29. Pertengkaran

9.4K 432 6
                                    

Aku bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bingung

Memang benar aku salah

Atau kamu yang terlalu menyalahkan

Senja

****


Angkasa menarik tangan Senja hingga jauh dari tempat tadi. Dada Senja terasa sesak. Ingin menangis rasanya jika mendengar bentakkan, apalagi melihat orang bertengkar.

"Senja! Kan gue pernah bilang. Jangan deket sama cowok, apalagi Renaldi." ucap Angkasa, nada bicaranya meninggi membuat air mata Senja terjatuh.

Senja terisak, kepalanya ia tundukkan hatinya terasa panas, Angkasa yang melihat gadisnya sedang menangis membuat Angkasa tidak tega.

Senja menatap wajah Angkasa, menghapus air mata di pipinya. "Angkasa! Renaldi gak ngapa-ngapain aku, kamu jangan salah sangka dulu sama orang lain, kamu boleh cemburu, tapi jangan sampai kaya tadi, kamu mukul Renaldi itu salah!"

Angkasa semakin tidak bisa mengontrol emosinya ketika mendengar balasan Senja. "Senja. Lo gak tau apa-apa! Gue ngelakuin itu juga demi kebaikan lo."

"Terus gue pernah bilang kan kalo lo mau pergi, biar gue yang anter! Kenapa lo malah pergi sendiri? Lo juga gak bilang apa-apa sama gue? Lo pacar gue Senja, tapi kenapa lo malah pergi sama cowok lain tanpa persetujuan gue? Lo anggep gue apa?"

"Maaf, tapi aku gak bermaksud kaya gitu, Renaldi cuma mau aku ngajarin dia, gak lebih!"

"Kenapa selalu ngebela dia? Kenapa? lo suka sama dia? Yaudah! Tinggalin gue," ucapan Angkasa membuat Senja semakin terkejut.

"Angkasa? Kamu kenapa ngomong kayak gitu sih? Ini cuma masalah kecil, gak usah kamu besar-besarin. Apalagi sampe ngomong kayak gitu," balas Senja.

"Masalah kecil?" ucap Angkasa. "Yaudah, terserah lo aja sekarang kayak gimana. " Angkasa pergi dari hadapan Senja.

Senja heran dengan Angkasa, kenapa sikapnya itu seperti anak kecil? Senja juga merasa kecewa, tangisnya akan pecah sebentar lagi. Tapi ini tempat umum, Senjapun memilih untuk pergi dari sana.

****

Senja keluar rumahnya, tidak seperti hari-hari yang lalu, biasanya didepan rumahnya sudah ada Angkasa. Tapi kenapa pagi ini tidak ada, Senja tidak tahu perasaannya, antara kecewa atau dia merasa bersalah. Senja berjalan dengan pundak yang menurun. Senja keluar dari rumahnya, memang tidak ada sosok Angkasa, hari ini Senja benar-benar tidak bersemangat.

Senja terus berjalan untuk sampai didepan jalan, menaikki angkot. Perempuan itu terlihat lesu, dan sama sekali tidak bersemangat.

"Senja," suara berat yang familiar itu terdengar dari telinga Senja membuat Senja membalikan badan dan menatap cowok yang sedang duduk di atas motor. "Naik," ucap cowok itu dingin. Wajahnya masih tertutup helm, tapi Senja kenal dengan cowok itu.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang