Extra Part 1

2.2K 63 5
                                    


🌸🌸🌸🌸🌸



Ezard's POV:

"Siapa dia?"

"Yang mana?"

"Wanita yang memakai dress merah."

"Oh, itu. Simpananku. Mau kuperkenalkan?" Entengku sambil mencomot ice cream coklat milik Naima dengan telunjuk dan menjilatinya.

"Tidak, langsung derek saja dan buang ke kandang babi."

Aku terkekeh, sedang Naima memasang wajah cemberut. Lagi pula aku tidak sempat menghafal wajah dan nama semua penduduk bumi ini. Pertanyaan Naima ada-ada saja.

"Kau ini aneh, Nai."

"Siapa yang tahu kalau ternyata kau menghafal semua nama wanita cantik di dalam kepalamu."

"Terserah kau saja."

"Terserah berarti kau setuju."

"Ya terserah kau saja."

"Bajingan."

"Aku memang bajingan."

"Kau pikir ini lucu?"

"Sangaaaattt lucu," kataku menatapnya tajam. Kemudian dilanjutkan dengan tawa sinis yang begitu menyebalkannya dimata Naima. Ia selalu membenci tawa yang satu itu.

"Kau jahat!"

"Aku memang jahat, Nai. Dimatamu."

"Aku ingin pulang."

"Kita baru sampai."

"Kakiku sakit."

"Itu deritamu."

"Ezard! Kau kenapa?"

"Aku? Baik dan masih sangat baik."

"Tapi kakiku sakit. Aku ingin kita pulang. Sekarang."

"Aku tidak mau. Kau pulang saja. Sendiri."

"Demi Tuhan aku akan menjualmu!"

"Aku setuju."

"Ezard!"

"Iya, Nai."

Oke-oke. Sekarang dia pasti ingin mencakar-cakar wajahku. Tapi ya sudalah. Aku sangat lelah sekarang. Naima sungguh tidak mau tau menahu tentangku. Aku baru pulang kantor dan dia langsung memaksaku untuk berkencan di tepi pantai sampai malam. Aku bahkan belum sempat berganti pakaian, masih dengan setelan jas formal sialan.

Meskipun ia kesal dan kelihatan ingin mencabik wajahku, ia masih tetap berusaha agar kencan tanpa persiapan ini tetap berjalan dengan lancar.

"Tolong pesankan minuman kelapa dua dan nasi goreng full toping ya."

"Kau saja, Nai. Aku lelah."

Season With You || Lee Jeno [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang