui; bertahun-tahun berteman dengan Haera menjadi alasan kuat baginya untuk mengira bahwa ada yang disembunyikan oleh perempuan itu.

"Morning Lee Haera."

Pintu kembali tertutup, namun Mark tidak mendengar sahutan apapun dari dalam. Apa jam tujuh terlalu pagi untuk membuka mata? Mungkin bagi Mark iya, tapi tidak untuk Haera. Yang Mark tau perempuan itu selalu terbangun pukul lima setiap hari guna cepat-cepat pergi ke apartmentnya untuk menghindari tagihan sewa dari seorang Moon Taeil.

Ah, apa karena Yuta telah melunasi seluruh tagihan sewanya sehingga perempuan itu tak lagi perlu repot-repot menghindari Taeil? Semoga saja iya –Mark tidak mau berpikiran buruk sekarang.

"Haera?"

Mark membuka pintu kamar; tak ada siapapun didalam, hanya buntalan selimut dan seprai yang berantakan tak karuan ditambah bantal yang berada pada posisi yang tak seharusnya. Ini aneh, tidak biasanya Haera tidur dengan pola tingkah seperti itu.

"Lee Haera." Melirik sejurus pada arah kamar mandi, pintunya bahkan terbuka, sudah jelas tak ada siapapun didalam sana.

Tubuh Mark seketika kaku, air mukanya berubah masam, ia sama sekali tak berkutik ditempatnya berdiri. Sepertinya Mark memang harus berpikiran buruk, bagaimana bisa ia baru sadar bahwa tempat tinggal Haera benar-benar terasa bagai bangunan tak berpenghuni.

"Tidak tidak tidak." sibuk meracau sendiri, detik berikutnya dengan sigap Mark berlarian menyusuri seluruh sudut rumah yang bahkan tak lebih luas dari unit apartmentnya itu, memastikan bahwa memang tidak ada Haera disana.

Pun Mark keluar menuju balkon, menaiki tangga yang mengarahkannya keatap rumah itu dengan tergesa, mungkin saja Haera tengah menikmati udara pagi diatap rumahnya bukan? Ayolah Mark tidak ingin pikiran buruknya menjadi kenyataan di waktu sepagi ini.

"Lee Haera!" Mark menarik napas jengah di anak tangga terakhir; tak ada siapa-siapa, atap rumah yang biasa menjadi tempat kesukaannya dirumah itu tak menunjukkan keberadaan siapapun. Rumahnya benar-benar kosong.

"Sial."

Tangannya reflek merogoh ponsel disaku celana. Menekan satu angka yang masuk ke dalam panggilan cepat ponselnya. "Kumohon Lee Haera."

Tangannya sedikit gemetar, napasnya mulai berderu tak beraturan. "Angkat kumohon angkat."

Nada sambung terakhir berbunyi, Mark semakin gusar, Haera tidak mengangkat panggilannya.

Dimana perempuan itu sekarang Mark benar-benar tidak tau. Haera bukan tipikal perempuan yang rajin berolahraga dipagi hari. Satu-satunya tempat yang akan ia tuju di waktu sepagi ini hanya apartmentnya. Tapi kalau pikiran buruknya benar; bahwa ada yang membawa Haera pergi. Orang itu pandai bermain rapih karena tak meninggalkan jejak sama sekali. Rumahnya benar-benar ditinggal dalam keadaan dimana semua barangnya tertata di tempat yang seharusnya –kecuali kamar tidur.

Belum selesai Mark dengan segala spekulasi yang ada di pikirannya, ponsel ditangan Mark tiba-tiba berdering, dan tak perlu menunggu waktu lama untuk diterima oleh si empunya.

ILLEGAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang