Part 24

2K 253 19
                                    

Tiffany terdiam mendengar ucapan Joy, menatap wajah gadis di hadapannya yang tampak pucat. Entah apa yang terjadi dengan putri ketiga sahabatnya itu. Joy terlihat berbeda dari tiga bulan yang lalu.

Joy berjalan menyusuri setiap sudut rumah keluarga Hwang. Tak peduli dirinya akan di cap sebagai anak tak punya sopan santun. Bahkan teriakan dari sang kakak yang menyuruhnya agar tidak berjalan terburu-buru tak ia hiraukan. Tujuannya saat ini hanya satu, bertemu Yeri. Langkah Joy terhenti saat melihat Yeri duduk di bangku pinggir kolam renang bersama Lisa dan Chaeyoung. Mereka tampak sedang bersenda gurau. Joy mengatur nafasnya yang mulai memburu, menyusuri rumah keluarga Hwang sedikit membuatnya lelah.

"Ye..ri." panggil Joy.

Yeri langsung menoleh ke arah sumber suara. Begitupun Lisa dan Chaeyoung. Kedatangan Joy membuat mereka terkejut. Joy datang di ikuti Seulgi dan Wendy di belakangnya. Tiffany, Jisoo dan Jennie juga datang menyusul. Yeri beranjak dari duduknya. Menatap kakak ketiganya yang sejujurnya sangat ia rindukan.

Joy melangkah perlahan dan langsung menubruk tubuh adik kandungnya. Memeluknya erat seakan tak ingin lepas. Setelah sekian lama dirinya menunggu, akhirnya ia bisa langsung memeluk tubuh Yeri.

Yeri membeku saat untuk pertama kalinya tubuhnya di dekap oleh kakak kandungnya. Yeri tidak membalas, juga tidak menolak dekapan Joy. Dapat Yeri rasakan baju belakangnya basah. Yeri menebak jika Joy menangis.

"Maafkan aku. Aku mohon maafkan aku." ucap Joy lirih di tengah tangisnya. Joy tidak peduli jika Yeri tidak membalas pelukannya. Ia tetap memeluk Yeri erat.

Mereka yang disana hanya terdiam menatap pemandangan di hadapannya. Tiffany sebenarnya tidak tega melihat keluarga Joy yang terus berusaha untuk mendapat maaf dari Yeri. Namun dirinya juga tidak bisa menyalahkan Yeri. Bagaimana pun Yeri adalah korban.

Saat Joy datang, Yeri dapat melihat ada yang berbeda dengan kakak ketiganya itu. Wajah Joy terlihat pucat. Bahkan tubuh kakaknya terlihat kurus di bandingkan saat terakhir mereka bertemu.

"Maaf karna sudah menjadi kakak yang buruk untukmu." Joy terisak. Menyadari betapa buruknya perlakuan dirinya terhadap Yeri. Hingga ia harus hidup dengan penyesalan dan rasa bersalah yang begitu besar pada Yeri.

"Aku mohon kembalilah. Kami semua menunggumu Yerim." ucap Joy lirih. Nafasnya mulai naik turun. Rasa nyeri mulai Joy rasakan di dada sebelah kirinya. Joy berusaha menahan rasa sakit itu. Ia ingin lebih lama di posisi ini dengan Yeri.

Akhh

Yeri merintih saat dirinya kembali merasakan sakit di kepalanya. Joy yang mendengar rintihan Yeri perlahan mengendurkan dekapannya.

Sakit kepala itu semakin menjadi hingga Yeri tak mampu menopang beban tubuhnya.

"Yeri." lirih Joy.

Tubuh Joy luruh ke bawah menahan beban tubuh Yeri. Joy tentu terkejut melihat Yeri seperti kesakitan.

"Yeri!"

Lisa yang sedari tadi menyadari ada yang tidak beres dengan Yeri sontak langsung mendekati Yeri.

"Yeri, kau dengar aku." ucap Lisa panik. Ia langsung mengambil alih tubuh Yeri dari dekapan Joy. Menepuk pelan pipi adik angkatnya.

Mereka yang di sana ikut mendekati Yeri dan Joy.
"Sayang, jangan tutup matamu." Tiffany berucap sambil menahan air matanya yang akan jatuh. Melihat Yeri yang terus merintih dengan memegangi kepalanya.

Joy membeku menatap apa yang terjadi di hadapannya. Yeri tak merespon panggilan orang-orang di sekitarnya. Membuat semua orang panik, termasuk Joy. Dunia Joy serasa berputar ketika melihat tubuh tak berdaya adiknya itu terangkat untuk segera di bawa ke rumah sakit.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang