Part 30

1.7K 237 14
                                    

Lisa berjalan mondar-mandir di depan kamar Yeri. Sesekali ia menggigit kuku-kuku jari tangannya karna gugup. Dirinya hanya perlu masuk ke kamar Yeri dan meminta maaf, tapi rasanya ia tak memiliki keberanian untuk melakukan itu. Takut jika Yeri marah dan akan mengusirnya dari kamar. Meski sebenarnya hal itu mustahil akan terjadi.

Klekk

Lisa tersentak saat tiba-tiba pintu itu terbuka, menampilkan Yeri yang juga sama terkejutnya. Yeri menatap penuh tanya pada Lisa, apa yang di lakukan saudari angkatnya itu di depan pintu kamarnya. Mendadak Lisa gugup saat bertatapan dengan Yeri.

Lisa menatap Yeri yang sudah berganti pakaian, sepertinya Yeri akan keluar.

"Kau... akan pergi?"

Yeri tidak menjawab. Dirinya masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Lisa. Gadis itu terlihat sangat dingin beberapa hari ini, bahkan tadi dia sempat membentak Yeri. Tapi sekarang Yeri sudah tak melihat wajah datar dan dingin pada Lisa.

'Jika kau seperti ini, maka kita akan benar-benar kehilangan Yeri'

Lisa membulatkan matanya saat tiba-tiba ucapan Jennie terngiang di telingannya. Lisa langsung memegang lengan Yeri, menahan adik angkatnya agar tidak pergi dari rumah.

"Aku mohon maafkan aku. Aku tau aku salah, tapi tolong jangan pergi dari sini Yeri." ucap Lisa terdengar cemas, khawatir jika Yeri akan pergi meninggalkannya.

Yeri melongo mendengar ucapan Lisa. Ia tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan saudari angkatnya itu.

Melihat tak ada respon dari Yeri membuat Lisa menangis bak anak ayam yang kehilangan indknya. Dalam tangisnya ia terus memohon maaf pada Yeri dan meminta Yeri untuk tetap tinggal bersamanya.

Yeri melepas tangan Lisa dari lengannya. Dan hal itu langsung membuat Lisa semakin menangis kencang. Lisa mengira jika Yeri tak mengindahkan ucapannya.

Yeri yang melihat itu pun mendadak panik, ia tidak mengerti mengapa Lisa seperti ini. Di tambah sekarang suara tangisan Lisa begitu menggema di penjuru rumah Hwang.

"H-hey a-a-da a-a-pa de-de-ngan-mu?" Yeri semakin panik saat tangisan Lisa tak kunjung reda. Bahkan kedua orang tua serta kakaknya sampai datang menghampiri mereka.

"Yeri ada apa? Lisa, mengapa kau menangis?" tanya Tiffany yang kini sudah berdiri di dekat Lisa dan Yeri.

Yeri menggelengkan kepalanya. Dirinya memang tidak tau apa-apa.

"Woahhh Yeri, kau membuatnya menangis?"
Suara Jisoo terdengar di buat-buat, dirinya sedang menggoda Yeri. Hal itu tentu membuat Yeri mendelik ke arah Jisoo.

"M-ma, ti-ti-ba-ti-ba sa-sa-ja di-dia me-me-na-ngis." ucap Yeri menjelaskan.

Kedua tangan Tiffany sibuk mengusap air mata yang mengalir di pipi Lisa.

"La-la-gi pu-pu-la di-dia bi-bi-lang a-a-ku a-a-kan pe-per-gi. Me-me-mang-nya a-a-ku pe-per-gi ke-ke-mana? A-a-ku ha-ha-nya ke-ke-lu-ar u-un-tuk me-men-ca-ri-mu."

Lisa menghentikan tangisnya setelah mendengar ucapan Yeri. Mengusap kasar ingus yang keluar dari hidungnya.

"Iyyuhhh Lisa, kau jorok sekali." ucap Rose yang tidak tahan melihat adiknya.

"Be..benarkah? Kau tidak akan pergi kemanapun?" tanya Lisa memastikan dan mendapat anggukan polos dari Yeri. Tanpa aba-aba Lisa langsung memeluk tubuh Yeri, membuat orang-orang disana memutar bola matanya malas. Lisa dalam mode manja saat ini.

"Kau ini, membuat heboh satu rumah saja." ucap gadis bermata kucing dengan kesal. Namun Lisa tak memperdulikan itu. Yang terpenting baginya sekarang, Yeri tidak akan meninggalkannya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang