Adi Sujipto International Airport Yogyakarta.
Sambil menyeret sebuah koper hitam, Aldino berjalan berdampingan dengan Salsha menyusuri terminal kedatangan bandara. Pesawat yang mereka tumpangi dari Jakarta baru saja mendarat sekitar lima belas menit yang lalu. Wajah ganteng Aldino tampak pucat dan sedikit membiru di bagian bibir, keringat membasahi permukaan wajahnya, juga kepala yang terasa begitu berat serta pening. Dia tahu dirinya memang merasa kurang sehat akhir-akhir ini. Bahkan Aldino tidak tidur hampir setiap malam karena memikirkan Vivian.
Sedangkan gadis di sampingnya sibuk berbicara dengan ponsel, entah siapa yang sedang ia hubungi sekarang. "Iya... Kita sudah sampai di Jogja. Tolong segera disiapkan kamar hotel yang sudah saya pesan. Dua kamar," Salsha masih sibuk berbicara dengan seseorang di seberang sana.
"Okay, thanks." Salsha memutus sambungan telepon kemudian memasukkan ponselnya ke dalam tas.
Cewek cantik itu menoleh ke samping kanannya seraya tersenyum lebar, tetapi apa yang sedang ia cari malah tidak ketemu. Aldino yang tadinya berjalan berdampingan dengannya kini malah menghilang. Salsha menoleh ke belakang dan senyuman manis yang tadinya terukir begitu indah langsung memudar dalam sekejap kala menyaksikan suaminya yang sekarang terkulai lemah tak berdaya di atas lantai bandara. Kedua bola mata Salsha melotot kaget, tubuhnya berubah menjadi dingin, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"ALDINO!!" Secepat kilat Salsha berlari kencang menghampiri tubuh tak berdaya Aldino, membuat dirinya langsung menjadi perhatian seluruh penghuni bandara.
Salsha mengguncang kuat tubuh suaminya, mencoba membangunkan lelaki itu. Namun, usahanya sia-sia. Aldino tetap bergeming seperti awal dan tak memberi respon sedikit pun. Panik, Salsha langsung menyentuh wajah pucat Aldino yang ternyata sudah terasa panas. Salsha cukup yakin jika keadaan Aldino sekarang pasti disebabkan oleh serangan penyakit yang suaminya derita selama ini, Anemia.
"AL, BANGUN! SAYANG, AYO BANGUN!!!" Air mata Salsha lantas terjatuh begitu saja, dia sungguh tidak sanggup melihat Aldino dalam kondisi seperti ini. Aldino yang gagah dan kuat, sekarang tengah tergeletak lemah tak berdaya seperti saat ini.
Salsha lagi-lagi mengguncang tubuh Aldino dan kian histeris, tak peduli lagi dengan tatapan orang-orang pada dirinya. "AL, BANGUN! AKU MOHON!!!"
Semua orang jadi ikut panik menyaksikan kejadian tak terduga itu. Sampai akhirnya, dua orang petugas bandara berlarian menghampiri Salsha dan Aldino sambil membawa beberapa alat medis. Salsha segera menjauhkan tubuhnya, membiarkan para petugas bandara menangani Aldino. Beberapa saat kemudian, perlahan tubuh Aldino diangkat menuju brankar dorong. Dengan gerakan cepat, dua orang petugas bandara itu mendorong brankar tersebut menuju pintu keluar.
Salsha pun segera bangkit kemudian ikut berlari kencang mengikuti brankar dorong yang membawa Aldino. "Al, aku mohon kamu bertahan..." lirih Salsha sambil mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti mengalir deras.
* * *
Vivian menoreh kalimat demi kalimat di atas selembar kertas kosong yang membentuk banyaknya deretan kata-kata puitis yang bila dibaca malah menyesakkan hati. Namun, hati Vivian sedikit merasa lega ketika mencurahkan segala isi hatinya di atas kertas putih ini. Kalimat ini seakan menggambarkan rasa sakit, luka, dan kehancuran dalam dirinya yang kemudian dipindahkan di atas kertas. Dan hal ini dilakukan Vivian hampir setiap malam. Biasanya sebelum ia tidur, Vivian akan duduk di dekat jendela kamar, mengambil kertas dan bolpen, lalu menuliskan perasaannya di atas kertas tersebut sambil meresapi kesendiriannya.
Baru tadi sore Vivian mendapat pesan yang begitu banyak dari Aldino. Vivian tidak bisa mengontrol emosinya, ia tak sanggup untuk tidak menangis. Semakin hari bayangan Aldino terasa semakin nyata di benaknya dan rasanya sesulit itu untuk melupakan seseorang yang berharga seperti Aldino.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Third Person ✔
RomanceVivian pasti sudah gila! Tidak mungkin dia mencintai atasannya yang sudah beristri. Bekerja sebagai sekretaris seorang CEO super ganteng dan beribawa seperti Aldino Wilfred adalah posisi yang paling diidamkan oleh seluruh kaum hawa. Namun ternyata...