***
"Angkasaaaa!" panggil Senja. Lalu cewek itu duduk-di samping Angkasa. "Angkasa? Kok sendirian?" tanya Senja. Perempuan itu sebelumnya melihat Angkasa menuju rooftop sekolah. Lalu ia mengikuti Angkasa hingga sampai disini, duduk berdua bersama Angkasa.
"Angkasa? Kok gak jawab sih?" kesal Senja. Senja menatap wajah Angkasa yang begitu datar tanpa ekspresi. "Angkasa? Kamu suka apa nggak sih sama aku?"
"Lo maunya?" Angkasa malah bertanya balik.
"Ya maunya iyalah!" jawab Senja penuh dengan semangat.
"Ya tapi kenyataannya enggak," ucap Angkasa membuat cewek itu terdiam sesaat.
Senja terkekeh sebentar membuat Angkasa menatapnya heran. "Ya, aku juga udah sadar kok. Siapa sih yang mau sama aku? Cewek murahan kan?"
Angkasa tertegun. Cowok itu menatap Senja yang sedang menatap lurus ke depan.
"Kalo lo, udah tau gue, gak mau sama cewek murahan kaya lo. Kenapa lo masih ngejer-ngejer gue?" sarkas Angkasa.
"Aku juga heran. Kenapa sih aku harus ngejer cowok kaya kamu yang gak punya hati?" ucap Senja. "Kalo aku boleh milih. Aku gak bakal ngejer kamu. Tapi gak tau kenapa. Kaki aku dan hati aku selalu pengen ngejer kamu. Fisik aku selalu pengen deket sama kamu. Tapi sayang. Kalo deket sama kamu aku rasanya terluka terus. Kenapa ya dunia selalu ingin buat aku terluka?"
"Aku pengen ngerasain rasanya bahagia itu kaya gimana. Aku cape tiap hari harus senyum. Berusaha tetep baik-baik aja," lanjut Senja.
Angkasa menatap wajah Senja dalam-dalam. Sepertinya perempuan di sampingnya ini punya masalah yang selalu membuatnya tertekan.
"Yaudah, aku balik ke kelas ya," pamit Senja. Senja ingin berdiri dari duduknya. Tapi tangan Angkasa menahannya membuat Senja kembali duduk di samping Angkasa.
"Senjaaa?" panggil Angkasa, Senja menaikkan alisnya, menunggu Angkasa kembali berbicara. "Maaf," ucap Angkasa. Lalu Angkasa pergi dari sana meninggalkan Senja yang masih bingung. Mencerna kata-kata singkat itu yang penuh makna, Senja langsung berlari mengejar Angkasa.
"Angkasa!"
"Angkasaaaa tunguinn!"
"Ihh Angkasaaaaa!"
Senja terus berlari mengejar Angkasa. Angkasa dengar teriakkan Senja, tapi dia tetap tidak menoleh sama sekali.
Senja berhasil menggapai tangan Angkasa. "Angkasa? Kamu udah, suka ya, sama aku?"
Angkasa menatap wajah Senja bingung. "Kenapa mikir gitu?"
"Kan kamu tadi minta maaf, berarti kamu peduli. Dan kamu suka kan sama aku?" Senja memang orang yang sangat terlalu percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Fiksi Remaja(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Angkasa Gerald Anugrah, sang ketua geng motor The Blaze. Laki-laki yang dianggap baik untuk jadi pemimpin teman-temannya. Seorang laki-laki yang kaku, bahkan dingin ke setiap orang yang mendekatinya. Cerita ini berawal dari...