Yeri menatap jalanan Ibukota dari balik kaca mobil. Dua hari yang lalu Yeri sudah di perbolehkan untuk pulang. Tentu hal itu membuat dirinya senang, terlalu lama berada di rumah sakit membuatnya bosan. Hari ini ia berencana untuk pergi ke rumah lamanya. Kemana lagi jika bukan rumah keluarga Kim. Sebelumnya Tiffany tidak memberi izin untuk Yeri keluar rumah, mengingat Yeri harus istirahat full di rumah. Namun Yeri berusaha memohon pada Papanya agar mengizinkannya. Karna menurut Yeri, Papa angkatnya itu pasti selalu menuruti keinginannya. Dan benar, Donghae mengizinkan tapi dengan syarat Yeri harus pergi di temani Junhoe.
Hubungan Yeri dengan keluarga kandungnya sudah membaik. Bahkan selama di rumah sakit, orang tua serta kakak kandungnya selalu datang menjenguknya. Yeri tidak memberi tahu keluarga kandungnya perihal dirinya akan datang.
"Nona, kita sudah sampai." ucap Junhoe setelah menghentikan mobilnya di depan rumah mewah keluarga Kim.
"A-a-ku a-a-kan ma-ma-suk. K-kau tu-tung-gu sa-sa-ja di-di-si-ni."
Junhoe mengangguk. Perlahan Yeri turun dari mobil, menatap rumah mewah yang penuh kenangan manis serta pahit di dalamnya. Rasanya sudah sangat lama ia tak menginjakkan kakinya di rumah itu. Tak ada yang berubah, semua masih sama seperti tarakhir ia tinggal di rumah itu.
Perlahan Yeri mengetuk pintu utama. Tak lama pintu itu terbuka, menampilkan seorang wanita yang sangat Yeri kenal. Wanita itu terkejut, melihat siapa yang saat ini berdiri di hadapannya. Yeri tersenyum lalu sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Kau..."
Sandara menutup mulutnya tak percaya."B-bi-bi Sa-san-da-ra." panggil Yeri.
Dara langsung mendekap tubuh Yeri erat. Gadis yang sudah sangat lama ia rindukan. Air mata Dara turun, selama ini ia tidak pernah berhenti memikirkan Yeri, mengkhawatirkan Yeri. Sandara, satu-satunya wanita yang begitu peduli pada Yeri saat semua orang membenci Yeri.
"Yeri, inikah kau?" ucap Dara di tengah tangisnya. Dapat Dara rasakan tangan Yeri juga membalas pelukannya tak kalah erat. Keduanya menangis, sama-sama melampiaskan kerinduan di hati masing-masing.
Dara melepas pelukannya, menangkupkan kedua tangannya di pipi Yeri. Tak menyangka jika ia akan kembali bertemu Yeri. Gadis itu sudah seperti anak kandungnya sendiri.
"Kemana saja selama ini. Bibi mencarimu."
Yeri menatap wajah wanita di hadapannya itu, terlihat jelas kesedihan di wajah wanita yang dulu merawatnya. Rasa bersalah muncul di hati Yeri, ia sudah membuat Bibi kesayangannya khawatir.
"Ma-ma-af."
Hanya itu yang bisa Yeri ucapkan.Dara menggelengkan kepalanya. Mengapa Yeri harus meminta maaf.
"Apa kau baik-baik saja di luar sana?"
Kini Dara dan Yeri tengah duduk di bangku halaman belakang rumah Kim. Dara belum tau perihal Yeri yang selama ini tinggal bersama keluarga Hwang.
Yeri menatap Dara yang duduk di sebelahnya, perlahan ia manarik nafas lalu di hembuskan. Ia mencoba memantabkan hatinya untuk mencerita0kan kehidupannya setelah keluar dari rumah Kim.
"A-a-ku di-di-a-dop-s-si o-o-rang."
Mulai dari ketidaksengajaannya bertemu dengan Jisoo. Hingga membawa dirinya masuk menjadi bagian dari keluarga Hwang. Dara tentu terkejut mendengar cerita Yeri. Ia tau siapa keluarga Hwang, mereka adalah sahabat dekat orang tua kandung Yeri. Sulit di percaya hal itu bisa terjadi.
"Me-me-re-ka sa-sa-ngat me-me-nya-ya-ngi-ku."
Dara bersyukur karna Yeri bertemu dengan orang-orang yang benar. Ia begitu mencemaskan Yeri, membayangkan Yeri kesulitan di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
FanfictionTentang janji yang pernah terucap. Namun tak satupun dari mereka menepatinya. "Bukankah sudah ku bilang, jadilah seperti saudaramu yang lain, yang bisa membanggakan keluarga." Kim Joohyun. "Lupakan ucapan ku yang dulu, aku menyesal pernah mengataka...