24. Why Angkasa?!

9.9K 483 12
                                    

Kamu itu sulit dimengerti

Dan sulit di gapai

Semestapun tau

Senja

****

Senja mondar-mandir didepan rumahnya. Perempuan itu sedang menunggu Angkasa yang tidak kunjung datang. Ia melihat orang tuanya Senja satu persatu keluar dari dalam rumah. Mengendarai mobilnya masing-masing.

Tapi diantara mereka tidak ada lagi sapa menyapa. Seakan hanya orang yang tidak pernah saling kenal. Senja sebenarnya merasa berat dengan keadaan ini. Tapi bagaimana lagi? Itulah yang terjadi.


Senja bingung. Sudah jam 06.50 memang tidak akan ada yang melarang masuk gerbang, tapi takutnya. Guru sudah masuk kelas, karena sekarang-sekarang sudah kegiatan belajar walaupun tidak setiap hari.

"Ah, erangkat sendiri aja, deh. Lama banget sih Angkasa. Katanya mau jemput," gumam Senja. Senja berjalan menuju gerbang rumahnya. "Pak! Jagain rumah ya! Senja berangkat!" ucap Senja kepada Pa Satpam rumahnya.

"Siap Non!" jawab Satpam itu.

Senja berjalan dengan jalan yang sedikit cepat. Lalu motor KLX merah berhenti disampingnya, Senja menoleh kearah nya, lalu tersenyum.
"Angka—"

"Gue bilang apa? Jangan berangkat dulu sebelum gue dateng! Lo bandel ya kalo dibilangin?" ucap Angkasa.

"Kamu lama! Ini udah telat tau!" jawab Senja tak mau kalah.

"Mau telat, mau nggak. Kalo gue bilang itu dengerin. Lakuin! Jangan ngeyel! Ini juga demi lo," balas Angkasa.

"Ini juga demi lo."

Demi apapun, ucapan Angkasa itu membuat hati Senja terasa panas.

Namun disisi lain, Senja juga heran. Kenapa Angkasa menjadi bawel seperti ini? Ada apa dengan cowok dingin seperti Angkasa yang kini menjadi cowok bawel. "Kamu kenapa kayak gini? Suka ngatur? Khawatir ya kamu? Kamu suka ya sama aku?"

"Gausah terlalu pd. Gue gak suka sama lo. Udah gausah banyak nanya. Lo ikutin semua omongan gue. Jangan ngebantah," ucap Angkasa lagi. "Cepetan naik!"

Senja pun langsung naik kemotor Angkasa. Lalu dia memeluk tubuh Angkasa dari belakang. Dibonceng beberapa kali dengan seorang leader geng motor sadis memanglah epic.

****

Senja turun dari motor Angkasa, benar saja. Hari ini ada kegiatan belajar dan mereka berdua telat. Membuat Senja kesal. Karena hari-hari seperti inilah yang selalu Senja tunggu karena belajar di Sebang seperti sesuatu yang langka.

"Tuh kan Angkasa! Pada belajar! kita telat! Gara-gara kamu sih. Kenapa sih kamu telat? Aku kan mau belajar! Mangkanya lain kali, kalo—"

Angkasa langsung menempelkan telunjuknya ke bibir Senja. Membuat cewek itu terdiam. "Jangan brisik!"

Senja melepas tangan Angkasa, dia berdecak kesal, tapi dia senang. Angkasa berubah drastis, walaupun sikap dingin dan cueknya masih terlihat, tapi Angkasa sudah bersikap peduli.

"Yaudah cepet jalan," perintah Angkasa.

"Jalan kemana? Ke kelas? Yang ada dihukum sama guru!" balas Senja ketus.

"Yaudah kemana aja," ucap Angkasa lagi, tapi Senja masih diam ditempat, membuat Angkasa harus mengeluarkan energi. "Cepet, ikut!" Angkasa menarik tangan Senja.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang