5. Naima Rosdiana

2.2K 181 0
                                    


Dan jika kamu menemukan cerita ini setelah aku selesai menulis semu bah, aku harap kamu tetap meninggalkan jejak dengan vote dan komen yang hangat.

Ilopyou💚

⁠۝ ⁠۝ ͒⁠۝ 



Dua minggu sudah berlalu.

Hari ini, adalah hari dimana aku membersihkan kolong tempat tidur sialan yang tidak berguna ini.

Menjalani hidup sebagai istri Ezard Wattson benar-benar keras ternyata. Agaknya lelaki itu diambang kebangkrutan sehingga tanpa dosa dengan seenaknya menyuruhku membersihkan setiap sudut yang ada di ruangan ini. Jangan lupa, selama dua minggu terakhir, ia juga memecat beberapa pembantu yang biasanya membersihkan segala sudut rumah ini.

Oh! Hidup benar-benar tidak mudah! Melarikan diri dari kenyataan dan menikah dengan lelaki kaya ternyata tidak menjanjikan apapun. Itu sama sekali tidak membantu.

Aku lelah dan lebih suka berbaring saja saat ini. Tanpa peduli dengan daftar pekerjaan yang diberikan Ezard pagi ini. Aku dengan hati bahagia langsung membenamkan diri di atas kasur. Lagi pula lelaki itu juga sudah pergi ke kantor beberapa menit yang lalu, tidak mungkin kembali dalam hitungan detik.

Seketika, ingatanku melayang pada kejadian beberapa tahun silam. Rumah seperti ini, beberapa pelayan, satpam, atau bahkan aset-aset mewah lainnya pernah dimiliki keluargaku. Bahkan rumahku dahulu bisa dikatakan lebih mewah dari rumah ini.

Aku, Ibu, ayah dan kedua adikku sangat bahagia saat itu. Aku tidak kekurangan apapun. Ayah adalah ayah yang hebat untukku dan kedua adikku. Aku sangat tahu kalau ia begitu mencintai semua anaknya. Sedang ibu juga terlihat sangat bersinar.

Hingga waktu membalikkan keadaan. Kehidupan yang tadinya berjalan sangat tenang dan bahagia, berubah dalam satu kedipan mata menjadi tragedi paling panjang untuk semua anggota keluarga. Kesedihan yang mungkin akan tersimpan lama di ingatan.

Selain menawarkan keindahan, hidup juga menawarkan malapetaka. Aku yang tadinya diantar jemput oleh supir ke sekolah, sekarang harus merangkak dan menjadi tulang punggung kedua adikku.

Ayah, tiga hari sebelum media dan kepolisian berhasil membongkar kasus korupsinya, ia memilih melarikan diri dengan meminum puluhan pill hingga dilarikan ke rumah sakit dan tidak bisa diselamatkan.

Aku tidak pernah menyangka, bahwa bertahun-tahun aku hidup dengan uang sialan yang ayah curi dari negerinya sendiri. Ia meninggalkan aku dan dua adikku dengan kehormatan dan harga diri yang sudah hanyut di genangan. Terlempar ke jalanan dan tinggal di rumah susun tak pernah terlintas di pikiranku. Sejak itu, pandanganku pada ayah mulai berubah.

Sementara Ibu yang sakit-sakitan dan memilih menyusul ayah. Tidak terima atas kepergian ayah dan menolak fakta bahwa suami yang dibanggakannya ternyata seorang lelaki yang jahat. Sangat jahat malah.

Aku akui, bahwa waktu memang berkuasa untuk memutar keadaan. Bahkan tanpa memberikan aba-aba terlebih dahulu ia langsung menarik segala hal yang kupunya.

Meski aku tidak pernah menangisi hidup ini dengan sangat keras dan berteriak mengutuk Tuhan, akan tetapi sakitnya masih sama saat pertama kali aku mengalami tragedi ini.

Tragedi yang membuatku harus menulis surat lamaran kerja hingga surat lamaran itu berakhir di tong sampah. Tragedi ini juga yang membawaku pada Ezard. Lelaki yang dalam dua minggu terakhir memperlakukanku dengan sangat buruk. 

"Otakmu bekerja sangat lamban!" seru Ezard membuyarkan lamunanku.  Lelaki itu tiba-tiba muncul. Sepertinya dugaannku benar-benar salah.

Ezard berdiri menunduk memperhatikan diriku yang tidur di atas kasurnya. Lelaki yang sudah menjadi suamiku dua minggu terakhir. Ia lelaki tampan yang terlihat sangat mapan. Jika dilihat sekilas tampak begitu sempurna, pembawaannya yang tenang, matanya yang berkilau, tetapi setelah kau mengenalnya mungkin kau akan menaruh namanya di daftar orang-orang yang berharap tidak akan pernah kau temui.

Ezard berjalan mendekat dan menggenggam tanganku, menarik tubuhku asal, tanpa peduli nyawaku sudah terkumpul atau belum. Dengan langkah pasti ia membuka salah satu lemari di ruangan ini. Aku yang tadinya sudah senang berbaring di kasur kini berakhir di depan lemari yang sudah kulihat ratusan kali selama sehari.

Season With You || Lee Jeno [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang