Jeon Wonwoo

2.1K 140 7
                                    

Suara alarm membuat Sinb terbangun dari tidurnya. Cepat-cepat menggeser layar ponsel untuk menghentikan suara itu.

Sinb melirik seseorang yang tertidur di sebelahnya. Takut jika tidur orang itu terganggu. Ia menghembuskan napas lega saat napas orang itu masih teratur.

Dengan gerakan pelan Sinb menyibak selimut, turun dari ranjang. Mandi dan lanjut berkutat di dapur untuk membuat sarapan.

Kegiatan yang selama tiga bulan terakhir selalu dilakukannya di pagi hari.

🌻🌻🌻

Suara gesekan kursi dan lantai mengalihkan atensi Sinb yang sedang berdiri di depan mesin pembuat kopi.

Sinb tersenyum menatap suaminya sudah memakai setelan kemeja dan jas kerja yang sebelumnya sudah Sinb siapkan duduk di meja makan.

"Oh, sudah bangun Mas. Sebentar lagi kopinya siap. Sebentar ya"

Anggukan singkat Sinb dapatkan dari orang itu.

Hening

Tak ada lagi yang membuka suara.

Saat makan Sinb dengan semangat bercerita tentang apa saja yang dilakukannya kemarin. Hal itu hanya akan direspon anggukan ataupun ucapan singkat dari suaminya.

"Aku berangkat"

"Oh. Baiklah"

Sinb beranjak dari kursinya.

"Sebentar Mas. Aku rapikan dulu dasinya"

Sinb sedikit berjinjit agar bisa merapikan dasi dan kerah kemeja suaminya.

Dirinya agak tersentak kaget saat suaminya itu menundukkan kepala. Membuat wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang tipis. Ia tak lagi harus berjinjit karena tinggi mereka sudah sama.

"Sudah selesai"

"Terima kasih"

Sinb membuntuti suaminya itu sampai teras depan.

"Hati-hati ya Mas"

Ucap Sinb sebelum suaminya itu masuk mobil.

🌻🌻🌻

"Bi. Gimana suamimu?" tanya Somi tiba-tiba saat mereka berdua sedang makan di kafetaria rumah sakit.

Keduanya sudah saling kenal sejak masih pendidikan dokter. Dan sekarang mereka kembali bertemu sebaagai dokter di rumah sakit itu. Dengan Sinb sebagai psikolog dan Somi yang merupakan dokter anak.

"Mas Wonwoo?"

"Ya iya Wonwoo. Suamimu kan cuma Wonwoo doang"

Sinb terkekeh pelan mendengar kalimat yang diucapkan adik tingkatnya ini.

"Mas Wonu baik"

"Gimana abang aku masih cuek sama kamu? Mukanya masih lempeng doang kalo diajak ngomong?"

Kekehan Sinb kembali terdengar.

"Biasa aja kok. Ya kan emang Mas Wonu orangnya kayak gitu"

Somi bercecak kesal sebelum kembali membuka suara.

"Abang aku tuh baik kok Bi. Aku yakin dia udah sayang sama kamu. Cuma ya sifatnya tuh tsundere banget heran aku"

Somi berbicara banyak tentang abangnya yang tak lain adalah suami dari Sinb. Jeon bersaudara itu punya sifat yang berbeda. Somi yang cerewet, dan Wonwoo yang sedikit bicara.

🌻🌻🌻

Sinb dan Wonwoo menikah karena perjodohan kedua orang tua mereka.

Sebenarnya banyak laki-laki yang mencoba mendekati Sinb. Tapi Sinb hanya fokus pada pendidikan dan tidak memusingkan tentang pasangan ataupun pacar. Membuat bunda Hwang kesal karena sampai umur 25 tahun ini tidak pernah sekalipun mengenalkan calon mantunya.

story of hwang eunbi / sinb gfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang