Greppp
Tepat ketika Sinb ingin lompat seseorang memeluknya erat dari arah belakang.
"LEPAS"
Sinb berteriak dan memukul tangan yang melingkari perutnya dengan brutal.
Teriakan dan pukulan yang Sinb berikan malah membuat orang itu memeluk Sinb dengan lebih erat. Ia menarik Sinb turun dari pembatas jembatan dengan hati-hati.
"Lepas" lirih Sinb yang kembali terisak. Tubuhnya sudah meluruh ke tanah.
Sinb mendongak menatap wajah orang yang sudah menggagalkan rencananya.
"Kenapa lo nyelametin gue? Gue mau pergi"
Minghao yang merupakan orang yang baru saja menarik Sinb turun merengkuh tubuh Sinb. Menenggelamkan wajah mungil Sinb di dada bidangnya.
"Jangan pergi. Masih banyak yang sayang sama lo. Termasuk gue. Lo gak mau kan buat orang yang sayang banget sama lo sedih? Jadi gue mohon jangan pergi. Ada gue disini. Lo jangan ngerasa sendirian"
Sinb makin terisak mendengar ucapan Minghao. Tangan laki-laki itu memeluknya erat seakan takut kehilangan dirinya.
Minghao terus menggumamkan kalimat penenang untuk Sinb yang terisak hebat. Tangannya terus mengelus punggung gadis itu.
Tangan Sinb yang sedari tadi diam balas memeluk Minghao. Ia makin menenggelamkan wajahnya di dada laki-laki itu.
🌻🌻🌻
"Lo udah gak papa?" tanya Minghao menatap Sinb yang duduk di kursi sebelah kirinya. Mata perempuan itu sudah sangat bengkak. Hidung dan pipinya juga memerah saking lamanya menangis.
"Gue gak apa-apa"
"Makasih lo nyelametin gue juga udah nganterin gue pulang"
Tangan Sinb membuka pintu mobil di sebelahnya.
"Tunggu"
Sinb menatap Minghao dengan wajah bingung.
"Makasih udah bertahan sampe sekarang. Lo bener-bener hebat. Lo jangan lupa ada gue yang selalu siap kalo lo mau cerita. Jangan ngerasa sendirian ya" ucap Minghao dengan tangan mengelus surai perempuan di depannya.
"Thanks" ucap Sinb tersenyum hangat.
"Sebelum tidur telpon gue dulu ya"
"Buat apa?"
"Gue mau mastiin lo baik-baik aja"
Melihat Sinb yang dengan patuh menganggukkan kepalanya membuat Minghao terkekeh gemas.
"Good night" ucapnya lalu mengacak pelan rambut Sinb.
"Good night too" balas Sinb sebelum benar-benar keluar dari mobil laki-laki itu.
Minghao menatap punggung kecil itu sampai hilang dari pandangannya.
🌻🌻🌻
"Dari mana aja kamu?"
Langkah Sinb terhenti mendengar suara bariton yang terdengar dingin di telinganya.
"Main" balas Sinb datar.
"Main sama siapa? Kenapa baju kamu kayak gini? Diajarin siapa keluar rumah pake baju kayak gini? Perempuan itu yang ngajarin kamu?"
Langkah Sinb yang ingin menaiki tangga kembali terhenti. Matanya memejam erat mendengar pertanyaan yang menurutnya sangat menyakitkan.
Sinb menatap ayahnya yang sudah berdiri di hadapannya dengan mata berkaca-kaca.