33. Salah Paham

8.9K 418 12
                                    

Aku tau aku salah

Tapi bukannya lebih salah jika tak ada yang aku wujudkan untukmu?

Karena kamu, telah memposisikan diri sebagai segalanya untukku.

Senja

****

Setelah menemui Angkasa di rooftop sekolah, Senja memutuskan langsung ke kelas. Rasanya sangat ngantuk, perempuan itu ingin sekali tidur. Cuaca siang ini cocok sekali jika digunakan untuk tidur.

Saat berjalan menuju kelas, mata perempuan memicing saat melihat seorang cowok yang tak asing dimatanya.

"Renaldi!" Senja membuat cowok yang disebut namanya itu membalikan badan. Senja berlari untuk menghampiri Renaldi. "Hai Renaldi? Mau kemana?" tanya Senja.

"Eh Hai Senja. Mau ke kantin," jawab cowok itu.

"Aku juga mau ke kantin. Aku mau ikut sama kamu boleh?" tanya Senja.

"Nanti—"

"Gapapa kok," potong Senja.

"Yaudah yuk!" Renaldi dan Senja berjalan beriringan untuk menuju kantin. Keduanya saling mengobrol.

****

Senja dan Renaldi masuk kedalam kantin. Mata Senja menangkap Angkasa dan teman-temannya sedang makan dikantin. Senja juga melihat Angkasa tersenyum kearahnya, lalu dia tidak peduli lagi. Sakit memang. Saat melihat cowok itu seakan tak peduli dengannya, padahal Senja tahu bahwa Angkasa akan selalu mengkhawatirkannya.

Senja dan Renaldi duduk dibangku yang kosong. Mereka berdua makan makanan yang mereka pesan.

"Ja," panggil Renaldi.

"Iya?" jawab Senja.

"Lo gak sama Angkasa? Dia gak marah gue makan sama lo? Waktu itu aja dia marah banget, kenapa dia jadi gak peduli gitu?" tanya Renaldi.

Senja melihat Angkasa, dia hanya diam sambil memegangi ponselnya. Senja bingung harus menjawab apa. "Renaldi nanti mau keluar negri ya?" Senja berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Oh gue ngerti, lo disuruh Angkasa buat deketin gue ya, Ja? Gaperlu sebenernya kaya gini," ucap Renaldi.

"Gapapa kok. Angkasa bilang dia pengen banget liat kamu bahagia. Dia dulu nyesel banget udah pernah jahat, dia pengen nebus salahnya. Jadi kamu harus nerima ya kaya gini? Niatnya Angkasa baik, aku juga gak terlalu keberatan masalah ini. Aku pengen aja ngebantu Angkasa," jelas Senja. "Jadi, please kamu terima aja, ya."

"Tapi gue gak enak kaya gini, Ja. Lo kan pacarnya Angkasa? Masa lo jalannya sama gue."

"Gapapa. Angkasa juga cuma pengen liat kamu seneng. Dia itu gak tenang kalo belum minta maaf dengan cara ngebuat kamu bahagia," terang Senja benar-benar serius dan sangat tulus yang Renaldi lihat. Perempuan itu mempunyai positif vibe, banget.

"Gue udah maafin dia. Gak ada lagi hutang dia sama gue, Ja, gue juga kan bentar lagi mau pergi dari indonesia. Gue mau dijodohin disana."

"Yaudah, ikutin aja alurnya Renaldi. Angkasa pengen tenang. Kamu harus bikin kenangan di i
Indonesia sebelum kamu pergi ninggalin negara tempat kamu lahir ini. Nanti kita pergi gimana? Kamu mau, kan?" ajak Senja, Renaldi hanya mengangguk.

Ditempat yang sama. Tapi terhalang jarak. Angkasa hanya bisa memandang Senja dengan Renaldi yang sedang berbincang dengan diiringi sebuah tawa. Ada rasa cemburu yang kini menyerbu Angkasa. Hati nya terus berteriak tidak rela jika harus membiarkan gadisnya bersama laki-laki lain walaupun itu hanya sementara.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang