12-renegade

2.5K 407 362
                                    

"someone needs help."
----------------------------------

Jaehyun keluar dari ruang rawat, menutup pintunya dengan perlahan. Haera sudah bangun setelah sempat tak sadarkan diri selama beberapa jam, untung saja ada Ten yang dengan sigap menyiapkan mobilnya untuk membawa Haera ke rumah sakit, kalau tidak Jaehyun tidak bisa membayangkan hal buruk apa yang mungkin akan terjadi.

Dan disanalah pria itu sekarang, duduk di salah satu kursi panjang yang tersedia di lorong ruang perawatan. Sejak awal Ten hanya sibuk menunggu disana, tidak berniat untuk masuk ke dalam.

"Tuan Lee." panggil Jaehyun seraya berjalan menghampirinya, duduk di kursi yang sama, hanya saja mereka sama-sama duduk diujung, menyisakan satu tempat ditengah.

Merasa terpanggil, Ten mengerutkan wajahnya. "Tadi kau memanggilku apa?"

Sepertinya Ten tidak salah dengar, polisi itu baru saja memanggilnya tuan. Lucu sekali.

Jaehyun tersenyum tipis. "Terimakasih sudah datang tadi."

"Oh, iya sama-sama. Tapi kau cukup memanggilku Ten, panggilanmu barusan terdengar aneh di telingaku."

Jaehyun mengangguk kecil. "Kalau boleh tau kenapa kau bisa tiba-tiba ada disana?"

Ten sudah menduga, pertanyaan itu pasti datang. "Perintah tuanku."

"Tuanmu?"

"Na Yuta."

"Ah kau bekerja dengannya." pantas saja, Jaehyun paham sekarang.

"Ya. Kau pasti mengenalnya."

Jaehyun mengangguk. "Aku pernah bertemu dengannya di apartment Haera."

Ten lalu melirik pria itu, sepertinya ada yang berbeda antara isi pikirannya dengan Jaehyun sekarang.

"Padahal bukan itu maksudku." ucapnya yang sedetik kemudian berhasil membuat Jaehyun mulai terlihat bingung. "Tuan Na salah satu pensupply senjata ke kepolisian. Kukira kau tau dia karena itu."

Jaehyun mengernyit. "Senjata?"

Pertanyaan itu mendapat anggukan dari si lawan bicara.

"Senjata yang kau pakai sekarang, itu buatan perusahaan Tuan Na."

"Kau serius?" Jaehyun melebarkan mata, benar - benar tidak menduganya sama sekali.

"Tapi bohong." asal Ten dengan tampang nyelenehnya, tapi tak lama kemudian pria itu kembali memasang wajah datar ketika melihat Jaehyun justru terus memperhatikannya dengan ekspresi yang sama. "Ya serius Letnan Jung."

Beberapa detik kemudian, jawaban itu akhirnya membuat mereka sama-sama terdiam, Jaehyun dan Ten seakan kehabisan topik. Ten yang biasanya banyak bicara pun sekarang tak bersuara, ia tidak tau harus basa-basi seperti apa dan entah kenapa sejak sampai dirumah sakit itu pikirannya memang sudah dipenuhi oleh suatu hal.

Ten tidak tahan untuk tidak mengatakannya pada Jaehyun.

"Aku rasa kalian lebih baik menyerah." akhirnya.

Kalimat Ten yang terkesan tiba-tiba itu berhasil membuat Jaehyun memasang wajah tak mengerti. "Maksudmu?"

"Aku tau apa yang sedang kalian lakukan sekarang. Lawanmu berbahaya Jung Jaehyun, kalau diteruskan semuanya bisa celaka." peringatnya.

Dan bisa dipastikan kerjaan Ten akan semakin banyak, lanjut Ten dalam hati. Itu yang sebetulnya tidak ia inginkan.

Ten tau betul seperti apa Johnny dan komplotannya, bahkan ia bisa saja membocorkan pada semua orang tentang dalang dibalik kebakaran pabrik itu kalau ia mau. Tapi sayangnya Ten masih memikirkan nasib Yuta -bisnis tuannya bisa hancur dan itu sama saja seperti Ten memancing peperangan diantara keduanya.

ILLEGAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang