"Aku setu***
Senja berjalan sambil membawa setumpuk buku ditangannya. Cewek dengan kacamata di wajahnya sungguh membuat wajahnya terlihat lebih cantik lagi. Senja ingin pulang, sekolah sudah terlihat sangat sepi padahal jam baru menunjukan pukul 12 siang. Tapi inilah sekolahnya.
"Senja!" suara itu membuat Senja langsung menoleh kebelakang. Cowok itu tersenyum padanya. "Lo mau pulang?" tanya Renaldi pada Senja.
"Iya nih," jawab Senja sambil tersenyum.
"Gue anter mau?" ujar Renaldi.
Senja berfikir, dia sebenarnya tidak enak menolak karena Renaldi selalu baik padanya. Tapi dia juga sempat dilarang oleh kakaknya agar tidak dekat dengan cowok didepannya ini. "Hemmm..."
"Lo mau kan?" ucap Renaldi lagi membuat Senja semakin bingung. "Yaudah, yuk?"
Senja hanya mengangguk dan mengikuti Renaldi yang berjalan sedikit ada didepannya.
****
Vero mondar-mandir didepan pintu rumah. Cowok itu terlihat sangat bingung, sejak tadi. Adiknya belum pulang juga dari sekolahnya padahal ini hampir larut malam. Vero membuka handphone nya. Mengetik sebuah nama dan langsung mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.
"Senja sama lo?" tanya Vero.
"Nggak bang, emang kenapa?"
"Senja belum pulang dari sekolah tadi. Gue udah nyari ke sekolahnya, tapi nggak ada."
"Gue nggak tau bang, gue sama anak-anak bantu cari ya?"
"Oke, gue cari sekitar barat. Lo semua cari sekitarnya. Jangan sampe ada satu tempat yang belum didatengin!"
"Siap, Bang."
****
Senja menguap. Cewek itu merasakan pusing sekali, ia memijat pelipisnya pelan. Ia bangun dari tidurnya. Melihat sekelilingnya yang sangat asing baginya.
Lalu pintu ruangan itu terbuka. Menampakan beberapa cowok yang sedang tersenyum miring. Cowok itu mendekat kearah Senja, "Udah bangun lo?"
"Siapa kamu?" Senja melihat sekelilingnya. Beberapa cowok sedang berputar-putar menatapnya.
"Lo, ada pesan-pesan terakhir?" ujar salah satu cowok sambil menatap Senja dengan jarak yang sangat dekat.
Ucapan cowok itu benar-benar membuat Senja semakin merasa takut. Tempat dengan kegelapan ini juga membuatnya semakin merasa terancam. Satu cowok mencolek tangannya membuat Senja semakin risih. "Kalian mau ngapain?!"
"Lo cantik. Gausah sombong," balas seorang cowok disana.
Seorang cowok dengan seragam sama yang dipakai Senja masuk kedalam ruangan itu sambil memasukan kedua tangannya disaku jaketnya.
"Udah sadar lo?" ucap Renaldi. "Bagus."
Senja semakin bingung dibuatnya. "Renaldi, tolongin aku!" ucap Senja sambil menatap harapan kepada Renaldi.
"Tolongin katanya?" Renaldi tertawa jahat. Cowok-cowok disana juga ikut tertawa dengan suara yang sedikit menyeramkan. "Gue udah bisa bawa lo kesini tanpa awasan backing-backing lo. Terus gue lepasin lo gitu aja? Gila kali," ucap Renaldi.
"Jadi, kamu yang bawa aku kesini?" ucap Senja dengan wajah yang terlihat sangat pucat. Kepalanya juga masih terasa pusing.
"Berhasil juga gue dapetin lo, Ja. Setelah beberapa bulan, gue pengen bawa lo pergi. Tapi gak pernah berhasil karena lo selalu diawasin sama para pelindung lo. Tapi sekarang, gue berhasil. Gue bakal menang," ucap Renaldi sambil tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Angkasa Gerald Anugrah, sang ketua geng motor The Blaze. Laki-laki yang dianggap baik untuk jadi pemimpin teman-temannya. Seorang laki-laki yang kaku, bahkan dingin ke setiap orang yang mendekatinya. Cerita ini berawal dari...