"Darby! No!"Gua berlari ke arah Darby dan melempar semua barangnya yang ada di atas kasur sebelum dia ngelakuin hal gila.
"JAE!!! WHYYYY?!!"
Darby menjerit dan menangis sekencang-kencangnya. Gua menarik dia dari kasur dan memeluk dia erat-erat, lalu dia memukul dada gua berkali-kali.
"By, i love you, i love you, i love you. Don't ever leave me. I love you, By." Kata gua sambil mengeratkan pelukan gua.
Darby masih menjerit dan berusaha memberontak. Tapi, dengan sekuat tenaga gua, gua tetep nahan dia dan meluk dia.
"Jae, lepasin!" Katanya.
"No." Tolak gua, lalu menciumin pucuk kepala Darby berkali-kali.
Darby pun keliatan kelelahan karna menangis kencang-kencang dan memberontak berkali-kali. Dia menempelkan kepalanya di dada gua.
Gua menangkup wajah Darby dan melihat dirinya yang bener-bener berantakan. Gua mengahpus air matanya dan merapihkan rambutnya. Gua menatap matanya dalam-dalam.
"By, we love you." Kata gua.
"Kalo lu nggak mikirin gua, seenggaknya lu pikirin mama lu sama adik kembar lu. Lu tau kan sedikit lagi mama lu bakalan bahagia karna mama lu udah ketemu laki-laki yang pantes buat dia?" Kata gua.
Darby menatap gua, air matanya jatuh perlahan lagi. Gua menghapus air matanya, lalu gua mengecup keningnya dan memeluknya lagi.
"Hidup lu berarti banget, By. Lu berharga banget buat gua, By. Kalo lu pergi, gua yang bakal kehilangan arah." Kata gua.
Gua merasakan tangan Darby yang melingkar di pinggang gua, dia membalas pelukan gua dan menyenderkan kepalanya di dada gua.
"Lu nggak kotor, By. Lu belom telat, By." Kata gua.
Gua membawa Darby duduk di pinggir kasur dan gua memegang tangannya Darby. Dia melanjutkan tangisannya.
"Nangis aja, By."
Gua mengelus punggung Darby lalu membawa dia ke pelukan gua lagi. Gua nggak pernah ngerasa cukup buat meluk dia.
Gua mau ngasih dia ketenangan dan kenyamanan sekarang dan seterusnya. Setelah ini gua nggak bakal ngebiarin dia menjauh dari gua. Gua harus mastiin dia selalu ada di sekitar gua.
"By, gua nggak capek bilang kalo gua sayang banget sama lu. Kali ini gua nggak bisa ngelepas lu lagi." Kata gua.
Gua melepas pelukan gua dan berdiri di depan Darby. Gua memegang kedua tangannya dan mengelus punggung tangannya menggunakan ibu jari gua.
"Gua bakal selalu di samping lu." Kata gua.
Gua mengelus kepala Darby dan mengusap kedua pipinya Darby. Gua mencium keningnya dan memeluk Darby lagi, Darby pun membalas pelukan gua.
"Lu mau apa, By? Gua bakalan kasih semuanya buat lu, asalkan gua nggak menjauh dari lu." Kata gua.
"Gua nggak bisa, By. Gua nggak mau gagal ngejagain lu lagi, Darby. Gua nyesel nerima permintaan lu waktu itu." Lanjut gua.
Darby sama sekali nggak berkutik karna dia masih sibuk menangis di dada gua. Gua memejamkan mata gua dan merasakan pelukan dari Darby.
"J-Jae?"
"Ya?"
Gua melepas pelukan gua dan menangkup wajah Darby. Darby sedang mengatur nafasnya dan berusaha buat membuka suara.
"Jangan kasih tau siapa-siapa soal semalem. Gua malu banget, Jaehyun." Kata Darby disertai tangisannya, lalu Darby memeluk gua.
"C-cuma lu yang tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Unspoken ; Jung Jaehyun
أدب الهواة𝒖𝒏·𝒔𝒑𝒐·𝒌𝒆𝒏 /ˌə𝒏ˈ𝒔𝒑ō𝒌ə𝒏/ (𝘢𝘥𝘫.) 𝘯𝘰𝘵 𝘦𝘹𝘱𝘳𝘦𝘴𝘴𝘦𝘥 𝘪𝘯 𝘴𝘱𝘦𝘦𝘤𝘩; 𝘵𝘢𝘤𝘪𝘵. • • • Warn! - kata kasar! - typo bertebaran.