55.

1.1K 115 8
                                    


"Jadinya mau pindah?"

Gua mengambil beberapa makanan ringan dan menaruhnya ke dalam trolley, lalu gua mendorong trolley tersebut sambil melihat-lihat apa yang gua butuhkan lagi.

"Jadi kok, Der." Jawab gua.

Hendery memasukan semua makanan yang ada di tiap rak ke dalam trolley tanpa melihat apa yang diambilnya.

"Der! Macem-macem lu." Kata gua sambil mencubit pinggangnya, dia hanya tertawa. Gua pikir dia bakal berhenti ngambil makanan dengan asal-asalan. Tapi, ternyata dia masih ngelanjutin aksinya.

"Nanti penuh trolleynya."

Hendery malah menjulurkan lidahnya ke arah gua. Gua buru-buru berlari ke arah dia dan mencubit lengan calon adik gua ini.

"Aw! Aw! Sakit!"

Gua melepaskan cubitan gua dan kembali berjalan untuk mengambil trolley gua. Hendery berdiri di sebelah gua dan mengikuti gua mendorong trolley bersama gua.

"Ih! Geser ih." Kata gua sambil menyenggol Hendery, lalu dibalas lagi sama Hendery.

Makin ke sini, Hendery semakin keliatan nyebelinnya. Gua semakin deket sama dia dan juga gua udah bener-bener ngerasa kalo dia itu ade gua sendiri. Sama kayak Jeno sama Jaemin.

"By, pindah rumah ke deket rumah gua aja." Kata Hendery.

"Jih, bilang ke Liv tuh." Kata gua.

Gua berhenti mendorong trolley dan membiarkan Hendery yang mendorongnya sampai ke kasir. Gua meringis ngeliat trolley yang penuh dengan cemilan dan sebenernya nggak ada barang yang bener-bener dibutuhkan.

Gua membuka dompet gua dan memberi kartu gua ke Hendery, lalu Hendery pun ngambil kartu gua. Setelah semua barang udah dimasukan ke dalam plastik, gua pun membayar semuanya.

"Haechan minggu ini nginep di rumah. Lu nginep juga dong di rumah gua." Kata Hendery sambil memasukan kantong-kantong plastik berisi cemilan ke dalam trolley.

"Gua suruh dia ajak kembar juga biar rumah gua makin rame." Kata Hendery.

"Yaudah. Weekend berarti, kan?" Tanya gua, Hendery mengangguk. Weekend, artinya dua hari lagi.

Gua sama Hendery keluar dari supermarket sambil membawa trolley sampai di parkiran. Gua ngebantu Hendery masukin barang-barang ke dalam mobilnya.

"Gua aja kali. Lu masuk ke dalem mobil aja." Kata Hendery.

Dia ngomong begitu setelah tersisa satu kantong plastik di dalam trolley. Gua pun ninggalin dia dan masuk ke dalam mobil. Gua mendengar dia menutup bagasi, lalu langsung duduk di bangku supir.

Hendery mengendarai mobilnya keluar dari supermarket menuju ke rumahnya. Kalo inget Hendery tinggal sendiri, gua rasa harusnya gua sering main ke rumahnya deh.

"Haechan kuliah di mana?" Tanya gua.

"Mana gua tau. Gua aja nggak yakin dia punya tujuan buat kuliah ke mana." Kata Hendery.

"Jih, nggak bener lu jadi kakak. Ajarin adenya yang bener dong. Bantu dia cari jurusan yang dia mau." Kata gua.

Hendery mendecih, "Dia cuma mau leha-leha. Waktu itu gua suruh dia langsung nikah sama tante-tante kaya aja gara-gara gua kesel." Kata Hendery.

Tak!

Gua memukul kepala Hendery pelan setelah tau kalo Hendery nggak bisa ngasih saran yang baik buat adiknya.

"Bener-bener nggak bener lu." Kata gua.

"Hah? Gimana?" Tanya Hendery.

Gua cuma diam, nggak menanggapi pertanyaan Hendery. Gua mengambil struk belanja gua tadi dan ngeliat total belanjaannya.

✔️Unspoken ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang