"Untuk luka-luka kemarin, bisakah kamu hilang mulai saat ini?"
***
Senja bangun dari tidurnya. Cewek itu berjalan keluar dari dalam kamar yang ia tiduri tadi malam. Senja mendekat ketempat kakaknya yang masih tidur terlelap diatas sofa, tepatnya di ruangan tengah bersama teman-teman yang lain. Tidak tega jika harus membangunkan Vero yang terlihat sangat lelah. Senja tau, pasti Vero sangat lelah karena sudah menjaganya. Vero juga sebelumnya sempat pergi, lalu larut malam ia datang dan masih mengobrol, Senja dengar itu. Semalaman anak-anak The Blaze masih bangun. Mereka seperti ingin benar-benar menjaga.
"Mau pulang?" suara bariton itu membuat Senja langsung mendongakkan kepalanya. Menatap cowok yang berdiri tepat disampingnya dengan wajah dinginnya.
Ntah kenapa setiap bertemu dengan cowok ini. Rasa rindu selalu menyelimuti. "Iya," jawab Senja singkat.
"Jangan sekolah dulu, masih sakit, kan?" tanya Angkasa.
"Udah gapapa," jawab Senja.
"Tapi belum aman, Ja, anak buah Renaldi belum semuanya ketangkep, masih banyak yang jadi buronan," ucap Angkasa, menatap Senja dengan tatapan yang sangat dalam.
Senja mengangguk paham. Cewek itu berjalan darisana. Berjalan ketempat dimana sebuah gambar ditembok-tembok penuh. Cewek itu duduk disana. Menatap dinding dengan coretan dan gambaran yang ia buat.
"Aku kangen semua tentang kita," seorang cowok yang tengah ikut duduk disamping Senja berucap. "Aku rindu Senja yang banyak omong, suka senyum, cerewet, dan banyak maunya. Bukan Senja yang pendiem dan terus-terusan sedih."
"Kamu serius?"
"Kenapa aku nggak serius?" ucap Angkasa. Angkasa mengambil tangan Senja dan menggenggamnya. "Kamu, perempuan pertama. Yang bisa buat aku jatuh cinta untuk pertama kali nya. Perempuan pertama yang aku cintai dan aku sayangi," ujarnya.
"Katanya aku ketiga?"
Angkasa terkekeh. Mengingat dimana dia pernah berbicara bahwa Senja ada diposisi ketiga setelah Ibunya dan Keyla. "Iyaa, tapikan. Kamu kan cewek pertama yang udah bikin aku pacaran untuk pertama kali? Cewek pertama yang ngebuat aku tau rasanya suka dan sayang sama seseorang."
Senja mengangguk dan tersenyum. Dia senang melihat lekukan dibibir Angkasa yang begitu membuatnya menjadi semakin suka. "Angkasa, kita baikkan?" tanya Senja.
Angkasa menatap dalam cewek didepannya ini. Rasa bersalah menyelimutinya. Cewek ini selalu melupakan masalah apapun. Dia sama sekali tidak lagi menanyakan hal kemarin-kemarin? Hal yang pasti membuatnya begitu sangat terpukul. Cewek ini tidak lagi bertanya soal itu? Raut wajahnya seakan tidak lagi ada masalah. Tatapannya juga tulus, seakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Dan, mudah sekali dia ingin baikkan?
"Lupain aja semua masalah-masalah yang pernah kita hadapi. Anggap saja semuanya angin yang berlalu. Kalo kita percaya kesetiaan. Apapun, dan bagaimanapun masalah. Hanya akan menjadi butiran-butiran debu." Senja tersenyum tipis.
"Kita balikan?" tanya Angkasa. "Kamu mau lagi sama cowok breng—"
"Kamu laki-laki baik Angkasa. Aku sayang, aku cinta banget sama kamu. Dan, kedua rasa itu gaakan pernah hilang sampai kapanpun."
Ucapan Senja. Membuat Angkasa semakin rasa bersalah. Senja adalah perempuan baik dan tulus yang pertama ia temui. Dia begitu sangat kuat, dan tegar. Seberuntung inikah dirinya mendapatkan perempuan seperti Senja?
"Kamu sayang kan Angkasa, sama aku?" Senja menatap Angkasa.
Angkasa yang semulanya menunduk memikirkannya langsung kembali menatap Senja. "Jangan tanya soal itu. Itu semua gak akan pernah hilang. Tap—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Angkasa Gerald Anugrah, sang ketua geng motor The Blaze. Laki-laki yang dianggap baik untuk jadi pemimpin teman-temannya. Seorang laki-laki yang kaku, bahkan dingin ke setiap orang yang mendekatinya. Cerita ini berawal dari...