5. Apa Semuanya Baik-baik Saja? Tidak!

15.2K 771 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Senja berjalan di koridor-koridor kelas sambil bersenandung kecil. Dijalan banyak yang menyapa Senja, Senja pun tersenyum menjawabnya.  Senja memang dikenal ramah, membuat banyak sekali orang yang kenal padanya. Perempuan itu juga berada di peringkat siswi paling rajin dan pintar dimata guru.

Senja masuk kedalam kelasnya yang ramai. Free class adalah hal yang tidak asing di Sebang. Karena setiap minggu pasti ada jam kosong. Senja tidak terlalu suka pada jamkos. Tapi harus bagaimana lagi? ini yang terjadi. Pada lulus SMP, sebenarnya Senja ingin sekolah di SMA yang lebih bagus dan baik. Tapi karena perjalanan jauh. Senja memilih sekolah yang dekat, karena tidak ada yang peduli padanya.

Dia daftar sekolah sendiri, berangkat sendiri, ketika ambil raport pun dia sendiri, hidup dalam kesendirian. Orangtuanya mana peduli dengannya?

Senja duduk di bangkunya, dia mengambil secarik kertas putih. Semua alat tulis dan alat pewarna, Senja mulai menggoreskan kertas putih dengan pena hitam. Senja suka menggambar, banyak sekali gambaran indah di rumahnya. Dan tidak ada yang pernah tahu bahwa Senja punya tempat untuk menyimpan semua gambar-gambar nya.

Senja telah selesai menggambar, dia menggulung kertas tersebut dengan pita hitam. Senja kembali pergi dari kelas, Teman-teman Senja yang baru saja sampai, melihat Senja heran. Karena Senja sedaritadi tersenyum. Dan sama sekali tidak melihat mereka.

Senja berjalan dengan langkah yang sedikit cepat, dia ingin cepat sampai ditempat tujuannya. Senja masuk kedalam kelas XII IPA 2. Senja tidak peduli kepada para siswa-siswi kelas yang menatapnya bingung, karena masuk tanpa permisi. Ia memasukan kertas tersebut kedalam tas Angkasa. Senja sudah tahu bahwa itu adalah tas Angkasa, karena Senja sudah pernah melihatnya beberapa kali. padahal ia ingin memberi langsung kertas ini kepada Angkasa, tapi sayang nya Angkasa tidak ada dikelas.

"Ehhh Senja! Nyari Angkasa?!" Pandu yang ingin masuk ke kelas, dan papasan didepan pintu kelas.

"Eh iya, Angkasa kemana Ndu?" tanya Senja.

"Ada di gudang, kita sekarang nongkrong-nongkrongnya disana. Lo kesana aja," jawab Pandu.

"Gudang dimana?" tanya Senja lagi, Senja juga sudah mengerti, mereka pasti melakukan sesuatu yang tidak benar.

"Gudang dideket kelas sepuluh IPS lima," jawab Pandu.

Senja tersenyum lalu mencubit pipi Pandu yang lumayan tembam itu. "Terima kasih Pandu!" katanya.

Pandu memegang pipinya. Tidak menyangka ada seorang cewek yang mencubit pipinya selain Ibu-nya. Dia merasa bangga sekarang jadi seorang laki-laki.

Senja berlari lebih keras untuk sampai di gudang yang dimaksud Pandu. Jaraknya lumayan jauh dari kelas Angkasa. Tapi dekat dengan kelas Senja, dari kelas Senja mungkin hanya melewati beberapa kelas.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang