52. Pertempuran Besar

8.2K 340 5
                                    

Semua anak-anak The Blaze berkumpul disarang mereka. Manusia yang berjumlah ratusan itu mengobrol serius. Angkasa duduk didepan mereka bersama dengan Farel yang jabatan nya adalah Wakil Ketua The Blaze.

Hingga obrolan-obrolan mereka itu selesai. Dari siang sampai malam, semua anak-anak The Blaze pun bergegas pergi dari basecamp mereka semua (294orang) itu menaikki motor mereka yang terparkir. Lalu mereka semua segera berjalan melewati jalanan kota yang ramai. Banyak yang sedikit takut melihat mereka. Banyak memang yang menganggap mereka seorang Gangster.

Sebuah tempat dengan lapangan yang sangat luas. Itu sudah berkumpul banyaknya orang. Semua anak The Blaze turun dari motor mereka. Mereka semua berjalan menuju lapangan yang luas itu. Dengan Angkasa yang ada didepan sebagai pemimpin.

Angkasa maju lebih dulu, berhadapan dengan salah satu pemimpin dari pasukan yang kini ada didepan The Blaze.

"Berani juga lo dateng? Gimana? Siap buat pulang tinggal nama?" ujar cowok didepan Angkasa sambil tersenyum devil.

Angkasa tersenyum miring. "Jangan lupa sama perjanjian. Kalo lo kalah, jangan pernah bikin masalah lagi sama The Blaze. Gue gak mau ada lagi pertemuan seperti ini, cukup ini yang terakhir."

"Gue inget! Gue tepatin janji itu! Tapi, lo jangan berharap kalo kali ini gue kalah lagi. Kelemahan gue, udah hilang," balas cowok didepan Angkasa.

"SERANG!!!!!!!!!!!"

"ARGHHHHH!"

"BUGH! BUGH!

"BUGH!"

"BUGH!"

"BUGH!"

Dan, terjadilah peperangan. Semua nya saling membabi buta, tidak memperdulikan siapapun. Memukuli lawannya hingga tersungkur. Bahkan hingga tumpahnya darah! Jangan salahkan lagi jika mereka membawa benda-benda tajam.

Jika lapangan luas ini bukanlah ada ditengah-tengah hutan. Pastinya aksi mereka sudah dahulu dihentikan oleh pihak keamanan.

****

Senja sedang uring-uringan dikamarnya tak jelas. Dia mondar-mandir sambil menggigiti jarinya. Tidak tahu kenapa dipikirannya selalu mengarah pada Angkasa. Senja duduk dipinggiran kasur, lalu dia membuka ponselnya. Sudah beberapa kali dia menelfon Angkasa, tapi nomernya tidak aktif.

Bukan hanya Angkasa saja sebenarnya. Dia juga menelfon semua teman-teman Angkasa. Tapi hasilnya, tetap sama! Senja tidak tahu lagi harus bagaimana. Ke basecamp?  Senja sudah tidak mau lagi kesana, disaat sambutan orang-orang sejak saat itu membuatnya merasak tidak enak.

****

Kini Senja tengah berdiri didepan cerminnya sambil menyisir rambut panjangnya yang terurai rapih. Lalu dia mengambil tas-nya yang ada diatas meja belajarnya. Dia berjalan keluar dari kamarnya sambil membawa sepatu yang ada ditangan nya.

Lalu dia menghampiri kakak nya yang sedang mengelap motor didepan rumah. "Kak," panggilnya.

"Hm," jawab Vero sambil terus sibuk mengelap motor sport warna hitam kesayangannya.

"Kenapa ya aku tadi malam kepikiran Angkasa sama anak-anak Tb terus? Sampe aku gak bisa tidur. Aku udah telfonin mereka. Tapi telponnya gak ada yang aktif, Kakak tau mereka gak?" tanya Senja.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang