Anak anak yang belom 17 tahun ke atas jangan baca part ini ya. Maaf aja ini tiba-tiba kepikiran cerita yang agak rawrrrrr. Kalo kalian nekat sih yauda lah ya. Yang penting aku dah ngingetin heheheheeheh
🌻🌻🌻
Sinb menatap ponselnya dengan serius.
Tiba-tiba ruangan yang sunyi itu terisi dengan suara cekikikan Sinb. Gadis itu sedang menertawakan kebodohan Dahyun yang keceplosan menyebut nama Eunwoo di hadapan Hanbin. Dahyun langsung ditodong pertanyaan oleh Hanbin selaku kekasih dari gadis pirang itu.Lagian kenapa sahabatnya itu mau-mau saja diajak makan oleh Eunwoo yang merupakan senior di kampus mereka. Tahu sendiri jika Kimm Hanbin itu sangat sensitif jika Dahyun dekat dengan laki-laki lain.
Lagi-lagi Sinb terkikik geli melihat room chatnya. Dahyun mengirim stiker menangis karena sejak tadi Hanbin hanya diam dan tidak menggubris ucapan gadis itu.
Suara tawa Sinb terhenti saat seseorang yang sejak tadi duduk di seberang mejanya berdehem keras. Sinb mengangkat wajahnya lalu menatap laki-laki itu dengan dahi berkerut bingung.
"Kenapa?"
"Kamu kesini cuma mau ketawa gak jelas kayak gitu?" tanya laki-laki itu yang sudah menatap Sinb dengan tatapan dingin.
Bukannya takut, Sinb malah tersenyum manis mendengar ucapan dingin itu.
"Yaudah iya aku gak main hape lagi. Aku kesini mau nemenin kamu kerja"
Ckk
Terdengar decakan tidak suka dari laki-laki itu.
"Pulang" ucap laki-laki itu yang lebih seperti sebuah perintah.
"Tapi, Bri"
Laki-laki yang bernama Brian itu menatap Sinb tajam. Menghentikan bantahan yang akan keluar dari bibir cherry itu.
"Kubilang pulang, Hwang"
"Iya iya aku pulang. Jangan melotot kayak gitu. Serem tau gak. Takut mata kamu copot" ujar yang diakhiri cengiran bodoh khas dirinya.
Brian makin melotot tajam. Bisa-bisanya perempuan itu melontarkan candaan di situasi seperti ini.
"Oke oke. Aku pulang" ucap Sinb cepat menyadari laki-laki di hadapannya ini benar-benar marah padanya.
Dengan cepat ia berdiri lalu tangannya menyambar tas selempang yang diletakkan di kursi yang sejak tadi ia duduki.
"Sinb"
"Apa lagi?" tanya Sinb setengah kesal karena diusir pulang.
Brian berjalan mendekat. Laki-laki itu berdiri menjulang di hadapan Sinb.
"Pakai ini" ucap Brian sambil memakaikan jas miliknya di tubuh mungil Sinb.
"Gak mau" tolak Sinb melepas jas itu.