57. Terluka

9.5K 367 12
                                    


"Aku mencintaimu. Tidak mau kehilanganmu untuk yang kedua kalinya. Tapi, aku hanya bisa berharap. Semesta sudah lebih dulu punya kenyataan."

***

Senja keluar dari dalam supermarket. Cewek itu habis membeli beberapa camilan.

"Udah semua?" tanya Vero. Lalu Senja hanya mengangguk. "Yaudah yuk!"

Senja dan Vero masuk kedalam mobil. Tapi mata Senja memicing, melihat cewek yang sedang berjalan dan fokus pada handphonenya. Sedangkan dari arah sana mobil melaju sangat cepat. Senja melempar belanjaannya asal lalu dengan cepat dia berlari kearah sana.

"Senja!" panggil Vero yang kaget melihat Senja langsung berlari.

Senja mendorong perempuan tersebut hingga jatuh. Sedangkan Senja juga ikut terjatuh disana.

Perempuan itu membersihkan dirinya. "Eh maksud lo apaansih?"

Senja juga ikut bangun. Menatap Debbi yang sedang melihatnya dengan tatapan benci. "Aku nolongin kamu Deb! Hampir kamu tertabrak mobil," ujar Senja pada Debbi.

Debbi melihat sekeliling. Semuanya menatapnya seakan dia adalah perempuan tidak tahu terima kasih, Debbi yang sudah ditolong malah marah-marah. "Gausah sok baik deh lo," Debbi menurunkan suaranya.

"Sok baik gimana? Kalo tadi aku tidak ada. Mungkin kamu sudah tertabrak Deb, aku tidak butuh terima kasih. Hanya saja kamu jangan menyalahkan aku!"

Debbi memutar bola matanya. "Gue juga gabakal bilang makasih sama lo,"

Debbi pergi dari hadapan Senja dengan tatapan yang sangat sinis. Senja hanya bisa menggeleng, memangnya hati dia terbuat dari apa?

Vero berhenti didepan Senja. Raut wajahnya nampak khawatir. "Kamu gapapa kan?" tanya Vero.

Senja menggeleng, "Nggak papa Ka, yuk pulang!"

****

Senja berjalan dilorong-lorong kelas yang masih sepi. Seperti biasanya, Senja berangkat ke sekolah memang sangat pagi-pagi sekali. Senja masuk kedalam kelasnya. Disana ternyata sudah ada kedua orang temannya.

"Tumben kalian udah berangkat." Senja duduk disamping Farah.

Farah menatap Senja. "Kita bukan tumben. Tapi mau memperbaiki diri aja, biar kita jadi murid pinter kaya lo yang selalu dateng pagi."

"Kalo mau pinter mah bukan karena dateng pagi! Tapi belajar."

"Tau nih si Farah, lagian gue juga masih ngantuk. Bayangin aja Ja, dia jam tiga pagi udah nelponin gue suruh siap-siap sekolah." Mega yang ada ditempatnya sedang menguap. Terlihat sangat mengantuk sekali.

Senja menggeleng sambil terkekeh. "Memangnya kalian berangkat pagi ngapain aja?" tanya Senja.

"Nih cuma main handphone," balas Farah.

"Gimana mau pintar? Kalo mau pintar, berangkat pagi. Ya kalian pagi-pagi itu baca-baca buku." ujar Senja.

"Oh gitu ya, Ja." Farah menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

****

Pagi ini suasana kelas 12 IPA 2 sangat ramai. Ya, karena kembalinya beberapa cowok yang sering membuat rusuh didalam kelas. Siapa lagi jika bukan Pandu, Herdi, dan Fadli. Sedangkan Angkasa dan Rafi hanya bisa melihat kelakuan mereka. Dari ujung ke ujunh kelas. Tentu saja ada keributan yang mereka perbuat.

Didepan kelas ada Pandu yang sedang bermain tebak-tebakan dengan yang lain. Cowok itu didepan memberikan pertanyaan. Dan yang lain menjawab nya. Seketika gelak tawa terdengar dari mereka. Memang Pandu paling jago soal tebak-tebakan. Lihat saja, banyak sekali yang berminat mendengarkan dan menjawab tebak-tebakan dari Pandu.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang