45. WARNING

7.6K 363 8
                                    


Percayalah, aku mencintaimu. Dan akan tetap mencintaimu.

****

Angkasa berjalan menuju UKS sekolah, lalu cowok itu langsung membuka pintu UKS, dia melihat disana Senja sedang terbaring. Rasa bersalah begitu menghampiri dirinya, Angkasa pun berjalan mendekat. Dan disana bukan hanya ada Senja, tapi ada dua temannya yang sudah di UKS.

"Senja, kamu kenapa?" tanya Angkasa sedikit khawatir, cowok itu menggenggam tangan Senja.

"Sakit lah!" sarkas Mega. Omongan perempuan itu masih tidak enak di dengar. Pastinya dia masih tidak suka dengan sikap Angkasa.

"Aku gak apa, cuma telat makan aja," jawab Senja lirih.

"Kenapa telat makan?" tanya Angkasa.

"Karena gaada yang ngajak makan, lah. Gimana mau makan, cowoknya aja malah makan sama cewek lain," kini giliran Farah yang mencibir.

"Kalian kenapa kaya gitu? Mendingan kalian ke kantin aja deh makan dulu, aku kan udah ada Angkasa. Kalian juga belum makan kan? Daripada kalian kaya aku, mending kalian makan," ujar Senja.

"Kaya cowok lo bisa jaga lo aja," sindir Farah lagi. Perempuan itu berdiri dari duduknya. "Yuk Ga," lalu cewek itu dan Mega keluar dari ruangan UKS.

Angkasa menarik kursi yang ada disana. Dia menatap dalam wajah Senja yang masih sangat pucat. Angkasa menghelai rambut panjang cewek itu. Senja hanya tersenyum kepadanya,

"Maafin aku ya?" ujar Angkasa, Senja hanya membalas dengan senyumannya. "Lain kali, kalo ada apa-apa bilang sama aku. Kamu juga jangan banyak fikiran. Jadi suka telat makan kan?"

"Aku gak papa Angkasa. Gaada yang salah, semua ini memang aku yang lakuin sendiri," ucap Senja. "Kamu yang seharusnya kalo ada masalah cerita sama aku ya? Jangan begini?"

"Kamu cerita aja sama aku Angkasa, kenapa kamu pergi dari rumah?" tanya Senja.

Angkasa menatap kebawah, cowok itu nampak kefikiran sesuatu. "Aku gak papa."

"Jangan ngomong gak papa, jawab kenapa?"

Angkasa menatap wajah Senja. "Karena aku gak kuat lagi, Ja. Aku selalu diteken, selalu pengen nurutin apa mau Amar, aku gak suka."

"Dia nyuruh-nyuruh aku buat Debbi, aku gak suka disuruh-suruh. Gak suka diatur-atur, sebelumnya dia juga kan gapernah peduli sama aku. Kenapa sekarang malah kaya begini? Jadi sok ngatur-ngatur," ujar Angkasa, "Sok jadi orangtua yang bener."

Senja bangun dari tidurnya. Cewek itu merapihkan rambut Angkasa, ntah benar atau tidak, Angkasa memang benar-benar merasa nyaman.

Senja lalu mendorong kepala Angkasa untuk ada didalam pelukannya. "Gak semuanya masalah ini selesai dengan cepat, butuh waktu, butuh proses. Kita sama-sama kuatin satu sama lain ya? Kita sama-sama punya masalah. Jadi kalo kamu punya masalah, kamu cerita sama aku. Begitupun sebaliknya, aku sayang kamu Sa."

"Makasih, ya."

Senja melepaskan pelukannya cewek itu memegangi wajah Angkasa. "Ini kenapa? Berantem?" tanyanya.

Angkasa menurunkan tangan Senja lalu dia menggenggamnya. "Tadi malam, aku pulang ke rumah."

"Dipukul sama Papa kamu?" tanya Senja. Tapi balasan dari Angkasa hanya tersenyum.

****

"Apaan sih lo? Minggir gak!" ujar Debbi dengan emosinya.

"Kalo gue gak mau kenapa?" ucap Herdi. "Emang mau kemana sih lo? Makan aja dulu disini Deb."

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang