32. Antara Rela Dan Tidak

9.1K 465 28
                                    

Aku bingung bagaimana rasanya, perasaannya

Hingga kini aku sadar

Aku telah jatuh

Jatuh dalam bayang-bayangmu

Angkasa

****

Angkasa sedang berada di rooftop sekolah. Cowok itu terlihat lesu, memikirkan sesuatu yang akan dia lakukan. Dia juga bingung bagaimana caranya membuat Renaldi senang. Angkasa benar-benar merasa bersalah, dia dulu selalu merendahkan Renaldi hingga Renaldi sampai trauma. Dan beberapa tahun yang lalu Renaldi membangun gengmotor Swordsman untuk membalaskan dendamnya kepada Angkasa. Sebelum Angkasa mati ditangan Swordsman. Gengmotor itu sudah lebih dulu Angkasa lenyapkan setelah 2 tahun lamanya berdiri, Swordsman berdiri setelah The Blaze lebih dulu 3 bulan.

Angkasa tahu bahwa Renaldi bukanlah keluarga kandung Adhitama. Tapi keluarga angkatnya juga sangat berjasa kepada Angkasa dan yang lainnya. Ketika keluarga Angkasa kesusahan karena Papa Angkasa bangkrut, keluarga Renaldi lah yang menampung. Didalam rumah Renaldi, Angkasa selalu bersikap acuh, sombong. Renaldi selalu berbuat baik padanya. Tapi Angkasa sama sekali tidak peduli pada Renaldi, yang Angkasa lihat Renaldi dulu cowok cupu, kaku, dan lembek. Angkasa dulu memang suka merendahkan orang lain sampai dia tau akibatnya bagaimana. Angkasa benar-benar merasa bersalah, dia memang sebaiknya harus meminta tolong kepada Senja, walaupun terasa berat. Angkasa tahu Senja perempuan baik, dia pasti mau dan mengerti apa yang sedang dialami Angkasa.

Angkasa sebenarnya tidak rela. Tapi ini jalan satu-satunya. Jika tidak melakukan kebaikan kepada Renaldi, rasa bersalah itu akan terus menerus berputar didalam otaknya.

Angkasa membuka handphone nya.

Angkasa : senja, aku tunggu di
rooftop sekolah sekarang.

Tidak butuh waktu lama untuk menunggu, Senja langsung menjawabnya.

Senja : okey! ⊂((・▽・))⊃

****

Tak butuh waktu lama, Senja datang di rooftoop sekolah dan menghampiri Angkasa. Dia langsung duduk disamping Angkasa, "Hai pacar? kenapa?" tanya Senja kepada Angkasa.

Angkasa menatap perempuan itu dalam-dalam, dia bingung harus bicara seperti apa kepada Senja, hatinya juga sangat tidak rela untuk melepas perempuan ini walaupun hanya sementara. Senja, perempuan yang membuat hidupnya menjadi lebih berwarna dengan segala keindahan yang selalu ia berikan. Perempuan yang kini menjadi sosok pertama dihatinya. Perempuan pertama yang hadir dengan segala senyum indahnya. Perempuan yang bisa membuatnya tertawa hanya karena perlakuan kecil.

"Helloooo!!" Senja melambaikan tangannya didepan Angkasa. "Tumben mau ketemu. Kenapa Angkasa?" tanya Senja.

"Gapapa." Angkasa kembali menatap lurus kedepan.

"Kalo ada yang mau diomongin bilang aja gapapa. Aku dengerin," ucap Senja. Tapi cowok itu tetap diam tidak merespon. "Angkasaaaa... ada apasih? Ngomong aja, aku tau kok kamu mau ngomong sesuatu sama aku. Jangan diem-diem gitu ahh!!"

lo emang selalu ngertiin gue Ja. batin Angkasa.

"Angkasa!? Ayooo ngomong ada apa? Aku dengerin. Aku bakal bantu kalo aku bisa, aku kan pinter!" sahut Senja lagi.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang