"Prettyface, dark soul."
-------------------------------------
Langit berwarna hitam pekat, pun jarum jam sudah mengarah pada angka sembilan. Setelah mengunjungi Haera di rumah duka, seperti seharusnya, Jaehyun telah berada di tempat tinggalnya malam ini, bersama Eunwoo pastinya. Mereka berdua menyewa satu rumah untuk ditinggali bersama, selain karena pertemanan yang memang sudah terjalin cukup lama, keduanya juga sepakat ingin menghemat pengeluaran biaya sewa setiap bulan.
"Apa itu?" suara Eunwoo yang entah darimana berhasil memecah fokus Jaehyun yang tengah memperhatikan benda ditangannya lamat lamat.
"Ponsel." jawabnya.
"Aku juga tau, tapi ponsel apa?" Eunwoo merebut ponsel model lama yang berada di genggaman Jaehyun.
Tidak salah, memang ponsel mati yang Jaehyun temukan diantara tumpukan barang bukti tadi sore.
"Kamu tidak pernah lihat ponsel yang seperti ini?" tanya Jaehyun membuat si pemegang ponsel reflek memberikan lirikan sinisnya. Jaehyun mengabaikan dan mengambil kembali ponsel itu dari tangan Eunwoo.
"Tapi serius, untuk apa benda itu ada disini? Punyamu?"
Jaehyun menggeleng. "Barang bukti."
Eunwoo sontak melebarkan mata, mulutnya terbuka lalu bertepuk tangan dengan ketukan yang terdengar dramatis di telinga Jaehyun. "Serius? Jung Jaehyun mengambil barang bukti diam-diam?"
Jaehyun melirik. "Itu artinya kalau ada yang tau tentang ini, itu pasti bersumber darimu."
"Naeun tidak tau kamu membawa ini?" tanya Eunwoo dan lagi - lagi Jaehyun menggeleng. "Lalu apa menariknya sampai dibawa pulang? Kamu tau itu milik siapa?"
Jaehyun menggeleng lagi. Ia memang sengaja mengambil ponsel tersebut secara diam-diam. Keberadaan ponsel itu cukup memunculkan tanda tanya. Tak ada alasan khusus sebenarnya, Jaehyun hanya ingin memuaskan rasa ingin taunya. Karena kalau tidak, seorang Jaehyun yang hobi berpikir itu tidak akan bisa tidur tenang malam ini.
"Terus untuk apa?"
"Penasaran saja siapa pemiliknya. Ponsel seperti ini sudah jarang sekali dipakai di masa sekarang, kecuali ada tujuan tertentu."
Eunwoo terkekeh kecil. "Kamu terlalu banyak menonton drama bergenre kriminal ya? Bisa jadi pemiliknya memang seorang buruh yang taraf ekonominya rendah, tak semua orang bisa memiliki ponsel pintar seperti kita."
Jaehyun tidak menanggapi, tetap sibuk memperhatikan ponsel yang kini sudah kembali berada ditangannya. Melihat itu berhasil membuat Eunwoo semakin lama semakin jengkel.
"Mau kamu lihat terus sampai besok pagi ponsel itu tidak akan berubah menjadi senjata Detektif Jung." sindir Eunwoo.
"Benar juga." pun selepas berucap detik berikutnya Jaehyun langsung membuka penutup baterai di bagian belakang ponsel. Tindakannya yang terkesan tiba - tiba itu berhasil membuat Eunwoo menatapnya terkejut.
"Hei, ini bisa dianggap perusakan barang bukti kalau kamu lupa. Kalau Naeun sampai tau, habis kamu Jae." peringat Eunwoo.
Jaehyun menghentikan gerakan tangannya, kemudian menatap Eunwoo cukup intens. "Dan kalau dia sampai tau berarti itu salahmu, Detektif Cha."
Yang ditatap seketika membatu ditempat, kemudian menelan salivanya susah payah. "I-iya iya aku rahasiakan."
"Kalau tidak ada sesuatu di ponsel ini kita bisa menghilangkannya-"
"Itu pelanggaran." sela Eunwoo.
Jaehyun mendengus. "Tidak akan berpengaruh juga kalau tetap dijadikan barang bukti. Tapi kalau ada sesuatu di dalamnya, kita bisa --tunggu, apa ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLEGAL✔
Fiksi Penggemar❝If karma doesn't hit you, I fuckin' will.❞ highest rank: #1 in yuta (18/2/21) #1 in nakamotoyuta (4/1/21) #1 in yutanct (9/1/21) #6 in nakamoto (23/1/21) #3 in johnnysuh (07/2/21) #8 in ten (20/1/21) #8 in crime (24/2/21) #9 in lee (24/2/21) #9 in...