Di kediaman Hwang, terlihat lima gadis sedang berdiri di balkon kamar sulung Hwang. Jisoo, Jennie, Chaeyoung, Lisa dan Yeri. Mereka berdiri menatap pamandangan langit malam. Sesekali mereka saling melempar canda tawa.
"Ku rasa dia menyukaimu Kak. Buktinya dia nekat datang kemari hanya untuk menemuimu." ucap Jennie.
Saat ini Jisoo sedang menjadi topik pembicaraan adik-adiknya. Hal itu tentu membuat dirinya kesal. Pasalnya adik-adik Jisoo membicarakan perihal dirinya yang sedang dekat dengan seorang laki-laki.
"Waaa kau benar-benar akan berpacaran dengannya kak?" ucap Lisa tak kalah menyebalkan bagi Jisoo.
"Diamlah, aku sedang tidak ingin berpacaran dengan siapapun." jawab Jisoo.
"Benarkah? Aku pernah tak sengaja membaca isi pesan di ponselmu. Dia memanggilmu dengan sebutan Chu... aww.."
Lisa mengusap keningnya yang baru saja di hadiahi sentilan keras dari Jisoo.
"Jika masih kurang, aku akan memberimu yang lebih dari ini." ucap Jisoo yang membuat Lisa tak berani melanjutkan ucapannya lagi.
Jennie, Chaeyoung dan Yeri hanya tertawa melihat dua saudari mereka. Terlebih Lisa yang terlihat tak berkutik setelah mendapat amukan kakak sulungnya.
"Ku dengar, besok Joy akan menjalani operasi transplantasi jantung."
Yeri menoleh ke arah Jennie. Ia mengangguk menjawab tanya kakak angkatnya.
"Apa kau tau siapa pendonornya?"
Yeri terdiam. Sebelum akhirnya menjawab.
"M-mom-my bi-bi-lang, di-dia pa-pa-sien ya-yang t-tak me-me-mi-li-ki ha-ha-ra-pan la-la-gi."
Jennie hanya mengangguk. Hanya orang yang berhati mulia yang bersedia mendonorkan jantungnya untuk orang lain.
"Apa kau senang kakakmu akan sembuh?"
Sebenarnya Jennie tau jawabannya. Melihat bagaimana tanggapan Yeri saat tau Joy sudah mendapat donor jantung yang cocok.
Yeri menatap Jennie yang juga sedang menatapnya. Yeri dapat menangkap maksud dari pertanyaan kakak angkatnya. Bukan itu yang Jennie maksud, melainkan kakaknya itu seperti sedang menanti jawaban yang lain.
Tentu saja Yeri sangat bahagia karna Joy tak akan kesakitan lagi. Yeri teringat pembicaraannya dengan Joy melalui sambungan telpon kemarin.
'Saat aku sembuh nanti, maukah kau kembali pulang?'
"K-kak."
Yeri menatap satu persatu kakak angkatya. Mereka semua menatap ke arah Yeri.
"Bo-bo-leh-kah a-a-ku ke-kem-ba-li be-ber-sa-ma me-me-re-ka?"
Jennie merasa matanya memanas. Ia mengalihkan perhatiannya ke arah lain. Entah mengapa hatinya terasa sesak. Lisa, gadis itu lebih dulu mengambil langkah, berjalan meninggalkan ke empat saudarinya yang lain. Chaeyoung hanya diam, tatapannya beralih menatap ke depan.
Entah apa yang ada di pikiran ke empat gadis Hwang itu. Mendengar permintaan Yeri yang membuat hati mereka seakan teremas. Berat bagi mereka untuk menyetujuinya. Jennie berlalu tanpa sepatah kata apapun, menyusul Lisa yang sudah lebih dulu pergi.
Yeri menunduk, ia meremas kedua tangannya. Melihat respon ke empat kakaknya, Yeri menduga jika dirinya sudah membuat mereka marah.
Chaeyoung menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Yeri. Chaeyoung merangkul Yeri dari samping. Hal itu membuat Yeri mendongak.
"Kau berhak memilih ingin bersama siapa saja. Tapi percayalah, kedua saudariku dan aku sudah terbiasa dengan kau di keluarga ini." ucap Chaeyoung lalu pergi menuju kamarnya. Menyisakan Yeri dengan Jisoo yang masih betah diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
FanfictionTentang janji yang pernah terucap. Namun tak satupun dari mereka menepatinya. "Bukankah sudah ku bilang, jadilah seperti saudaramu yang lain, yang bisa membanggakan keluarga." Kim Joohyun. "Lupakan ucapan ku yang dulu, aku menyesal pernah mengataka...