"you should be scared of me."
-----------------------------------------
"Bagaimana?"
Pertanyaan itu terlontar dari pria bertubuh jangkung yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan kedua tangan yang sibuk mengusak rambutnya, Lucas berjalan menghampiri seseorang yang kini tengah duduk menghadap pada salah satu komputer.
Saat ini Lucas memang tengah berada disebuah rumah kecil yang penuh dengan perangkat itu, ada yang menyala, ada yang mati, ada pula yang kini tengah menampilkan rentetan kode yang tak ia mengerti. Rumah Kun, pria yang kerjaannya hanya sibuk dirumah menghadap layar setiap kali ia mendapat perintah.
"Sama sepertimu. Aku juga tidak bisa membukanya."
Lucas berdecak pelan. "Coba pakai komputermu yang lain."
"Bukan masalah komputernya, memang berkasnya tidak bisa diretas." ucap Kun pasrah, ia sudah cukup lama berkutat dengan micro sd yang Lucas berikan padanya, tapi hasilnya sama saja, berkas itu memiliki kata sandi yang sama sekali tidak pernah ia kenali formatnya. "Dimana ponselnya?"
"Ku buang. Ponsel itu ternyata hanya digunakan untuk menyimpan kartu sialan itu, tidak ada gunanya, sudah mati total."
Kun mengangguk paham. "Kau benar - benar lupa kata sandinya?"
"Sudah ku katakan benda sialan itu bukan milikku." kesalnya. "Kau pikir aku sebodoh itu menyimpan data diriku sendiri dan meninggalkannya disana?"
Kun menghela napas, Lucas ada benarnya. "Lalu siapa yang menyimpan tiga file merepotkan ini menggunakan namamu?"
"Aku dijebak sialan." Lucas geram. Ia mengusap kasar wajahya, kemudian menatap Kun serius. "Kau serius tidak bisa membukanya?"
Sejurus dengan itu, anggukan dari si lawan bicara berhasil membuat Lucas semakin putus asa. Pasalnya, selama ini Kun tidak pernah bisa diragukan dalam hal seperti ini. Bahkan ia sampai rela menghampiri tempat tinggal pria itu hanya karena penasaran setengah mati akan isi benda yang membuat dirinya menjadi buronan polisi sekarang.
Ya, semua pemikiran itu salah, bukan Lucas pemilik tiga berkas atas namanya yang ada didalam ponsel itu.
"Format berkasnya sangat asing, aku baru pertama kali menemukan yang seperti ini." ucap Kun.
"Brengsek!" umpatnya kasar seraya memukul meja didepannya, tangannya sejak tadi terkepal kuat. Ia marah.
"Tuan Seo tau tentang ini?"
Lucas menggeleng. "Jangan sampai pria sialan itu tau. Aku yakin kau bisa jaga rahasia, aku tidak ingin mati muda hanya karena pelurunya."
"Apa tidak lebih baik kau hancurkan saja micro sd ini Lucas?" tawar Kun. Menghilangkan barang bukti, bukankah itu yang biasa mereka lakukan.
"Akan ku lakukan nanti, setelah aku menemukan pemiliknya." ucap Lucas. Ia yakin hanya si pemilik yang bisa membuka kata sandinya. Lucas ingin tau siapa yang menyusun rencana sebaik ini hanya untuk menjebaknya.
Kun melirik pria yang tengah bersandar dengan raut wajah kesal itu dikursi. "Lalu mau kau apakan orang itu?"
"Menurutmu apa yang harus ku lakukan untuk orang yang sudah membuat kekacauan seperti ini?"
Kun terkekeh, tanpa dijelaskan ia pun tau maksud pria itu. "Kau masih muda, jangan terlalu banyak membunuh orang."
Iya seharusnya. Tapi mau bagaimana lagi, Lucas sudah terlanjur menyimpan dendam pada orang itu. Orang yang tak ia tau siapa tapi berhasil membuat dirinya berada dalam kesulitan. Menyusahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLEGAL✔
Fanfiction❝If karma doesn't hit you, I fuckin' will.❞ highest rank: #1 in yuta (18/2/21) #1 in nakamotoyuta (4/1/21) #1 in yutanct (9/1/21) #6 in nakamoto (23/1/21) #3 in johnnysuh (07/2/21) #8 in ten (20/1/21) #8 in crime (24/2/21) #9 in lee (24/2/21) #9 in...